Banyuwangi Daftarkan Paten Indikasi Geografis Kopi Robusta
Pemkab Banyuwangi akan mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapat paten indikasi geografis.
Pendaftaran akan dilakukan ke Kementerian Hukum dan HAM pada pekan ini.
Banyuwangi Daftarkan Paten Indikasi Geografis Kopi Robusta
Pemkab Banyuwangi akan mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapat paten indikasi geografis. Pendaftaran akan dilakukan ke Kementerian Hukum dan HAM pada pekan ini. Indikasi geografis merupakan paten yang menunjukkan asal muasal suatu produk berdasarkan faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam dan manusianya. Paten indikasi geografis akan memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik pada barang produk yang dihasilkan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
-
Bagaimana Banyuwangi menggunakan insentif yang diterima? Sesuai arahan pusat, DIFK ini akan dipergunakan secara optimal untuk mendukung berbagai program yang bermanfaat bagi warga. Seperti program-program pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat, upaya penurunan stunting, peningkatan investasi, hingga penurunan kemiskinan,” jelas Ipuk.
"Dengan mendapatkan indikasi geografis, paten suatu produk akan terlindungi. Selain itu brand produk juga akan terangkat. Inshaallah besok (Selasa-15/8/2023) kita daftarkan,"
kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (14/8/2023).
Keuntungan lainnya, kopi robusta yang sudah memiliki sertifikat indikasi geografis dapat meningkatkan nilai jual. Selain itu, juga untuk menghindari praktik curang seperti pemalsuan atau pengoplosan terhadap produk kopi robusta yang dihasilkan.
"Ini juga bagian dari upaya menjamin kualitas produk, serta memberikan perlindungan dan kepercayaan bagi konsumen,"
jelas Ipuk.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda, mengatakan persiapan pendaftaran indikasi geografis telah dilakukan sejak 2019.
Selama dua tahun terakhir, Banyuwangi fokus mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pendaftaran paten itu.
"Kami telah melakukan pemetaan kopi robusta di Banyuwangi, mulai dari asal usulnya, karakter rasa, dan kekhasannya,"
kata Ilham.
- Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana, Ini Profil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi
- Alasan Mengapa Kopi Berwarna Hitam dan Pahit, Ini Proses yang Dilalui
- Jaga Produksi Pangan Dampak El Nino, Bupati Ipuk Intruksikan Dinas Terkait Pantau Debit Air Irigasi
- Keseruan Pesta Rakyat Kopi Gombengsari di Banyuwangi
Dalam proses pengurusan dokumen itu, Disparta dibantu oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Setelah diajukan, tim Kemenkumham akan memverifikasi keabsahan dokumen yang diberikan. Kemudian proses dilanjut dengan verifikasi lapangan. "Mudah-mudahan bisa selesai dalam tiga bulan, sehingga Desember mendatang sudah bisa terbit untuk indikasi geografis kopi robusta Banyuwangi" tambah Ilham.
Ilham menjelaskan, Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta terbesar di Jawa Timur.
Total luas perkebunan kopi di Banyuwangi sekitar 15 ribu hektare (ha) yang tersebar Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon, dan Kalipuro.
Merdeka.com
Dalam setahun, Banyuwangi menghasilkan kopi robusta sebanyak 10.673 ton.
"Mayoritas kebun kopi di Banyuwangi adalah kebun kopi rakyat. Hanya sedikit yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan," sambung Ilham.
Dengan mendaftarkan indikasi geografis, Ilham berharap, khasanah kopi robusta Banyuwangi bisa terlindungi.
"Harapan lainnya, brand kopi robusta Banyuwangi bisa lebih dikenal di kancah nasional dan internasional. Sebagaimana kopi arabika Gayo asal Aceh dan kopi arabika Kintamani asal Bali," tambahnya.