Bapak dan anak korban tewas speedboat diterjang ombak, 11 masih dicari
Dua penumpang yang tewas dalam insiden kecelakaan speedboat di perairan Tanjung Seri Bagan 13, Mariana, Banyuasin, Sumatera Selatan, kemarin, adalah bapak dan anak. Sementara sebelas penumpang lainnya masih dilakukan pencarian.
Dua penumpang yang tewas dalam insiden kecelakaan speedboat di perairan Tanjung Seri Bagan 13, Mariana, Banyuasin, Sumatera Selatan, kemarin, adalah bapak dan anak. Sementara sebelas penumpang lainnya masih dilakukan pencarian.
Kedua korban bernama Mulyono (26) dan anak perempuannya, Bunga (9), warga Kelurahan 2 Ulu, Kertapati, Palembang. Keduanya telah dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk keperluan visum.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Menurut keluarga, korban sehari-hari berdagang sembako di kalangan (pasar mingguan) di kampung-kampung perairan Sungai Musi. Biasanya, korban mengajak serta istri dan anak-anaknya berjualan menumpangi speedboat.
"Kebetulan istri dan anaknya yang lain sudah pulang duluan, tidak jadi korban. Kami tak menyangka kejadian ini menimpa keluarga kami karena hampir setiap hari lewat di sana (Sungai Musi)," ungkap Wagino (30) di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (4/1).
Sementara itu, Direktur Polair Polda Sumsel, Kombes Pol Robinson Siregar mengatakan, saat ini tengah dilakukan pencarian bagi sebelas korban yang hilang. Bersama polisi, ada beberapa instansi lain yang turun tangan, mulai dari Basarnas, TNI AL, dan Dinas Perhubungan, dan Palang Merah Indonesia.
"Kita bergerak sudah mulai pagi tadi menyisiri sungai. Sejauh ini belum ditemukan korban yang hilang," kata dia.
Untuk memudahkan dalam mengungkap identitas korban yang berhasil ditemukan nantinya, sudah disiapkan tim DVI yang dipusatkan di posko posmortem RS Bhayangkara Palembang.
"Kita berharap semua korban dapat ditemukan secepatnya. Masyarakat setempat juga ikut ambil bagian mencari para korban," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan air kembali terjadi di wilayah Sumatera Selatan. Kali ini, speedboat tenggelam usai diterjang ombak besar yang mengakibatkan dua penumpang tewas dan sebelas lainnya hilang.
Peristiwa itu terjadi saat speedboat 'Awet Muda' berpenumpang 55 orang melintas di perairan Tanjung Seri Bagan 13, Banyuasin, Rabu (3/1) malam. Speedboat langsung dihantam ombak yang membuat haluan patah dan seketika tenggelam.
Gelapnya malam membuat penumpang kesulitan menyelamatkan diri. Apalagi, arus sungai deras menambah korban panik.
Dua korban ditemukan tewas dan sebelas lainnya dinyatakan hilang. Korban tewas dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Baca juga:
Speedboat di Banyuasin diterjang ombak, 2 tewas & 11 hilang
Bocah 7 tahun ditemukan, korban tewas speedboat terbalik di Kaltara jadi 9 orang
Speedboat yang terbalik di perairan Kaltara kapasitasnya hanya 45 orang
35 Korban speedboat terbalik di perairan Kaltara teridentifikasi
Duka dari perairan Kaltara