Begini Hasil Penyelidikan Sementara Polda Sumbar Terkait Siswa SMP di Padang Tewas Diduga Disiksa Polisi
39 Anggota Polresta Padang ikut diperiksa Propam Polda Sumbar untuk menyelidiki dugaan penyiksaan hingga korban meninggal dunia.
39 Anggota Polresta Padang ikut diperiksa Propam Polda Sumbar untuk menyelidiki dugaan penyiksaan hingga korban meninggal dunia.
Begini Hasil Penyelidikan Sementara Polda Sumbar Terkait Siswa SMP di Padang Tewas Diduga Disiksa Polisi
- Kapolda Sumbar Tegaskan Siswa SMP Meninggal karena Loncar dari Jembatan Bukan Dianiaya Polisi
- Pelajar SMP Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Kapolda Sumbar Buka Suara
- Pelajar SMP di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, 30 Anggota Sabhara Polda Sumbar Diperiksa
- Pelajar SMP di Padang Tewas dengan 6 Tulang Rusuk Patah, LBH: Diduga Disiksa Polisi
Polda Sumatera Barat (Sumbar) masih terus menyelidiki penyebab kematian seorang siswa SMP Bernama Afif Maulana (13) yang jasadnya ditemukan di sungai Kuranji, Padang. Hasil penyelidikan dilakukan polisi sejauh ini belum ditemukan indikasi penyiksaan dialami Afif.
"Sampai saat ini hasil penyelidikan masih menyimpulkan bahwa korban meninggal bukan karena disiksa," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawan saat dikonfirmasi, Kamis (27/6).
Siswa SMP Itu Diduga Lompat dari Jembatan
Dwi mengatakan, fakta didapat penyidik Polda Sumatera Barat dan Polresta Padang masih mengarah korban tewas karena melompat dari atas jembatan Kuranji.
"Karena meloncat dari atas jembatan. (Hasil penyelidikan sejauh ini) Polresta Padang dan Polda Sumbar," ujar Dwi.
Puluhan Polisi Diperiksa Propam
Hasil penyelidikan itu sejalan dengan pemeriksaan internal kepada para anggota Bidang Propam Polda Sumatera Barat, untuk memastikan apakah ada pelanggaran atau tidak ketika kejadian tersebut.
"Iya Propam sedang memeriksa anggota polri yang ikut kegiatan patroli. Sampai saat ini sudah 39 anggota," kata Dwi.
Temuan Polda Sumbar
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono bersumpah atas nama Allah bahwa apa yang disampaikan terkait kematian pelajar SMP Afif Maulana bukan disiksa polisi.
Dia meminta mereka yang tidak percaya dengan yang disampaikannya untuk membuktikan data dan faktanya ke Polda Sumbar.
Selain itu, Suharyono berjanji mencopot polisi yang terbukti melanggar SOP saat menertibkan tawuran yang diduga melibatkan Afif dan teman-temannya tersebut.
"Buktikan siapa yang bisa mangajukan data serta faktanya yang selain saya sampaikan. Saya hanya bicara fakta, demi Allah. Demi Rasulullah, saya juga lulusan Muhamdiyah sama dengan adek saya, anak saya (Afifi Maulana)," kata dia pada saat menemui masa aksi yang tergabung ke dalam 'Seruan Aksi Damai Serbu Polda Sumbar' di Mapolda Sumbar, Rabu (26/6) sore.
Suharyono mengklaim berdasarkan keterangan teman korban bernama Aditia, mereka berdua terjatuh karena Afif mengajak saksi melompat ke sungai. Namun, menurut Suharyono, ajakan Afif tersebut ditolak oleh Aditia.
Pada saat ditangkap, Aditia sudah tidak menemukan Afif di bekalangnya. Kemudian, kata Suharyono, Aditia menyampaikan kepada polisi ada temannya yang diboncengnya meloncat ke sungai.
"Polisi menjawab tidak mungkin ada yang melompat dan Aditia langsung dibawa ke Polsek Kuranji. Saya tunjukan rekaman dan buktinya bagaimana fakta yang sebenarnya," kata Suharyono yang juga di hadapan keluarga korban dan LBH Padang.
Suharyono melanjutkan, penyebab kematian Afif adalah patah pada tulang belakang kiri 1 sampai 6. Kemudian, lebam mayat yang terjadi hampir di seluruh tubuh Afif lantaran sudah meninggal lebih dari 9 jam.
"Patah itu diduga karena benturan dari ketinggian 40 meter dari jembatan ke bawah dan terkena batu sungai," kata Suharyono.
"Saya sudah konfirmasi dengan dokter forensik orang yang meniggal dunia sudah lebih dari 9 jam memang terdapat lebam mayat. Kejadian sekitar pukul 03.00 WIB dan mayatnya ditemukan pukul 11.55 WIB. Sudah terjadi kaku mayat dan keluarlah lebam mayat," ujar Suharyono.
Sementara itu, kata dia, untuk luka lecet pada tubuh Afif disebabkan karena terjatuh dari motornya dan terguling-guling.
"Mereka terjatuh, itu keterangan dari Aditia," tutur Suharyono.