Keluarga Ungkap Kondisi Jenazah Siswa SMP di Padang, Tubuh Penuh Luka dan Telinga Berdarah
Keluarga korban menemukan banyaknya kejanggalan dalam kasus tersebut, mulai dari luka lebam serta keterangan dari para saksi.
Keluarga Ungkap Kondisi Jenazah Siswa SMP di Padang, Tubuh Penuh Luka dan Telinga Berdarah
Kasus kematian pelajar SMP kelas berinisial AM (13) di bawah jembatan Sungai Batang Kuranji, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang masih dalam penyelidikan polisi. Keluar korban menginginkan pelaku dihukum mati.
Keluarga korban menemukan banyaknya kejanggalan dalam kasus tersebut, mulai dari luka lebam serta keterangan dari para saksi.
"Kami meminta pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap Afif dipecat, dihukum mati. Dihukum seberat-beratnya," kata ibu korban Angun ditemui merdeka.com di kantor LBH Padang, Senin (24/6).
Dia melanjutkan, polisi sempat meminta keluarga untuk memandikan AM di rumah sakit Bhayangkara, namun pihak keluarga menolak.
"Ketika dimandikan di rumah, tubuh Afif penuh luka lembap di semua badannya. Dekat perut seperti jejak sepatu, tangan seperti kena pukul. Mengeluarkan darah dari telinga. Itu yang menguatkan keluarga bahwa ada tindakan penyiksaan dalam tewasnya Afif," tuturnya.
Dia juga tidak terima dengan peryataan Polda Sumbar yang mengatakan tidak ada AM yang diamankan pada saat kejadian itu.
"Berdasarkan saksi yang kami temui ada Afif di situ," lanjutnya.
"Dengan kejadian ini anak kami juga dituduh tauran, dan saya tidak terima, saya tahu dan kenal dengan anak saya tidak pernah dia berbuat seperti. Apalagi masih kecil, masih polos, masih 13 tahun," ujarnya.
Angun bercerita, AM dikenal sebagai anak rajin dan suka berolahraga bola ketika sepulang sekolah dan dia bercita-cita menjadi TNI AL.
"Kemarin habis menerima lapor sekolah, nilainya bagus semua. Citanya-citanya TNI AL," ujarnya.
Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa polisi yang sedang melalukan patroli.
"Berdasarkan hasil investigasi LBH, kami melihat almarhum menjadi korban penyiksaan oleh kepolisian diduga dilakukan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar," kata Direktur LBH Padang Indira Suryani.
Terpisah, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono menuturkan pada saat kejadian tidak ada anak bernama AM yang dibawa ke Polsek Kuranji.
Dia menjelaskan, pada 9 Juni 2024 di lokasi tersebut ada 18 pelajar SMP yang dibawa ke Polsek Kuranji karena hendak melakukan tawuran.
"Dari 18 orang yang dibawa itu anak SMP semua, tidak ada yang bernama Afif Maulana," tuturnya.
Suharyono juga mengatakan akan memburu orang yang telah menyebarkan narasi bahwa tewasnya AM diduga dilakukan oleh anggota Polda Sumbar.