Belajar dari Singapura, Epidemiolog Dorong Peningkatan Vaksinasi hingga 90 Persen
Peningkatan kinerja vaksinasi tersebut, kemudian dikombinasikan dengan upaya-upaya lain misalnya memperkuat testing dan tracing. Dengan demikian, penemuan kasus dan penanganannya dapat berjalan lebih cepat.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman berpandangan bahwa upaya vaksinasi harus terus digenjot sebagai salah satu upaya penanganan Covid-19. Menurut dia, capaian vaksinasi harur terus digenjot bahkan hingga level 90 persen.
Hal ini bertolak dari pengalaman Singapura. Negara tersebut, lanjut dia, tetap mengalami lonjakan kasus Covid-19. Padahal vaksinasi sudah menyentuh angka 80 persen.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
"Untuk saat ini tidak cukup. 85 persen tampaknya tidak cukup. Harus lebih dari itu. Karena fakta yang Singapura 82 persen juga tetap terjadi lonjakan. Menurut saya di atas 85 persen lah. Antara 85 dan 90-an persen," kata dia, kepada merdeka.com, Sabtu (2/10).
Peningkatan kinerja vaksinasi tersebut, kemudian dikombinasikan dengan upaya-upaya lain misalnya memperkuat testing dan tracing. Dengan demikian, penemuan kasus dan penanganannya dapat berjalan lebih cepat.
"Karena vaksin ini belum ada yang benar-benar bisa mencegah penularan. Orang yang sudah divaksin juga sebagian ada yang terinfeksi," terang dia.
Selain itu, dari sisi perilaku masyarakat juga perlu ada perubahan. Diharapkan kesadaran menjalankan protokol kesehatan oleh masyarakat juga terus meningkat.
"Kombinasi semua ini membuat status keseriusan dari penyakit ini semakin menurun. Karena orang sudah tidak banyak lagi yang fatal tidak banyak lagi yang harus ke ICU. Karena banyak yang sudah divaksin. Itu lah masa transisi. Ini yang harus kita kejar," tandasnya.
Baca juga:
Epidemiolog Beberkan Alasan Covid-19 Sulit Dihilangkan
Vaksinasi Mahasiswa Luar Daerah, Pemkab Sleman Minta Tambahan 300 Ribu Dosis
Cegah Penyebaran Covid-19, Kemendagri Bentuk 57.243 Posko di Desa
Nadiem Sebut Sejak Ikuti PTM Anaknya Lebih Tenang dan Ceria
Update Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Per 2 Oktober 2021