Belasan Santri Terpapar Covid-19, Pesantren di Tasikmalaya Dikarantina
Setelah dilakukan tes kepada 208 orang yang kontak erat, ditemukan 14 santri yang reaktif dari hasil uji cepat, namun ada 90 tenaga pengajar yang belum menjalani tes.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mencatat 12 orang terpapar Covid-19 di lingkungan pesantren. Kegiatan pesantren pun kini dihentikan untuk sementara.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tasikmalaya, Yayan Herdiana mengatakan bahwa kini seluruh kegiatan di pesantren itu dihentikan sementara. "Kegiatan pesantren di-lockdown, tidak ada yang masuk dan keluar," katanya, Selasa (29/9).
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Bagaimana penanganan kasus pencabulan pengasuh pondok pesantren? Kasus itu telah naik ke tahap penyidikan, sementara korban sedang didampingi pihak pihak P2TP2A untuk menghilangkan trauma
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Bagaimana Pondok Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji mempersiapkan para santrinya? Mereka juga dibekali kemampuan bahasa Arab dan Inggris melalui keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) Bahasa yang berada di lingkungan ponpes.
-
Kenapa tasawuf penting? Belajar tasawuf adalah penting karena tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan kita untuk menyucikan jiwa, memperbaiki akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
Yayan menyebut bahwa saat ini petugas masih melakukan tracking dan tracing kepada warga yang melakukan kontak erat dengan 12 orang warga yang terpapar. Seluruh warga di lingkungan pesantren, kini tengah menjalani karantina setelah petugas melakukan tes usap dan uji cepat massal kepada seluruh santri.
Setelah dilakukan tes kepada 208 orang yang kontak erat, ditemukan 14 santri yang reaktif dari hasil uji cepat, namun ada 90 tenaga pengajar yang belum menjalani tes.
"Sambil menunggu kepastian hasil tes, seluruh aktivitas pesantren sementara dihentikan. Ada sebagian yang diisolasi oleh keluarga, tapi mayoritas di karantina di pesantren. Untuk 12 orang yang positif yang seluruhnya merupakan santri, telah dirawat di RSUD dr Soekardjo. Santri lainnya dinyatakan baik. Mudah-mudahan tidak ada penambahan," jelasnya.
Dengan munculnya klaster pesantren di Kota Tasikmalaya, diungkapkan Yayan, Kantor Kemenag telah mengadakan evaluasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya. Walikota Tasikmalaya Budi Budiman telah memberikan imbauan agar protokol kesehatan di lingkungan pesantren harus dilakukan lebih ketat.
"Kami akan mengumpulkan pimpinan pesantren untuk menyosialisasikan terkait protokol kesehatan yang seharusnya dilaksanakan di tingkat pesantren. Intinya, kita ingin mereka melaksanakan kegiatan pendidikan dengan protokol kesehatan yang ketat, terutama dalam menjaga jarak dan tidak berkerumun," ungkapnya.
Adanya santri yang terpapar Covid-19 rupanya tidak hanya terjadi di Kota Tasikmalaya saja, di Kabupaten Tasikmalaya pun seorang santri dinyatakan positif Covid-19. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Usep Saepudin Muhtar mengatakan, berdasarkan laporan dari Kepala Seksi Pondok Pesantren, satu santri yang positif itu merupakan warga Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya.
"Selama ini, santri itu mondok di salah satu pesantren di Kabupaten Tasikmalaya. Dalam satu ruangan tidur santri itu ada 20 orang, 19 langsung swab. Hasilnya belum diketahui. Yang terkenanya itu langsung diisolasi," kata Usep.
19 Orang santri yang kontak erat, disebutnya telah dikembalikan kepada orang tua masing-masing untuk menjalani isolasi mandiri. Aktivktas pesantren juga dihentikan sementara, sementara santri lainnya diberi pemahaman agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, diakuinya akan lebih memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren atas munculnya kasus Covid-19 dari lingkungan pesantren itu. Selain itu, Usep juga meminta kepada seluruh warga pesantren tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap melakukan kegiatannya.
"Kita tentunya berharap tak ada penambahan kasus baru dari lingkungan pesantren di Tasikmalaya," tutupnya.
(mdk/ded)