Berantas korupsi, Afghanistan belajar dari KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat tamu kehormatan dari delegasi Afghanistan. Tujuan kedatangan mereka yakni belajar soal pemberantasan korupsi kepada KPK.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat tamu kehormatan dari delegasi Afghanistan. Tujuan kedatangan mereka yakni belajar soal pemberantasan korupsi kepada KPK.
"Hari ini kita dapat tamu kehormatan dari Afghanistan Menteri Kehakiman Abdul Nasser Haidari, Dubes Afghanistan untuk Indonesia. Tujuan pertemuan hari ini pak menteri membawa delegasi untuk melihat bagaimana pembentukan antikorupsi di Afghanistan dan ingin pelajari apakah model KPK bisa juga dibuat di atas, karena mereka belum memiliki badan antikorupsi sampai sekarang," kata Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (8/3).
Sementara itu, Menteri Kehakiman Afghanistan Abdul Nasser Haidari mengaku sangat senang berkunjung ke Indonesia. Dirinya bersama rakyat Afghanistan berharap dengan kedatangan ini dapat bangkit dari korupsi.
"Di Afghanistan sebelum tahun 2001 setelah kolaps ada pemerintahan baru. Di pemerintahan baru Afghanistan sesuai lembaga internasional tingkat korupsinya nomor 2. Banyak bantuan datang setelah Taliban pergi. Ada bantuan dari NGO dan PBB. Tapi pemerintah sebelumnya mereka tidak bisa kontrol semua uang datang dan dihabiskan. Sehingga sulit, jadi Afghanistan nomor 2 negara koruptor. Dan sudah hampir satu tahun pemerintahan baru dan presiden baru bersumpah untuk habiskan korupsi di Afghanistan. Sekarang pemerintahan baru Afghanistan bekerja keras lawan korupsi sehingga peringkat kita jadi nomor 8," kata Abdul.
Abdul membeberkan alasan pihaknya memilih belajar kepada KPK untuk memerangi korupsi. "Salah satunya karena sering laporan PBB sering sebut Indonesia sukses lawan korupsi melalui KPK, dan kita juga punya hubungan dekat dengan Indonesia dan tentang sekitar 5 hingga 15 tahun koruptor ditangkap dan dipenjara," katanya.