Berdalih Sedekah, Caleg DPR dari Demokrat Bagi-Bagi Uang Rp50 Ribu di Pantai Losari
Syarifuddin mengaku tindakannya membagikan uang di masa kampanye ini bukan money politics
Berdalih Sedekah, Caleg DPR dari Demokrat Bagi-Bagi Uang Rp50 Ribu di Pantai Losari
Sebuah video seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrat bernama Syarifuddin Dg Punna membagikan uang kepada warga di Anjungan Pantai Losari, viral di media sosial (medsos). Syarifuddin mengaku tindakannya membagikan uang di masa kampanye ini bukan money politics, tetapi sedekah.
- Cak Imin Ungkap Keprihatinan atas Pilkada 2024 yang Penuh Money Politic, Tanda Demokrasi Tak Sehat?
- Terbukti Bagi-Bagi Uang, Caleg Demokrat di Sulsel Divonis 5 Bulan Penjara dan Denda Rp5 Juta
- Jadi Tersangka Politik Uang, Ini Respons Caleg DPR RI dari Partai Demokrat
- Caleg DPR RI Partai Demokrat Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Politik Uang
Dalam video SaDap sapaan akrab Syarifuddin Dg Punna, membawa uang pecahan Rp50 ribuan yang disimpannya dalam tiga kardus air mineral. Uang tersebut dia bagikan kepada sejumlah pengamen dan pengunjung di Pantai Losari.
Terlihat pula, SaDap menggunakan jaket berwarna biru bertuliskan Gibran. SaDap juga terlihat berkomunikasi dengan sejumlah orang yang mendatanginya.
Terkait video tersebut, SaDap mengakui dirinya membagikan uang di Anjungan Pantai Losari Makassar seperti dalam video tersebut. Dia mengaku kejadian dalam video tersebut pada Sabtu malam (3/2).
"Iya, itu saya. Hari Sabtu malam di Losari," ujarnya saat dihubungi, Senin (5/2).
SaDap membantah bahwa yang dilakukannya adalah money politics. Ia menganggap apa yang dilakukannya adalah sedekah.
"Yang menilai bahwa itu pelanggaran kan belum tentu tahu, cuma kulitnya saja. Itu saya bersedekah dan itu selalu saya lakukan," tegasnya.
Dia mengungkapkan saat membagi-bagikan uang tersebut sama sekali tidak ada unsur kampanye, meski dirinya adalah caleg DPR RI.
Dia menyebut saat itu tidak ada alat peraga kampanye (APK) dan juga ajakan untuk memilih dirinya.
"Saya tidak membawa APK dan saya juga tidak sampaikan bahwa pilih saya. Saya sampaikan bahwa ingat kalian jangan mau dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, hindari money politics karena itu dosa besar," ungkapnya.
Dia mengaku uang diberikan hanya kepada pengamen dan pekerja seni yang ada di Pantai Losari. Meski demikian, saat itu dia hanya memberitahu agar mengenal secara dalam caleg yang akan dipilih.
"Saya sampaikan, jangan pilih saya kalau kau anggap ini money politics. Kalian harus bersumpah karena tidak seperti itu. Soal caleg, kalian harus cerdas melihat sosok yang harus kamu dukung, kenal kepribadiannya, kenal keluarganya, kenal hubungan sosialnya, apa-apa saja yang pernah dilakukan (track record)," bebernya.
"Kalau kalian sudah mengenal itu dan kamu tidak kenal, maka cari tahu, baru kamu menentukan pilihan. Bukan berarti saya yang terbaik, saya minta dipilih, jangan," imbuhnya.
SaDap pun tak mempermasalahkan jika ada pihak yang melaporkannya ke Bawaslu. Bahkan, dia mendukung jika ada yang melaporkan.
"Kalau memang ada yang mau melapor, silakan. Malah saya dukung. Silakan melapor, kan mereka tidak tahu jalan ceritanya," tuturnya.
Komisioner Bawaslu Makassar Rahmat Sukarno mengatakan sudah mendapatkan video itu. Meski demikian, Sukarno menyebut pihaknya akan mempelajari dulu video.
"Sudah ada tadi dikirimkan videonya. Kita pelajari dulu," ujarnya.
Sukarno menyebut Bawaslu Makassar belum bisa mengambil keputusan apakah caleg dalam video tersebut melanggar atau tidak. Apalagi, sampai saat ini belum ada laporan terkait dugaan money politics tersebut.
"Belum ada laporan. Kita pelajari dulu. Cuma kita belum bisa mengambil keputusan bagaimana anunya (video)," pungkasnya.