Berdiam di Parit Permukiman Warga Bontang, Buaya 5 Meter Dievakuasi Selama 3 Jam
Proses penangkapan dilakukan mulai pukul 19.00 Wita. Tidak mudah menangkap buaya ganas itu. Satwa reptil itu terlihat beringas saat akan diikat oleh warga. Bahkan, amukan sang buaya sempat membuat petugas panik.
Warga RT 18, Loktuan, Bontang, Kalimantan Timur, dibikin heboh dengan keberadaan buaya muara (Crocodylus Porosus), di parit besar sekitar permukiman mereka. Buaya sepanjang 5 meter itu akhirnya dievakuasi sementara ke kantor Taman Nasional Kutai (TNK), Jumat (25/1) malam kemarin.
Keterangan diperoleh merdeka.com, buaya itu sudah ada sejak beberapa hari lalu. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Loktuan, BPBD, Polres Bontang dan juga warga berinisiatif menangkap buaya yang meresahkan itu.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Dimana balap liar ini terjadi? Aksi pembubaran balap liar ini terjadi di Jalan Sudirman, Kudus, Jawa Tengah.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
"Setelah kita terima laporan warga soal buaya itu, kita lakukan penangkapan dengan cara manual. Baik itu menggunakan kayu, tali dan jaring," kata personel Bhabinkamtibmas Loktuan, Ahmad Bajuri, di lokasi penangkapan.
Bajuri menerangkan, buaya itu sudah terlihat 3 hari terakhir. Sesekali, buaya bergerak ke permukiman warga. "Dari 3 kali penangkapan buaya di kawasan Loktuan ini, buaya ini berukuran yang paling besar," ujar Bajuri.
Proses penangkapan dilakukan mulai pukul 19.00 Wita. Tidak mudah menangkap buaya ganas itu. Satwa reptil itu terlihat beringas saat akan diikat oleh warga. Bahkan, amukan sang buaya sempat membuat petugas panik.
Semua yang terlibat di lokasi melakukan strategi. Tiga jam kemudian, setelah beberapa mengamuk dan melawan, buaya itu berhasil dijinakkan dan ditangkap pukul 22.00 Wita. "Sempat 3 kali kembali melawan, waktu dinaikkan ke mobil," ungkap Bajuri.
Buaya sementara ini berada di kantor Balai Taman Nasional Kutai (TNK) di Bontang. Rencananya, akan dilepasliarkan kembali ke tempat yang jauh dari permukiman warga.
"Kami koordinasi dulu ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). Karena, penentuan tempat satwa dilepasliarkan, jadi ranah BKSDA Kaltim ya," kata petugas pengendali ekosistem hutan Balai TNK, Dedi Setiawan.
Petugas gabungan meningatkan warga Loktuan agar terus waspada. Sebab, bukan tidak mungkin, ada buaya lain yang masih berkeliaran di kawasan Loktuan.
Baca juga:
Buaya Pemangsa Kambing Ditangkap Warga di Aceh
Cuci Pakaian di Pinggir Kali, Boru Sirait Tewas Diterkam Buaya
Buaya yang Terkam Bocah 7 Tahun di Rokan Hulu Disetrum dan Sempat Pingsan
Ditangkap Warga, Buaya Pemangsa Bocah Tujuh Tahun di Rokan Hulu Dibawa ke Polsek
Mandi di Teras Rumah, Bocah 7 Tahun Tewas Diterkam Buaya
Buaya Muncul di Sungai, Warga Mandailing Natal Resah
Buaya di Sungai Siak muncul akibat ketagihan ayam dan kambing dari limbah peternakan