Bertemu Wapres Ma'ruf, Dino Patti Djalal Lapor Kegiatan Bertema Toleransi Beragama
Dino menjelaskan, program yang ia gagas ini sangat penting untuk masa depan para pemeluk agama. Khususnya agama yang berada pada lingkar Ibrahim yakni Islam, Kristen dan Yahudi.
Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Pertemuan ini dilakukan Dino guna meminta restu atas kegiatan binaannya yang berfokus pada toleransi umat beragama.
Kepada Wapres Ma'ruf, Dino menyampaikan satu program unggulanya bernama 1000 Abrahamic Circle atau Seribu Lingkaran Ibrahim.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kenapa Awaloedin Djamin dijuluki Bapak Satpam Indonesia? Mengutip ANTARA, selama menjadi Kapolri Awaloedin mempelopori lahirnya satpam. Tak heran hingga saat ini ia dijuluki Bapak Satpam Indonesia.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Wapres Ma'ruf Amin dijadwalkan mencoblos? Ma’ruf dan keluarga dijadwalkan menggunakan hak pilihnya pukul 09.00 Wib.
-
Siapa yang bertemu dengan Wapres Maruf Amin? Wapres Ma'ruf Amin sempat bertemu dengan Duta Besar Regional untuk UNICEF Asia Timur dan Pasifik, Choi Siwon yang menjadi salah satu pembicara di ASEAN Business and Investment Summit usai acara ASEAN Business Awards (ABA) di Jakarta.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
"Ini adalah program bersifat antar iman dan targetnya adalah di akar rumput," kata Dino usai pertemuan tertutup bersama Wapres Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Selasa (28/).
Dino menjelaskan, program yang ia gagas ini sangat penting untuk masa depan para pemeluk agama. Khususnya agama yang berada pada lingkar Ibrahim yakni Islam, Kristen dan Yahudi.
"Secara global hubungan pemeluk ketiga agama Ibrahim semakin buruk. Mereka dibatasi dan diganggu oleh pemerintah dan non-pemerintah. Ini tidak sehat karenanya kami memiliki program ini," ujarnya.
Wapres Ma'ruf menyambut baik kegiatan tersebut. Menurut Dino, Ma'ruf mendukung langkah dan gagasan Dino untuk program Seribu Lingkar Ibrahim ini.
"Bapak Wapres sangat apresiasi program ini. Indonesia tidak hanya rukun tapi bisa ikut merukunkan kelompok lain di berbagai belahan dunia yang masih ada masalah, kata beliau," ujar Dino.
Latar Belakang Program 1000 Lingkar Ibrahim
Program ini sudah berjalan dalam dua tahun terakhir. HIngga saat ini, baru ada tiga lingkar angkatan yang sudah mengikuti program ini. Setiap lingkarnya memiliki perwakilan satu orang pemuka agama seperti ustaz, romo atau rabi.
Pemilihan mereka dilakukan oleh tim 1000 Lingkar Ibrahim dan terdiri dari tiga negara berbeda. Usai mendapat perwakilan tersebut, ketiga orang perwakilan agama itu akan tinggal di tiga negara berbeda selama minggu. Pemilihan negara berdasar asal dari masing-masing tiga pemuka agama tersebut.
Sebagai contoh, pada lingkar angkatan pertama terdapat tiga perwakilan negara yakni Islam dari Indonesia, Kristen dari Selandia Baru dan Yahudi dari Amerika. Selama sepekan, mereka hidup dan bersosialisasi di tiap negara tersebut seperti Indonesia di sebuah pesantren di Cirebon.
Tujuannya untuk merasakan toleransi bagaimana keseharian umat beragama menjalani aktivitas kerohanian mereka. Hasilnya, para perwakilan agama yang telah mengikuti program ini mengaku berhasil menghapus stigma negatif sebelumnya.
Testimoni Alumnus Program 1000 Lingkar Ibrahim
Ustaz Oji Fahruroji mengaku merasakan sensasi keberagaman yang luar biasa. Sebagai sosok yang lahir dan tumbuh di lingkar pesantren, Oji merasa asing dengan para pemeluk agama lainnya.
Namun dengan mengikuti program 1000 Lingkar Ibrahim, dia menjadi tahu bagaimana Kristen dan Yahudi menjalani kegiatan kerohanian mereka.
"Pertama kali ketemu orang Yahudi, pertama kali ketemu orang Kristen saya melihat individu dan komunitas pikiran saya yang tadinya terus terang anti atau merasa benci kepada mereka itu 180 derajat itu hilang semua dan berubah," kata Oji yang berasal dari Pesantren Peradaban Dunia Jagat 'Arsy, Tangerang Selatan.
Menurut Oji, pemikiran senada juga timbul di benak pemeluk Kristen dan Yahudi. Mereka yang awalnya fobia terhadap Islam berubah dan dapat toleran dengan lebih baik.
"Mereka tadinya Islamofobianya tinggi setelah datang ke kita itu berubah," Oji menandasi.
Reporter: M Radityo
(mdk/ray)