Biar bisa digaet turis asing, PSK di Bali rela 'memancing'
"Saya punya teman PSK, dia akhirnya dijadikan istri dan dibawa pulang ke negeri asalnya di Australia," cerita Heri.
Banyak cara yang dilakukan oleh para pekerja seks komersial (PSK) untuk mendapatkan klien tajir, terutama para bule. Mereka rela mengeluarkan fulus untuk sekadar membeli minuman untuk nongkrong di klab malam. Ini salah satu cara untuk memancing para pelanggan.
"Biasanya mereka memancing, dengan masuk ke diskotek, membeli minuman. Di sana mereka mulai mencari mangsa para turis asing," kata pegiat Yayasan Kertipraja, Heri Hutomo di Kuta, Bali, Sabtu (19/10) malam.
Yayasan Kertapraja adalah sebuah yayasan yang konsen memberikan bimbingan dan konseling kepada para PSK di Bali agar mereka terhindar dari penyakit kelamin, atau pun HIV/AIDS.
Memancing turis dengan mengeluarkan modal duluan ini sering sukses, artinya para PSK itu berhasil menggaet turis untuk kencan dengan bayaran yang cukup fantastis. "Biasanya ada yang mencapai satu juta satu kali main," tutur Heri.
Namun ada juga PSK yang apes. Meski telah mengeluarkan modal untuk beli minuman dan membayar sejumlah uang untuk masuk kelab malam, namun klien yang dicari, tiada didapati.
"Kadang ada yang nggak dapat juga. Gak semuanya berhasil," ujar alumnus Antropologi Universitas Udayana tersebut.
Heri bahkan bercerita, ada juga para PSK yang mendekati turis asing dengan tujuan untuk dijadikan pasangan hidup. Harapannya, masa depan dijamin cerah dan derajat akan naik. Dan tentunya, mereka bisa pensiun dari profesi sebagai PSK.
"Saya punya teman PSK, dia akhirnya dijadikan istri dan dibawa pulang ke negeri asalnya di Australia," cerita Heri.
Fenomena seperti yang diceritakan oleh Heri juga banyak terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur. Banyak cewek-cewek di Banyuwangi yang bekerja di Bali dipersunting oleh turis asing, dan akhirnya menjadi kaya raya.
Selain dibawa pulang ke negara asalnya, tak sedikit juga para turis tersebut menetap di Banyuwangi. Di Banyuwangi, mereka membangun rumah mewah, bahkan ada yang bikin perusahaan-perusahaan. Kehidupan sang wanita pun akhirnya terangkat lantaran menikah dengan bule, atau turis dari Jepang.
"Ada memang yang ingin mengubah nasib dengan 'memancing' bule," ujar Heri.
Baca juga:
5 Kelas prostitusi di Bali
Bali rasa Banyuwangi di pelacuran kelas teri
Potret suram pelacuran kelas teri di Bali
Kisah lelaki pembagi kondom di pelacuran Bali
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Siapa yang memukau dengan kecantikan alaminya di Bali? Saat liburan di Bali, Prilly Latuconsina memukau dengan kecantikan alaminya dalam beberapa foto terbaru di Instagram pribadinya.
-
Siapa yang memviralkan video anggota Polantas di Bali? Viral Video Polantas di Bali Disuap USD100, Polisi Telusuri Bule Pengunggahnya Polda Bali menelusuri warga negara asing (WNA) atau turis mancanegara yang mengunggah video anggota Polisi Lalu Lintas atau Polantas yang diakui dia suap USD100 untuk mengawalnya di Bali.
-
Apa yang dilakukan Selvi Kitty di Bali? Baru-baru ini, Selvi Kitty terlihat di Bali, menyusuri jalanan dengan moge di sela aktivitasnya.
-
Dimana rumah penadah di Bali? Dari penyelidikan itu kemudian diduga rumah penadah sindikat jual beli bayi itu ada di Tabanan, Bali.
-
Siapa saja yang disebut sebagai Wali Pitu di Bali? Habib Toyyib Zaen menyebut Wali Pitu Bali yakni sebagai berikut: 1. Raden Mas Sepuh/Pangeran Mangkuningrat (Keramat Pantai Seseh, Kabupaten Badung) 2. Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (Keramat Bukit Bedugul, Kabupaten Tabanan) 3. Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid di (Keramat Pantai Kusamba, Kabupaten Klungkung) 4. Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Keramat Bungaya, Kabupaten Karangasem) 5. Syekh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi (Keramat Karangasem) 6. Syekh Abdul Qodir Muhammad (Keramat Karangrupit, Kabupaten Buleleng) 7. Habib Ali bin Umar Bafaqih (Keramat Loloan Barat, Kabupaten Jembrana).