BKSDA Sumsel buru buaya muara penerkam pemancing ikan
Timbulnya konflik manusia dan satwa liar pada umumnya karena habitat mereka terganggu. Aktivitas pembangunan membuat tempat hidup mereka semakin sempit.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan masih memburu buaya muara yang menerkam dan menewaskan Alif (18) saat memancing ikan di areal perkebunan sawit di sungai perbatasan Desa Santan Sari dan Desa Pulau Muning, Kecamatan Sembawa, Banyuasin, Sumsel, Minggu (8/7) sore. Konflik buaya dan manusia dampak dari berkurangnya habitat akibat pembangunan.
Kepala BKSDA Sumsel, Genman Hasibuan mengungkapkan, buaya yang menerkam korban cukup besar, diperkirakan berukuran 3-4 meter. Saat ini petugas masih di lapangan untuk menangkap buaya itu.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Dimana balap liar ini terjadi? Aksi pembubaran balap liar ini terjadi di Jalan Sudirman, Kudus, Jawa Tengah.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
"Masih kita buru, akan kita evakuasi ke tempat aman," ungkap Genman, Rabu (11/7).
Dia mengatakan, di sungai itu sudah terjadi tiga kali penyerangan biaya terhadap manusia. Hal ini semestinya menjadi kewaspadaan bagi warga yang beraktivitas di situ.
"Biasanya sungai banyak ikan menjadi habitat buaya muara. Masyarakat sudah tahu soal itu, tapi mereka masih tetap mencari ikan walaupun berbahaya," ujarnya.
Menurut dia, timbulnya konflik manusia dan satwa liar pada umumnya karena habitat mereka terganggu. Aktivitas pembangunan membuat tempat hidup mereka semakin sempit.
"Dulu di sungai itu habitat buaya bisa seribu hektare, sekarang hanya tinggal berapa ratus hektare saja. Itu membuat buaya semakin terganggu," kata dia.
"Solusinya sekarang minimal kasih ruang buaya untuk hidup, jangan ganggu habitat buaya," tutupnya.
Baca juga:
Diterkam buaya saat memancing, warga Banyuasin ditemukan tewas mengenaskan
Warga Banyuasin diterkam buaya muara saat memancing ikan
Dipimpin Wali Kota Jakut, ini lokasi penyisiran buaya muara
Kisah tim pemburu buaya di Pondok Dayung, terpaksa tinggalkan keluarga saat Lebaran
Duel dengan buaya muara 3 meter, Sudding luka-luka di sekujur tubuh
Pawang dari Ragunan diterjunkan cari buaya di Pondok Dayung Ancol