Blak-blakan Anak Pejabat Pangkalpinang Ungkap Pengeroyokan Diduga Anggota Intel TNI di Kelab Malam
Penganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Pengeroyokan itu terjadi saat korban berusaha melerai pengeroyokan di Purwokerto.
- Pesan Jenderal Intel ke Taruna Akpol: Ikhtiar Hingga Garis Batas lalu Biarkan Doa & Takdir Bertarung di Langit
- Kisah Menegangkan Intel Polwan Beraksi, Menyamar Jadi Emak-Emak hingga PSK
- Anggota TNI Penganiaya Anak Pejabat di Purwokerto Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa
- Niat Bela Wanita, Anak Pejabat Pangkalpinang Malah Dikeroyok Diduga Intel TNI hingga Babak Belur
Blak-blakan Anak Pejabat Pangkalpinang Ungkap Pengeroyokan Diduga Anggota Intel TNI di Kelab Malam
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas juga menyelidiki kasus penganiayaan yang dialami anak pejabat di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Pengeroyokan itu terjadi saat korban berusaha melerai pengeroyokan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kepala Satreskrim Polresta Banyumas Komisaris Polisi Adriansyah Rithas Hasibuan mengatakan pihaknya telah menerima laporan pengaduan dari korban berinisial MA (23).
"Sudah dibuat pengaduan, sudah diambil keterangannya saat membuat pengaduan. Besok akan kami tindaklanjuti."
Kata Kasat Reskrim. Demikian dikutip dari Antara, Senin (15/1).
Pengakuan Korban
Terpisah, korban berinisial MA menceritakan penganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Saat itu, keduanya bersama teman masing-masing mendatangi tempat hiburan malam salah satu hotel di Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Saat berada di tempat parkir sepeda motor, MA melihat ada seorang perempuan yang terjatuh karena bertikai. Selanjutnya, wanita itu diinjak-injak seorang pria.
"Saya enggak tahu perempuan itu siapa dan sekuriti pun enggak berani memisahkan. Akhirnya saya memisahkan, namun saat itu belum terjadi pengeroyokan," kata MA didampingi penasihat hukumnya, Arief Budi Cahyono.
Setelah dilerai, beberapa saat kemudian kembali terjadi keributan di tempat parkir mobil.
Bahkan, lanjut dia, ada empat perempuan yang dipukuli secara brutal oleh seorang pria sebelum melakukan tindak kekerasan di tempat parkir sepeda motor.
Melihat kejadian itu, MA mendorong orang yang melakukan pemukulan tersebut sembari meminta pria tersebut menghentikan aksinya.
"Dia lalu ngomong 'kamu siapa' sambil memukul, dan saya balas memukul. Lalu datanglah teman-temannya sekitar tujuh orang," kata anak pejabat Pangkalpinang yang tengah kuliah di Purwokerto itu.
Kemudian, pria itu bersama mengajak tujuh rekannya dan langsung melakukan pengeroyokan terhadap dirinya hingga mengalami luka-luka.
Setelah kejadian tersebut, dia mengaku mendapat informasi dari salah seorang rekannya jika pria berpakaian preman yang melakukan tindak kekerasan itu merupakan oknum anggota TNI.
Sementara penasihat hukum MA, Arief Budi Cahyono mengatakan pihaknya telah mengetahui identitas oknum TNI tersebut dan telah melaporkannya ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/1 Purwokerto pada Minggu (14/1) siang.
Menurut dia, salah seorang perempuan yang menjadi korban penganiayaan oknum TNI itu berinisial K (22) nantinya akan didampingi oleh Saleh Darmawan selaku penasihat hukum.
"Pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum tersebut beserta teman-temannya mengakibatkan korban MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang. Bahkan yang di wajah bagian bahwa harus mendapat dua jahitan, dan sudah mendapatkan visum," katanya.
Ia mengatakan korban berinisial K beserta teman-temannya juga telah mendapatkan visum, sehingga perkara tersebut diharapkan dapat berjalan dengan baik.
Terkait dengan kronologi kejadian tindak kekerasan yang dialaminya, K mengatakan hal itu berawal ketika dia mengetahui salah seorang temannya berinisial C menjalin hubungan dengan seorang oknum TNI berinisial AP yang diketahui telah memiliki istri.
"Selayaknya seorang teman, saya ngomong ke C 'C kamu sama A?'. Ketika C mengiyakan, saya pun ngomong 'bukannya dia suami orang'," katanya.
Akan tetapi tiba-tiba salah seorang sahabat C berinisial Ay berteriak di depan muka K sembari mengatakan "memang kenapa sama suami orang", dan kalimat tersebut dilontarkan hingga lima kali.
Tidak lama kemudian, kata dia, oknum TNI tersebut datang sembari mengatakan ungkapan yang tidak pantas dan memintanya untuk tidak usah ikut campur.
Oleh karena emosi, dia pun langsung menanyakan siapa sebenarnya yang layak disebut dengan ungkapan yang tidak pantas tersebut sembari menunjuk ke arah C.
"Ay tidak terima dan mendorong saya, si AP juga menendang saya. Dia itu brutal banget, saya enggak tahu ditendang berapa banyak," katanya.
Menurut dia, penganiayaan tersebut juga dialami empat temannya dan salah seorang di antaranya sampai diseret hingga bajunya sobek.
Penasihat hukum K, Saleh Darmawan mengatakan kliennya akan melaporkan kasus penganiayaan yang dilakukan oknum anggota TNI itu ke Denpom IV/1 Purwokerto pada hari Senin (15/1).
"Kami masih mencoba dalami motif penganiayaan yang dialami empat teman K. Kalau yang sudah jelas motifnya baru dua orang ini, K dan MA," katanya.