BPBD Banyumas siapkan 600 tangki air bersih hadapi kemarau panjang
Dari 600 tangki air bersih yang disiapkan, sudah ada 76 tangki air bersih yang didistribusikan kepada beberapa desa.
Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Jawa Tengah menyiapkan 600 tangki air bersih yang siap didistribusikan ke beberapa wilayah yang kekurangan air. Selain 600 tangki air bersih, BPBD Banyumas juga menyiapkan tandon untuk wadah air bersih bagi warga di beberapa desa yang rawan kekeringan.
Kepala BPBD Banyumas, Prasetyo Budi mengemukakan, dari 600 tangki air bersih yang disiapkan, sudah ada 76 tangki air bersih yang didistribusikan kepada beberapa desa di enam wilayah kecamatan.
"Sejak 1 Juli 2015, sudah ada 76 tangki air bersih yang disalurkan ke beberapa desa. Selain itu ada juga tandon yang akan dipasang di beberapa desa rawan kekeringan untuk memudahkan warga mengambil air bersih," ujarnya saat ditemui, Senin (27/7).
Dia mengemukakan, enam wilayah kecamatan yang rawan kekeringan di Banyumas meliputi Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Kalibagor, Cilongok, Purwojati dan Ajibarang. Meski begitu, ia meyakini pada saat puncak musim kemarau akan bertambah jumlah wilayah yang rawan kekeringan.
"Dari data yang sudah ada, biasanya pada puncak kekeringan ada beberapa desa di 11 kecamatan yang akan meminta distribusi air bersih," tuturnya.
Distribusi air bersih di Banyumas, ujarnya, dilakukan dua kali di satu desa. Dia menyebut, untuk penyaluran air bersih di satu desa mencapai 8 ribu liter.
"Tetapi, hingga saat ini belum banyak permintaan yang diajukan oleh desa yang rawan kekeringan. Kalau untuk mekanisme pengajuan sebenarnya bisa menghubungi kami langsung, nantinya disusul dengan surat resmi dari pihak desa," ucapnya.
Dari informasi yang diperolehnya, Prasetyo menyebut puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi pada Agustus dan September. Meski begitu, dia mengemukakan karakteristik kemarau di wilayah Jawa Tengah bagian tengah, seperti di Banyumas sedikit berbeda dengan wilayah lain.
"Karakteristiknya, biasanya kalau di Jawa Tengah bagian tengah seperti Banyumas, kecenderungannya ada hujan di tengah musim kemarau seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan. Tetapi biasanya tidak merata, hanya di beberapa wilayah tertentu saja," jelasnya.
Diakuinya, kendala yang masih terjadi dalam proses distribusi air bersih masih terjadi di lapangan. Dengan hanya memiliki dua kendaraan, BPBD Banyumas mengakui masih mengalami kekurangan dalam operasionalnya.
"Kami hanya memiliki dua kendaraan, yakni satu tangki air bersih dan satu truk engkol. Kami berharap nantinya juga dari pihak lain atau pihak swasta bisa ikut mendistribusikan air bersih kepada desa yang rawan kekeringan. Jika nanti masih dirasa kurang kebutuhan air bersih, kami juga bisa mengajukan kebutuhan air bersih ke bakorwil," tuturnya.