Bung Karno: Separuh kekayaan Singapura dari kerja keras Sumatra
Satu kartel di Singapura menguasai usaha perikanan di Bagan Siapi-api di Sumatera.
Sekarang lagi ramai berita memanasnya hubungan Indonesia dan Singapura. Penyebabnya adalah pemberian nama Kapal Perang RI (KRI) dengan nama Usman-Harun. Singapura protes karena menganggap Usman dan Harus adalah teroris yang dihukum gantung di negeri singa itu.
Sementara pemerintah Indonesia beranggapan lain. Usman dan Harun adalah pahlawan nasional. Kedua anggota KKO Angkatan Laut (sekarang Marinir), itu tewas dalam menjalankan misi peperangan di Singapura.
Sebenarnya keributan Indonesia dengan Singapura ini sudah berlangsung lama. Selain masalah militer, masalah ekonomi juga turut menggerus hubungan Jakarta-Singapore. Misalnya ketika pemerintah Hindia-Belanda menyerahkan supremasi ekonomi kepada Singapura sebagai jajahan Inggris.
Pemerintah Hindia-Belanda terpaksa menerima kenyataan yang patut dipersengketakan, bahwa Riau di Sumatera menjadi wilayah yang diawasi Singapura. Mata uang dollar Singapura, waktu itu menjadi satu-satunya mata uang yang dipakai di Riau, bukan uang jajahan Belanda atau rupiah.
Riau juga menjadi tempat penyelundupan barang-barang dari Singapura. Bahkan satu kartel di Singapura menguasai usaha perikanan di Bagan Siapi-api di Sumatera. Sampai pendudukan Jepang, kondisi di Riau tak berubah. Bahkan sampai masa Kemerdekaan RI, antara 1945 hingga 1961.
Melihat kenyataan itu, Presiden Pertama RI Soekarno nampak geram. Seperti ditulis Ganis Harsono dalam buku berjudul: Cakrawala Politik Era Sukarno. Ganis mengutip penggalan pidato Bung Karno di depan orang-orang Sumatra terkait sikapnya terhadap Singapura:
"Lebih lima puluh persen dari kekayaan Singapura berasal dari kerja keras yang saudara-saudara lakukan. Saudara-saudara membarter barang-barang dengan Singapura, dan dengan itu gedung-gedung pencakar langit bermunculan di negeri itu seperti cendawan tumbuh. Dan apa imbalannya yang saudara peroleh? Barang-barang plastik murahan, transistor-transistor yang tak bernilai, dan arloji mainan-mainan. Hentikan perdagangan barteran ini dengan Singapura, dan bergabunglah dalam kesatuan-kesatuan ekonomi yang kuat untuk memajukan daerah saudara-saudara, dan untuk membuat Belawan-Deli menjadi pelabuhan yang terbesar di Asia Tenggara."
Baca juga:
'Usman-Harun membela negara, bukan lakukan pembantaian'
Ini perbandingan kekuatan militer Indonesia Vs Singapura
Pramono: Penamaan KRI Usman Harun adalah hak Indonesia
Usman & Harun digantung, Marinir siap tenggelamkan Singapura
-
Kapan Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu. Istri Munir, Suciwati juga turut diperiksa oleh Komnas HAM.
-
Kenapa Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Siapa Iman Usman? Iman dikenal publik sebagai Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Ruangguru. Sebelum menjabat di posisinya sekarang, Iman pernah mendirikan Indonesian Future Leaders pada tahun 2009.
-
Apa yang digali Komnas HAM dari Usman Hamid? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir. "Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah," kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Kenapa Iman Usman jadi perbincangan hangat? Seketika sosok Iman Usman banyak dicari tahu publik lantaran kerap tampil bersama Prilly.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.