Bupati Jembrana Teken Surat Edaran Larang Joget Bumbung Porno
Bupati Jembrana I Nengah Tamba resah dengan maraknya pementasan dan video tari joget bumbung yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba resah dengan maraknya pementasan dan video tari joget bumbung yang menyimpang atau mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.
Bupati Jembrana Teken Surat Edaran Larang Joget Bumbung Porno
Menurut Tamba, joget bumbung harus dihormati, dilindungi, dan dilestarikan apalagi sejak tahun 2015 telah diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai tari pergaulan untuk hiburan masyarakat Bali.
Dia meminta seluruh masyarakat Jembrana dan pihak-pihak terkait agar mendukung dan turut serta berperan aktif menghormati, melindungi dan melestarikan pakem dan tata cara pementasan joget bumbung.
Tamba pun meneken Surat Edaran (SE) Nomor 683 Tahun 2023 tentang Pementasan Tari Joged Bumbung yang ditandatangani di Rumah Jabatan Bupati Jembrana pada Kamis (23/11).
Dia menilai, pertunjukan joget bumbung erotis kerap muncul di berbagai platform media sosial. Hal itu tentunya berpotensi untuk dilihat dan ditiru anak-anak.
"Hari ini banyak sekali kita lihat di YouTube atau media sosial pertunjukan joget bumbung yang di luar pakem yang ada. Saya tidak suka hal tersebut sehingga saya mengeluarkan surat edaran ini," kata Bupati Tamba dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/11).
Dalam surat edarannya, Tamba menegaskan kepada instansi pemerintahan, lembaga, perguruan tinggi, tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, dan seniman terkait di Kabupaten Jembrana untuk melaksanakan pembinaan intensif dan berkelanjutan terhadap sekaa atau sanggar atau kelompok seni tari joget bumbung sesuai dengan pakem beserta etika pementasannya secara langsung dan atau media online.
Bahkan, dirinya akan melibatkan Polisi Pamong Praja Desa (PolPraDes), Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk melakukan pengawasan terhadap kemungkinan adanya pementasan tari joget bumbung yang tidak sesuai pakem bahkan terkesan erotis.
"Di desa kita memiliki PolPraDes, Bhabinkamtibmas dan Babinsa akan kita tugaskan untuk mengawal ini. Apabila ditemukan hal itu, kita akan minta PolPraDes, Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk berkoordinasi meminta pertanggungjawaban penyelenggara dan hiburannya akan kita bubarkan," tegasnya.
Menurut Tamba, kegiatan yadnya yang diiringi oleh pementasan joget Bumbung yang tidak sesuai pakem, selain mendapat sanksi sekala berupa pembubaran juga mendapat sanksi secara niskala.
"Masyarakat sekarang harus sadar, pementasan joget bumbung yang tidak sesuai pakem ada sanksinya, yaitu sanksi sekala dan sanksi niskala. Sanksi niskala saya rasa seluruh kegiatan upacara yang merupakan manusa dan Dewa Yadnya apabila diiringi dengan hiburan yang seperti ini, Yadnya-nya kemungkinan tidak lulus bahkan kembali leteh (kotor)," ujarnya.
Dia juga meminta para Youtuber dan atau pegiat media sosial agar tidak memfasilitasi atau menyebarkan konten penampilan tari joged bumbung yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi pada platform Youtube dan media sosial lainnya.
Tamba mengaku akan mendukung pelestarian tari joged bumbung klasik dengan memberikan apresiasi serta melibatkan para seniman joged bumbung dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah (pemda).
"Yayasan Joged Bumbung ini agar terus eksis kami akan memberikan apresiasi, sama seperti jegog dan makepung. Kalau ada event-event dinas kita akan tampilkan joged bumbung dengan apresiasi yang nilainya nanti akan kita tentukan sebagai jasa pementasan," ujarnya.
Sementara, Ketua Yayasan Joged Bumbung Klasik Jembrana I Gede Andaya Sukalana sangat mendukung kebijakan Bupati Jembrana. Hal tersebut, menurutnya, dapat melindungi joged bumbung Jembrana berkembang sesuai dengan pakem yang telah ada.
Ia siap mensosialisasikan penerapan SE tersebut kepada 32 sekaa (kelompok tari) se-Jembrana.
"Saya sangat mendukung dan itulah yang saya harapkan, karena banyak di luaran sana joget yang jaruh (erotis), dikonotasikan Jembrana juga seperti itu, karena di Jembrana sedang booming joget bumbungnya. Mereka beranggapan itu adalah joged bumbung Jembrana, padahal itu salah besar," ungkapnya.
Andaya Sukalana mengatakan munculnya joget bumbung yang berbau porno di daerah lain karena belum adanya perhatian pemerintah. Namun di Jembrana, dirinya bersyukur pemerintah daerah memberikan perhatian khusus terhadap pelestarian joget bumbung klasik.
"Bukannya saya menjelekkan teman yang lain, pada dasarnya semua bagus cuma oknum-oknum yang seperti itu. Mungkin perhatian belum sampai ke sana, astungkara Jembrana betul-betul diperhatikan oleh bapak bupati. Saya sangat berterima kasih kepada bupati atas imbauan-imbauan seperti surat edaran tadi," ujarnya.
Pihaknya tidak menampik adanya pementasan joged bumbung yang tidak sesuai dengan pakemnya. Ia menerangkan, joget bumbung itu dipentaskan oknum-oknum penari yang tidak tergabung dalam suatu wadah yayasan kesenian khusus joget bumbung.