Cerita Polisi Buru Cai Changpan di Hutan Tenjo
Dalam proses pencarian terpidana kasus narkotika itu, ada kurang lebih 190 personel Polisi dari Sat narkoba Polres Metro Tangerang, Polda Metro Jaya, Brimob dan 4 anjing pelacak (K9).
Cai Changpan, terpidana mati kasus narkotika yang berhasil kabur di Lapas Kelas I Tangerang, berakhir tewas, gantung diri di sebuah pabrik pengolahan limbah ban di Desa Koleang, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang Kota AKBP Pratomo yang memimpin langsung proses pencarian pria Taipan beristri warga Bogor. Dia menceritakan, pengalamannya, selama hampir satu bulan menyusuri hutan Tenjo hingga ke Jasinga, Kabupaten Bogor.
-
Bagaimana polisi berusaha menangkap para buronan? Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
"Fenomena alam banyak sekali kami dapati saat pencarian," kata Pratomo mengawali kisahnya melalui sambungan telepon Senin (19/10).
Pratomo menerangkan, dalam proses pencarian terpidana kasus narkotika itu, ada kurang lebih 190 personel Polisi dari Sat narkoba Polres Metro Tangerang, Polda Metro Jaya, Brimob dan 4 anjing pelacak (K9).
"Pencarian siang dan malam. Tim Brimob 98 personel, Sat Narkoba Polres 15 orang dan Polda Metro Jaya sekitar 60, K9 4 anjing 7 personel," ucap Pratomo.
ke Rumah Istrinya
Dia menjelaskan, setelah berhasil kabur dari Lapas Tangerang, Sat Narkoba Polres Metro Tangerang pada (18/9) lalu. Jajaran Sat narkoba langsung memburu Cai Changpan. Dia kemudian terdeteksi berada di kediaman istrinya di kawasan Tenjo, Bogor.
"Jadi berdasarkan keterangan tukang Ojek Mandra, dia mengantarkan sampai ke Tenjo. Saat kita datangi dia sudah tidak di rumah itu," ucapnya.
Selanjutnya, pada tanggal 22 September, Sat Narkoba Polres Metro Tangerang, mencari Cai Changpan ke hutan Tenjo. Hal itu, didasari informasi warga sekitar yang melihat pelarian Cai Changpan.
"Warga sudah pada tahu, ada buronan Polisi saat itu. Kita mendapat informasi pelariannya ke arah hutan. Saat pencarian banyak masyarakat melihat orang mencurigakan, berada di dalam hutan sendirian," jelas Pratomo.
©2020 Merdeka.com/googlemaps
Hutan Tenjo yang begitu luas, menyulitkan Polisi mencari Cai Changoan dengan personel terbatas. Sampai didatangkan bantuan personel dari Pold Metro Jaya, sebanyak 60 personel.
"Tanggal 23 datang bantuan 60 personel dari Polda. Semakin kita sisir, semakin luas dan tanggal 4 Oktober diperbantukan 98 personel Brimob, 4 anjing K9 dan 7 petugasnya," jelas Kasat Narkoba.
Gali Lubang
Pratomo menjelaskan, proses pencarian panjang dan melelahkan itu, akhirnya diketahui bahwa Cai, berada di pabrik pengolahan limbah ban di Desa Koleang, Kecamatan Jasinga. Namun Cai Changpan tewas dalam kondisi tergantung di area pabrik.
"Tertangkapnya di hutan sebelah hutan Tenjo, di Desa Koleang, Kecamatan Jasinga. Itu sekitar 8 KM dari titik ujung hutan Tenjo," ucap dia.
Dari penemuan jasad tersebut, Polisi hanya mendapati satu dompet milik Cai Changpan dengan uang di dalamnya berisi Rp1.060.000.
Dari TKP pabrik pengolahan limbah Ban, Polisi menemukan dua lubang bekas galian, yang awalnya diduga Cai Changpan menyembunyikan sesuatu atau mencari sesuatu dari bekas lubang tersebut.
"Ada dua lubang bekas galian di sekitar lokasi penemuan jasadnya, sekitar 50 meter dari lokasi. Tapi tidak kami temukan apapun di sana. Selain dompet dan dua lubang bekas galian itu, kami tidak menemukan apapun. Kita bawa K9 untuk mengendus, jika tidak ada apa-apa," terang dia.
"Proses pencarian terbuka dan tertutup. Kita pakai penunjuk jalan di hutan dan melekat dengan masyarakat yang sangat membantu," jelasnya.
(mdk/rnd)