Cak Imin Sebut NU Tak Bisa Lepas Dari Politik
Kendati begitu, Cak Imin mengatakan ada konsekuensi dari pemilihan langsung yang tidak mudah. Termasuk kecenderungan pragmatisme politik yang melahirkan-produk politik yang tidak efektif.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menilai, Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan bisa lepas dari politik bila disebut kembali ke khittahnya. Menurutnya, NU justru menjadikan perangkat politik lebih luas.
"Kalau disebut kembali ke khittah, itu bukan berarti melepaskan diri dari politik, tetapi justru menjadikan perangkat politik lebih luas,” katanya, Kamis (23/12).
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
-
Kapan M Rizqi Iskandar Muda lahir? Secara kebetulan, Rizqi yang kelahiran Batang, Jateng, 9 November 2002 itu merupakan legislator termuda di DPRD Jateng pada periode ini.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda berkuasa? Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
-
Kenapa Ma'ruf Amin hadir di muktamar PKB? Diketahui, Ma'ruf Amin kembali dipercaya menjabat Ketua Dewan Syuro DPP PKB berdasarkan hasilMuktamar ke-VI yang digelar di Nusa Dua Bali, Minggu (25/8) lalu.
-
Siapa Laksamana Muda Mohammad Nazir? Nama Mohammad Nazir Isa mungkin banyak orang yang tidak mengetahui siapa sosok yang satu ini.
Menurutnya, sudah saatnya NU mempengaruhi kebijakan politik yang lebih transformatif untuk membawa kemajuan dan perubahan di masa yang akan datang.
”Kita harus membicarakan politik dalam artian yang lebih luas. Mulai dari mabadi’u khaira ummah, maqasidu syariah, sampai maslahatil ummah,” urainya.
Cak Imin menilai, istilah 'NU kembali ke khittah' justru menjadikan politik NU semakin canggih. Dia bilang, para politisi NU sudah naik kelas. Sejak era reformasi, banyak kader NU yang menjabat di eksekutif maupun legislatif.
”Karena demokrasi dan reformasi telah melahirkan kebebasan untuk menentukan arah politik yang kemudian warga NU terorganisir maupun pribadi menjadi kekuatan politik sehingga akhirnya jabatan-jabatan publik bisa diambil melalui pemilihan secara langsung,” tuturnya.
Kendati begitu, Cak Imin mengatakan ada konsekuensi dari pemilihan langsung yang tidak mudah. Termasuk kecenderungan pragmatisme politik yang melahirkan-produk politik yang tidak efektif.
Menurutnya, politik besar yang menjadi khittah adalah bahwa NU harus bisa membaca lebih luas lagi posisi perjuangan politiknya yang sudah tidak lagi pada level jabatan publik. Tetapi sudah level kebijakan-kebijakan publik yang efektif dan tepat dalam memenuhi tuntutan-tuntutan mabadi’u khaira ummah, maqasidu syariah, sampai maslahatil ummah sesuai visi dan misi NU.
”Dari situlah saya yakin peran politik NU sangat cerah. Masa depan NU sangat luas apabila semua kekuatan solid di dalam satu kekuatan yang kokoh. Kalau tidak, akan terulang lagi perceraiberaian seperti yang terjadi di masa Fusi di dalam sebuah parpol maupun di masa proses marginalisasi politik Orde Baru yang akhirnya tidak produktif sama sekali,” urainya.
Menurutnya, perjuangan NU akan sangat efektif dilakukan melalui jalur politik. Baik perjuangan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial bahkan keagamaan.
Dia mencontohkan sejak era Mendikbud Muhammad Nuh dan dilanjutkan M Nasir sebagai Menristekdikti, perguruan tinggi NU berkembang sangat pesat meski masih jauh dari target NU.
”Inilah efektivitas kekuasaan dalam melahirkan target-target perjuangan. Justru khittah tadi yang membuat kita memiliki peran perjuangan di pemerintahan, kenegaraan, dan politik,” tandas Wakil Ketua DPR itu.
Baca juga:
Yaqut Cholil Qoumas Pastikan Tidak Ada Intervensi dari Kemenag di Muktamar NU ke-34
Wapres Ma'ruf Amin Paparkan Kriteria Seorang Rais Aam PBNU
Yahya Staquf Soal Persaingan dengan Said Aqil: Habis Itu Kita Bareng-bareng Lagi
Hasto Kristiyanto: Presiden Jokowi dan PDIP Tak Intervensi Muktamar NU
Erick Thohir Bangga Muktamar NU Digelar di Kampung Ayahnya di Gunung Sugih
Yenny Wahid Sebut Dua Kandidat Ketum PBNU Punya Kedekatan dengan Gus Dur
Saling Klaim Dukungan di Muktamar NU