Candaan Puan soal rakyat miskin diet buka borok kegagalan pemerintah
Meski bernada gurauan, pernyataan tersebut tak pantas keluar dari seorang menteri.
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta agar rakyat miskin diet dan kurangi makan. Peneliti Formmapi, Lucius Karus menilai, meski bernada gurauan, pernyataan tersebut tak pantas keluar dari seorang menteri.
Hal itu, menurutnya, menunjukkan lemahnya sensitivitas seorang Puan. "Soal pernyataan Puan yang meminta orang miskin diet dan mengurangi konsumsi makanan menunjukkan rendahnya sensitivitas Puan selaku wakil pemerintah dan negara di hadapan rakyatnya sendiri," kata Lucius Karus ketika dihubungi merdeka.com, Selasa (2/2).
"Pun seandainya pernyataan itu diungkapkan Puan dalam konteks becanda tetap saja secara etis tak bisa dibenarkan," tambahnya.
Bagi Lucius, menjadikan beras miskin (raskin) sebagai bahan candaan ibarat membuka borok sendiri. Raskin adalah bukti kegagalan negara terhadap kesediaan pangan.
"Warga miskin merupakan bukti paling telanjang mengenai kegagalan pemerintah. Kebijakan beras miskin juga seharusnya tak perlu dibanggakan pemerintah. Penamaan beras miskin saja sebenarnya sudah menghina mereka yang menerimanya," jelas dia.
Dia mengatakan, kemiskinan Indonesia seharusnya diperbaiki bukan ditertawakan. Pria asal NTT melihat gurauan Puan merupakan suatu hal yang tak pantas dan tidak pada tempatnya sebagai perwakilan pemerintah.
"Karena rakyat miskin merupakan manifestasi kegagalan pemerintah maka lelucon Puan menjadi tak lucu. Harusnya dia menertawakan kegagalannya sendiri, bukan malah menertawakan rakyat miskin yang ada karena kegagalan pemerintah," tandas dia.