Cerita Jufrianto jadi koordinator 7 pengemis di Samarinda, hartanya berlimpah
Satpol PP Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggerebek rumah penampungan pengemis di Jalan KH Damanhuri, Gang Ogok, Samarinda. Koordinator pengemis, Jufrianto (51) diamankan. Sejak Oktober 2017, Jufri hidup dari hasil mengemis 7 orang yang didatangkan dari Madura. Di antaranya, beli 2 motor dan ponsel.
Satpol PP Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggerebek rumah penampungan pengemis di Jalan KH Damanhuri, Gang Ogok, Samarinda. Koordinator pengemis, Jufrianto (51) diamankan. Sejak Oktober 2017, Jufri hidup dari hasil mengemis 7 orang yang didatangkan dari Madura. Di antaranya, beli 2 motor dan ponsel.
Jufri diketahui asal Kampung Lentang, Sumenep. Dari barang bukti 2 kode pesanan tiket Surabaya tujuan Balikpapan, tertera nama dia bersama 7 warga Madura lain. Tujuannya untuk mengemis di Samarinda.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
-
Mengapa Kotak Suara Pemilu Penting? Kotak suara menjadi salah satu perlengkapan pemungutan suara pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
-
Cerita lucu apa yang bisa bikin pacar kamu ngakak parah? Simak cerita lucu untuk pacar paling lucu berikut ini yang bikin pasangan ngakak parah.
"Saya dengan 7 orang di rumah. Mereka berangkat sendiri dari Surabaya. Mereka memang kerjanya meminta-minta di Madura," kata Jufrianto saat berbincang bersama merdeka.com, Selasa (27/3).
Di Madura, 7 orang itu, menurut Jufri, sepi pendapatan sehingga diajak ke Samarinda untuk kembali mengemis di jalan. "Di Samarinda kan pendapatan lumayan. Mereka ke sini juga bayar tiket sendiri, utang dengan orang. Tidak, tidak ada ke daerah lain. Cuma ke Samarinda saja," ujar Jufri.
Jufri tidak berkutik ketika rumahnya digerebek Satpol PP dini hari tadi. Pola bagi hasil dari para pengemis yang sebagian penyandang disabilitas 75 persen diterima Jufri.
Tugas Jufri salah satunya mengantar para pengemis ke lokasi. "Saya ngojek antar satu per satu siang dan malam mereka yang mengemis. Saya dibayar Rp 50 ribu antar jemput per hari," ungkap Jufrianto.
Lantas bagaimana dengan biaya makan sehari-hari ketujuh pengemis yang dia datangkan dari Madura di rumahnya? "Bayar Rp 50 ribu itu sudah termasuk makan Pak. Memang diamankan petugas tadi ada Rp 3 juta uang hasil mengemis. Itu punya semua orang di rumah saya," terangnya.
Jufri mengaku punya istri yang dia tinggalkan di Sumenep. Kendati demikian, dari hasil para pengemis di rumahnya yang mengemis, dia bisa beli 2 motor bekas seharga Rp 16 jutaan, kemudian membeli 2 telepon selular android seharga Rp 5 jutaan.
Jufri menutup rapi koordinator di Madura yang mengumpulkan ketujuh orang itu datang mengemis ke Samarinda. "Sekitar Oktober 2017 ke sini. Tujuannya memang ke saya," sebut Jufri seraya merahasiakan siapa yang menghimpun 7 orang itu.
Jufri cuma bisa menyesal begitu tahu Perda Kota Samarinda No 7 Tahun 2017 mengancamnya dengan denda Rp 50 juta. Aturan itu pun terpampang di sejumlah sudut ruas jalan di Samarinda yang ditengarai ramai pengemis.
"Meski memang sehari rata-rata dari mengemis dapat Rp 70 ribu, saya tidak tahu aturan itu Pak. Uang dari mereka juga buat bayar sewa rumah Rp 500 ribu sebulan," aku Jufri yang mengaku tidak punya pekerjaan tetap.
Catatan merdeka.com, cerita pengemis di Samarinda ini memang tidak ada habisnya. Petugas pun tidak pernah menyerah mengamankan mereka, dan berulang kali memulangkan ke daerah asal menggunakan kapal laut. Tapi, mereka kembali lagi menggunakan pesawat.
Itu terbukti dengan beberapa pengemis yang sebelumnya terdata di Satpol PP, kembali tertangkap. Bahkan dengan hasil mengemis di Samarinda, tidak jarang juga mereka bisa membeli motor baru hingga perhiasan emas.
"Kalau sudah begini, malu saya Pak, malu dengan daerah saya," tutup Jufri.
Baca juga:
Fakta-fakta mengejutkan terungkap usai koordinator pengemis diciduk
Ini Jufrianto, koordinator pengemis yang dibekuk Satpol PP Samarinda
Sandiaga minta pengemis ditertibkan usai kedapatan bawa emas & duit Rp 23 juta
Pengemis di JPO Sentiong tepergok kantongi emas dan duit Rp 23 juta
Cerita pengemis modus ngesot suruh anak jadi 'mata-mata'
Pengemis modus ngesot, baru dua jam sudah raup Rp 249.000