Cerita kelam 400 orang terbakar di Yogya Plaza saat Tragedi '98
Warga yang tengah asyik menjarah terjebak kepulan asap kasur yang sengaja dibakar beberapa pria berbadan tegap.
Mal Klender di kawasan Jakarta Timur, menjadi saksi bisu Tragedi Mei 1998 silam. Mal yang sebelumnya bernama Yogya Plaza itu, dulunya pasar swalayan.
Di masa penggulingan pemerintahan Orde Baru, mal ini jadi sasaran massa. Lebih kurang 400 orang tewas di dalam mal tersebut, saat warga melakukan penjarahan besar-besaran ketika krisis moneter melanda negeri ini.
Suyono (bukan nama sebenarnya), salah satu saksi sejarah yang mengingat peristiwa tragis 16 tahun silam menuturkan, penjarahan di Yogya Plaza terjadi karena adanya provokator dari beberapa kelompok pria berbadan tegap. Mereka menyuruh masuk ke dalam mal untuk melakukan penjarahan.
"Seinget gue, kejadiannya itu jam satu siang. Waktu itu keadaan Jakarta emang genting. Ada emang beberapa orang di jalan ngajak untuk ngejarah Yogya, gue inget banget di depan Yogya tuh orang udah pada kumpul kayak semut, pada siap-siap mau ngejarah," kata Suyono, saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (14/5).
Suyono mengatakan, puluhan petugas keamanan dan beberapa jawara dengan senjata tajam yang diselipkan di bagian pinggang, membuat pagar betis untuk menghalau warga masuk ke dalam mal. Warga yang melihat ketatnya penjagaan tak menyerah, mereka tetap menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengambil barang-barang yang diinginkan.
"Puncaknya itu, pas denger suara tembakan. Itu gak tahu siapa yang nembak, di situ ada orang badan tegap, teriak masukkk.. ayo kita jarah, warga pada panik dan berhamburan untuk maksa masuk ke dalam. Pagar betis akhirnya jebol karena massa tuh udah gak kebendung lagi. Akhirnya petugas keamanan di situ teriak boleh dijarah tapi jangan di bakar," kenang Suyono, mengingat ucapan itu.
Aksi penjarahan berlangsung hingga satu jam lebih. Kondisi mal yang gelap dan tidak ada pencahayaan, karena tidak buka saat itu, sempat menyulitkan warga yang ada di dalam mal.
"Karena kondisi gelap, jadi apa aja yang dilihat yah dijarah. Udah gak mikir panjang lagi, semua pada berebutan. Dari ibu-ibu, bapak-bapak, laki, cewe, itu semua udah kayak kesurupan aja," ucap Suyono.
Suyono melanjutkan, saat orang-orang menjarah dari lantai pertama hingga lantai enam, beberapa orang justru mengumpulkan kasur dan pakaian ke tengah ruangan yang berada di lantai satu. Usai mengumpulkan barang-barang tersebut, sekelompok orang itu pun langsung menyiramkan bensin dan membakarnya.
"Itu badannya gede-gede semua. Udah diteriakin sama orang-orang di dalam mal, jangan dibakar.. jangan dibakar... tapi dia justru ngancem balik. Di situ akhirnya banyak orang yang kejebak, karena lantai satu itu udah penuh api jadi pada gak bisa keluar," paparnya.
Lebih jauh dia menambahkan, kepulan asap tebal dari lantai satu membuat beberapa orang yang berada di dalam jatuh pingsan karena sesak napas. Tidak ada akses keluar saat itu. Beberapa orang pun lebih memilih loncat dari jendela untuk keluar dan dibantu warga lainya di bawah yang menangkapnya.
"Pada loncat semua dari jendela. Untung warga di bawah juga ngebantu dengan nyiapin kasur dan nangkep pake sprei. Tapi banyak yang gak selamat karena sudah pada pingsan duluan di dalam baru kebakar," ungkapnya.
Setelah api padam, Suyono mengatakan, terlihat lah ratusan mayat yang sebagian besar tidak diketahui identitasnya terbakar menumpuk di dalam mal yogya plaza tersebut. Jumlahnya sekitar 400 orang dan semuanya dalam keadaan hangus terbakar.
"Sedih banget deh kalau inget, gak kuat ngeliatnya. Kita yang selamet hanya bisa mengucap syukur aja sama Tuhan. Gak ngebayang kan kalau gue ikut kepanggang juga," tandasnya.