Cerita mistis Pulau Merah dan Batu Moro Seneng di Banyuwangi
"Di sini mitosnya adanya paku bumi alami yang terbuat dari emas. Dan ternyata itu benar dengan adanya citra satelit."
Tempat finish Internasional Tour de Banyuwangi Ijen etape pertama yang bertempat di Pantai Pulau Merah banyak menyimpan cerita menarik. Mulai dari banyaknya penambang yang merusak ekosistem hingga cerita mistis dari pulau ini.
Menurut seorang pemandu wisata, Yogie Turnando (24), Pulau Merah mulai menarik banyak minat wisatawan sejak pemerintah daerah setempat melihat potensi keindahan pantainya. Selain itu, sejak adanya penemuan tambang emas, Pulau Merah semakin banyak dikunjungi.
"Pulau Merah itu mengandung emas. Jadi ketika banyak yang tahu gunung di Pulau Merah ini mengandung emas ya pada akhirnya menarik wisatawan dan pengusaha," ujar Yogie saat ditemui merdeka.com usai finish etape pertama Tour de Banyuwangi Ijen, Kamis (16/10).
Yogie mengatakan, adanya tambang emas di Pulau Merah karena ada mitos yang berkembang, yakni terdapat sebuah paku bumi alami yang tertanam dalam sebuah gunung di seberang pantai Pulau Merah.
"Di sini mitosnya adanya paku bumi alami yang terbuat dari emas. Dan ternyata itu benar dengan adanya citra satelit yang menangkap adanya tambang besar di sini," kisahnya.
Yogie pun menceritakan awal mula daerah pulau kecil yang terdapat di pesisir Kabupaten Banyuwangi ini dinamakan sebagai Pulau Merah. Menurutnya daerah tersebut dinamakan Pulau Merah karena tanahnya yang berwarna merah.
"Dikatakan merah karena tanahnya memang berwarna merah, apalagi kalau kemarau kaya gini kelihatan merah. Itu semua karena semua pohon di situ meranggas," ujarnya.
Selain karena tanahnya yang merah, di Pulau Merah terdapat kumpulan kelelawar besar yang berwarna merah di dalam gua sehingga pulau tersebut disebut Pulau Merah.
"Menurut legenda, barang siapa yang masuk ke gua kelelawar merah dan melihat manusia dia akan menerima rezeki yang luar biasa," katanya.
Tidak berhenti di situ, Yogie pun menceritakan kisah mistis sebuah batu besar yang berada di sekitar Pulau Merah. Batu yang dikenal warga dengan nama Batu Moro Seneng itu dikatakannya berpindah tempat saat terjadi tsunami pada tahun 1994.
"Sebelum Pulau Merah kita bisa lihat ada batu besar bernama Moro Seneng, di situ ceritanya dulu tahun 94 terjadi tsunami dan tiba-tiba batu itu yang tadinya terletak di selatan Pulau Merah menjadi bisa dilihat dari pantai," ujar Yogie.
"Di samping itu batu itu kan besar tau-tau dia pindah tempat saat tsunami dan masyarakat nyebut itu sebagai batu Nusa Kambang atau batu yang mengambang," lanjut Yogie.
Dia pun menceritakan sejarah dari batu tersebut. Menurutnya batu itu hingga kini dijadikan masyarakat setempat untuk melakukan ritual Saji Laut atau Melasti.
"Dulunya tempat sesajen untuk saji laut atau melasti. Hingga kini masih juga digunakan," tutup dia.
Baca juga:
Jelang etape neraka Tour de Ijen, lereng gunung kebakaran
Kemeriahan pembukaan International Tour de Banyuwangi Ijen
Gunung Tumpang Pitu, tempat singgah permaisuri Raja Airlangga
Para peserta Tour de Ijen meringis kelelahan usai finish etape I
Memantau suasana jelang start etape 1 Tour de Banyuwangi Ijen
-
Mengapa International Tour de Banyuwangi Ijen diadakan? Sebelumnya ITdBI merupakan salah satu event yang paling ditunggu masyarakat Banyuwangi. Selain memberikan suguhan atraksi sport tourism, ITdBI juga mampu memberikan efek sosial dan ekonomi pada masyarakat.
-
Bagaimana cara Banyuwangi mewujudkan wisata berkelanjutan di Geopark Ijen? “Pariwisata yang dapat menjadi mata pencaharian ini, kami jadikan payung untuk menggerakkan masyarakat dalam melakukan konservasi hingga melestarikan budaya,” terangnya.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Mengapa Banyuwangi Ijen Geopark Downhill 2023 merupakan event penting? Kami konsisten untuk menggelar event sport tourism karena ini merupakan salah satu sektor wisata yang peluangnya besar," kata Ipuk.
-
Kapan Festival Kita Bisa di Banyuwangi? Memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, Kabupaten Banyuwangi menggelar beraneka agenda. Salah satunya lewat Festival Kita Bisa yang menampilkan beragam karya dan kreasi dari anak-anak muda penyandang disabilitas.