Cerita Pasutri Naik Motor 16 Hari dari Sulteng ke Padang Demi Ikut MTQ
Gelaran Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVIII 2020 yang digelar di Kota Padang, Sumatera Barat, memunculkan salah satu cerita yang menarik.
Gelaran Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVIII 2020 yang digelar di Kota Padang, Sumatera Barat, memunculkan salah satu cerita yang menarik.
Cerita itu datang dari pria bernama Hasan CL Bunyu (44) yang mendampingi sang istri Nining R Rusdin Wakiden (29) sekaligus salah satu peserta MTQ di Kota Padang tersebut.
-
Apa yang terjadi di Kota Padang? Hujan deras melanda sebagian besar kawasan Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari.
-
Apa itu Padang Mangateh? Padang Mangateh merupakan hamparan padang rumput mirip savana yang menjadi sentra peternakan yang sudah ada sejak zaman kolonial.
-
Bagaimana abrasi terjadi di Padang? Dampak abrasi di Kelurahan Air Manis, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) kian nyata. Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang menjadi ancaman serius akibat abrasi yang terus terjadi, paling parah dirasakan warga sejak enam tahun terakhir.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Dari mana asal telur dadar Padang? Telur dadar Padang merupakan hidangan khas dari daerah Padang yang memikat lidah dengan kelezatannya.
-
Siapa yang mengembangkan Pelabuhan Muara di Padang? Dalam sejarahnya, pelabuhan ini telah mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan di bagian dermaganya.
Hasan rela memboncengi istrinya selama 16 hari menggunakan sepeda motor berkapasitas mesin 110 cc. Perjalanan itu ia tempuh dari tempat asalnya di Sulawesi Tengah menuju Kota Padang yang jika dilihat dari Google Maps berjarak hampir 3.700 kilometer.
Hasan mengakui, bahwa kecintaannya terhadap Alquran bersama sang istri yang membuat tekadnya untuk menempuh ribuan kilometer tersebut.
Nining merupakan peserta MTQN Cabang Seni Kaligrafi Alquran mewakili Kalimantan Utara yang dipusatkan di GOR Universitas Negeri Padang (UNP).
Penuturannya kepada merdeka.com, Hasan mengakui selama 16 hari perjalanan itu ia menemui banyak rintangan dan kendala, seperti cuaca buruk hingga dikejar oleh kawanan begal.
"Kami sempat nyasar sekitar 5 jam di daerah Muko-Muko, Bengkulu waktu itu, karena menembus hujan deras di tengah malam," ungkap Hasan di Padang, Kamis (19/11).
Bahkan, dia dengan istrinya sempat dikejar kawan 'bajing' atau begal di jalan lintas Sumatera. Namun tertolong oleh empat mobil pengangkut minyak CPO.
"(Kami) sempat dikejar begal, namun Alhamdulillah ada empat mobil CPO waktu itu menolong kami, dan membawa kami ke tempat yang aman," kata Hasan.
Namun begitu, walaupun bercampur cemas dan lelah, selama perjalanan berhari-hari itu dia mengakui banyak mendapatkan kebaikan dari masyarakat yang ia temui sepanjang perjalanan.
"Sepanjang jalan mulai dari Lampung hingga ke Mandeh, Alhamdulillah kami berapa kali kami ditolong orang. Bahkan ya, tempat tinggal kami di sini (Padang) dibantu oleh masyarakat setempat," sebut Hasan.
Untuk diketahui, Sumatera Barat pada tahun ini menjadi tuan rumah bagi gelaran MTQ Nasional ke-XXVIII. Iven ini telah dimulai pada 12 November 2020 lalu, dan bakal berakhir pada 21 November 2020 mendatang.
Para peserta yang mencapai 1.476 orang itu berasal dari berbagai Provinsi di Indonesia.
Baca juga:
Buka MTQ Nasional, Jokowi Ajak Umat Islam Membumikan Ajaran Alquran
Positif Covid-19, 5 Perwakilan Riau Batal Ikut Kejuaraan MTQ Nasional di Padang
Buka MTQ di Kepri, Wamenag Zainut Berpesan Senantiasa Menjaga dalam Keberagaman
Panitia Jelaskan Polemik soal Cadar di Acara MTQ ke 37 di Sumut
Kemeriahan Pawai Ta'aruf Musabaqah Tilawatil Qur'an
Lantunan Alquran akan Berkumandang Selama Sepekan di Titik 0 Derajat Bumi