Cerita pemimpin muda pegang pemerintahan Jawa Barat
Mereka hadir dalam talkshow bertajuk 'Dari Daerah Membangun Indonesia' yang digelar oleh ICMI Jabar.
Ikatan Cendikiawan Muda Indonesia (ICMI) Jawa Barat, menggelar talkshow bertajuk 'Dari Daerah Membangun Indonesia'. Acara ini dihadiri oleh tiga orang pemimpin muda yaitu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Bima Arya, dan Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, untuk memberikan kuliah umum.
Di hadapan sekitar 200an mahasiswa, Ridwan Kamil sempat bercerita mengenai perjalanan hidupnya sebelum mejabat sebagai wali kota. Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku bertekad untuk mengubah daerah asalnya dan membangun tanah air.
"Kalau anda mencintai kota, cintailah dengan aksi. Ibu saya selalu berpesan kepada saya, cintailah Tuhan-mu, sesama-mu dan tanah kelahiranmu," terang Emil, di Aula Bumi Madani, Jalan Cikutra, Bandung, Sabtu (8/2).
Emil mengaku, saat mecalonkan diri sebagai wali kota, dirinya sempat kehilangan kepercayaan diri untuk bisa memimpin Bandung. Namun karena kecintaanya terhadap kota kembang, dia pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari comfort zone (zona nyaman), yang mana saat itu ia adalah seorang arsitek dan dosen ITB.
"Saya datang dengan hal baru saat mencalonkan wali kota, saya sempat stres pada saat kampanye. Tapi saya pakai teori sepeda, berjalan sambil mencari keseimbangan," cetus pria lulusan Berkeley Amerika Serikat itu.
Tak disangka Emil yang berpasangan dengan Oded M Danial menang mutlak dalam Pilwalkot Bandung 2013. "Maka itulah saya ingin membuat perubahan dengan aksi yang lebih besar. Sekarang ada orang menyebut Bandung 'city pigs' tak masalah karena saya mau merubah wajah Bandung," tutur Emil.
Dalam diskusi yang berlangsung ringan dan santai itu, Bima Arya juga menyampaikan akan kecintaan terhadap Bogor. Menurut ingatannya, di tahun 1980-an Bogor adalah kota yang begitu asri dan hijau.
"Sekarang juga hijau, hijau sama angkot," seloroh Bima sembari bercanda.
Bima mengaku, tekad besarnya untuk menjadi pemimpin di kota hujan ini karena, ingin membangun kampung halaman sendiri. Ia menambahkan, banyak daerah di Indonesia yang sudah jauh tertinggal dibanding dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
"Saya datang ke sana diskusi ditingkat RW saja sudah bicara perubahan bagaimana daerahnya bisa maju, lah pas saya pulang ke Bogor yang dibicarakan Katulampa siaga lagi, siaga lagi, ini juga karena ulah warganya yang masih tidak tertib (buang sampah sembarangan)," jelasnya.
Di sinilah semangat membangun daerah harus digelorakan kepada anak-anak muda seperti kalian," tutur Bima.
Sementara itu Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, mengaku energi anak muda sangat diperlukan untuk mengubah negeri ini. Menurut Fahmi, para PNS yang sudah memasuki masa pensiun sudah tidak memiliki energi untuk memberikan perubahan yang signifikan. Oleh karena itu dia berharap pemuda bisa menjadi agen perubahan dengan menyongsong Indonesia menjadi lebih baik.
"Kalau di Sukabumi kadis-kadisnya saja sudah seusia bapak saya, energinya kan sudah berkurang," tandasnya.