Cerita siswa SMK jadi simpatisan ISIS hingga sandera keluarga
Merasa terancam keselamatannya, orangtua pun melaporkan tindakan itu ke polisi.
Maraknya simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang tersebar di Indonesia makin meresahkan. Sebab, anggota yang tergabung dalam ISIS dinilai berbahaya dan mengancam keselamatan manusia.
Berbagai kalangan mengecam aksi yang dilakukan kelompok militan ini. Karena mereka tidak pandang bulu jika akan melukai orang yang bertentangan dengan ideologinya.
Belakangan ini, tanah air pun menjadi resah akibat ada kabar yang menyebut jika banyak warga ikut bergabung ke dalam gerakan itu. Pihak kepolisian pun tidak tinggal diam untuk menangkap orang-orang terindikasi menjadi anggota ISIS.
Seperti yang terjadi di Jambi. Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan itu diduga menjadi simpatisan ISIS karena memiliki atribut-atribut gerakan itu. Selain itu, dia nekat menyandera orangtua dan adiknya. Merasa terancam keselamatannya, orangtua pun melaporkan tindakan itu ke polisi. Akhirnya polisi pun berhasil menangkap remaja tersebut.
Bagaimana cerita siswa SMK jadi simpatisan ISIS? Berikut rangkuman beritanya:
-
Apa yang membuat posisi Indonesia semakin baik dalam Global Terrorism Index? Posisi Indonesia, kami laporkan, dalam Global Terrorism Index semakin baik, dalam kategori medium impacted.
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Siapa Imad Aqil? Kelompok Hamas mempunyai sosok pejuang yang menjadi inspirasi mereka dalam melawan pasukan Israel. Imad Aqil, salah satu pejuang Hamas yang namanya dikenal di Palestina.
-
Siapa Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Apa saja aspek yang dinilai dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim? IDI diukur berdasarkan 3 aspek dan 22 indikator. Beberapa aspek penilaian IDI Kaltim yang mengalami peningkatan di antaranya, Aspek Kebebasan dari 89,46 naik menjadi 91,40. Aspek Kesetaraan dari 76,67 naik menjadi 79,25. Dan aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi dari 77,90 naik menjadi 81,06.
Simpan atribut ISIS, pelajar SMK sandera orangtua dan adik
Keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia, begitu meresahkan warga. Sebab, anggota tersebut tak segan untuk melakukan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak berdosa.
Seperti yang terjadi di Jambi, polisi berhasil mengamankan seorang pemuda yang kedapatan memiliki berbagai atribut, dan bendara ISIS yang disimpan di rumahnya. Itu setelah polisi mendapatkan laporan dari orang tuanya.
Kapolda Jambi, Brigjen Pol Bambang Sudarisman di Jambi, Selasa (24/3), mengatakan saat ini pemuda bernama Novaldi (18) warga Sijenjang Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, kedapatan menyimpan bendera dan atribut ISIS serta buku tentang jihad.
Kasus ini terungkap setelah adanya laporan orangtuanya yang telah mengalami ancaman kekerasan, dan sempat terjadi penyanderaan terhadap keluarganya sendiri yang kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian setempat.
Aksi pengancaman dan penyanderaan yang dilakukan Novaldi terhadap orangtua dan adiknya, dilakukan di dalam Toko Sembako milik keluarga itu yang berada di RT 05 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
Sebelum sandera orangtua dan adik, Novaldi minta Rp 300 juta
Novaldi adalah seorang pelajar di SMK Alfakih Kasang Pudak, mengancam orangtuanya bernama Mulyadi (47) dan menyandera adiknya Maulana (6) merupakan adik pelaku.
Sebelumnya dalam aksi itu pelaku Novaldi yang berada di lantai dua rumah tokonya meminta uang sebesar Rp 300 juta kepada orangtuanya Mulyadi, namun ketika ditanya pelaku langsung mengambil sebilah senjata tajam.
Kemudian pelaku juga menyerang ayahnya dan menyandera adiknya Maulana yang pada saat kejadian berada di dekat pelaku.
Mengetahui kejadian tersebut korban langsung melapor ke pihak Kepolisian Polsek Jambi Timur dan selanjutnya pihak Polsek Jambi Timur dan Polresta Jambi mendatangi TKP.
Novaldi juga simpan replika senapan AK-56
Novaldi, seorang pelajar di SMK Alfakih Kasang Pudak, mengancam orang tuanya bernama Mulyadi (47) dan menyandera adiknya Maulana (6). Sebelumnya Novaldi meminta uang sebesar Rp 300 juta kepada orang tuanya Mulyadi, namun ketika ditanya pelaku langsung mengambil sebilah senjata tajam.
Kemudian pelaku juga menyerang ayahnya dan menyandera adiknya Maulana yang pada saat kejadian berada di dekat pelaku. Mengetahui kejadian tersebut korban langsung melapor ke pihak Kepolisian Polsek Jambi Timur dan selanjutnya pihak Polsek Jambi Timur dan Polresta Jambi mendatangi TKP. Kemudian pelaku dibawa dan diamankan ke Polresta Jambi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/3), pada saat dilakukan penggeledahan di rumah pelaku ditemukan beberapa barang terkait ISIS dan barang bukti lainnya seperti satu buah replika senjata AK-56, tiga buah magazin replika, dan sebilah golok.
Kemudian empat lembar bendera hitam bertuliskan bahasa arab yang digunakan ISIS, satu baju hangat loreng warna hitam bertuliskan bahasa Arab digunakan ISIS, satu setel pakaian loreng dan kaos loreng, satu helai sorban warna merah dan hitam bertuliskan bahasa Arab.
Satu kaos hitam bertuliskan bahasa Arab dan tiga buku panduan tentang Jihad, satu telepon seluler merek Oppo, satu unit komputer jinjing Acer 14 inci, satu buah koper warna ungu dan sepuluh lembar stiker warna hitam bertuliskan bahasa Arab.
Berdasarkan keterangan orangtuanya, Mulyadi, pelaku Novaldi telah mengalami perubahan sikap dan dirinya tertutup kepada keluarga dan kerabatnya.
Polisi hingga saat ini masih menyelidiki kasus ini juga keterkaitan Novaldi dengan ISIS. Diduga, Novaldi adalah simpatisan ISIS di Jambi.
Sempat ditahan, Novaldi dilepas polisi
Novaldi seorang pelajar SMK yang ditangkap polisi karena kedapatan memiliki atribut ISIS, dan menyandera keluarga akhirnya dipulangkan. Kapolda Bambang Sudarisman mengatakan, Novaldi kini statusnya hanya sebagai terperiksa.
"Karena yang bersangkutan masih berstatus pelajar dan tidak ada bukti pelanggaran hukumnya, maka Novaldi dikembalikan kepada orangtuanya ke rumah dan dia hanya dikenakan wajib lapor," kata Kapolda Bambang Sudarisman.
Status Novaldi sebagai terperiksa dan dilakukan pembinaan dan tidak ada pelanggaran hukumnya karena yang bersangkutan dibebaskan dan hanya dibina dan wajib lapor.
Hasil pemeriksaan terhadap Novaldi, bahwa pengakuannya mengenal paham ISIS dari Internet, namun polisi tidak mempercayainya maka kasus ini terus disidik untuk mengetahui sejauh mana jaringannya.
Novaldi mengaku dia menyimpan atribut ISIS itu hanya sebatas mengagumi dan barang buktinya ada satu replika senjata AK 56, tiga magazin replika, satu golok, empat lembar bendera hitam bertuliskan Arab digunakan ISIS.
Kemudian baju hangat, kaos dan stelan pakaian loreng, baju hangat hitam yang bertuliskan bahasa Arab digunakan ISIS, dua helai surban warna hitam bertuliskan Arab, empat buku panduan tentang jihad, satu unit telepon seluler, komputer jinjing, dan stiker hitam bertuliskan huruf Arab.
"Saya minta Satgas juga bisa cari tokohnya siapa yang menyemangati Novaldi hingga bisa mendapatkan atribut ISIS," kata Bambang Sudarisman, seperti dilansir Antara, Rabu (25/3).