Cerita tenda ceper mesum di bibir pantai Kota Padang
Tenda ceper menjadi ikon mesum Kota Padang, sudah menjadi rahasia umum bagi penduduk setempat.
Pemandangan tenda warna-warni dengan tinggi tak lebih dari 120 cm menghiasi bibir pantai di Jalan Purus, Kota Padang. Masyarakat kota Padang menyebutnya dengan tenda ceper.
Saat malam hari, akan berjejer motor terparkir rapi. Temaram puluhan tenda ceper ini hanya terbias dari penerangan lampu jalan yang jauh dari tenda tersebut.
Pelanggan tenda ceper inipun adalah kebanyakan sepasang kekasih yang ingin merasakan indahnya pemandangan pantai di malam hari dan indahnya hal yang 'lain'. Melalui tenda ceper ini, aktivitas di bawahnya terjaga aman.
Tenda ini mampu menutup seluruh pandangan orang terhadap seluruh aktivitas di bawahnya, yakni dua sejoli yang sedang memadu kasih. Karena itulah, tenda ceper pada akhirnya menjadi ikon mesum Kota Padang.
Tenda ceper menjadi ikon mesum Kota Padang, sudah menjadi rahasia umum bagi penduduk setempat. Bahkan pelancong yang bepergian ke Kota Padang pun seringkali mendapat oleh-oleh cerita mengenai tenda ceper mesum ini.
Berikut cerita mengenai tenda ceper di kota Padang yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber:
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Siapa saja yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Siapa Rizki Natakusumah? Rizki Natakusumah, yang juga dikenal sebagai suami Beby Tsabina, adalah anggota DPR-RI periode 2019-2024.
-
Kapan razia terhadap PPKS dilakukan? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Dimana razia dilakukan? Petugas Satpol PP menggerebek sejumlah kamar kos yang berada di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Kepuharjo, Kabupaten Lumajang.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
Tenda ceper ajang mesum muda-mudi
Kehadiran tenda ceper, entah dimaksudkan sebagai tempat duduk-duduk menikmati pemandangan pantai atau memang sengaja untuk memfasilitasi mereka yang ingin melakukan 'kenikmatan' dengan pemandangan laut. Entahlah, atau ini memang sekedar penyalahgunaan oleh penggunanya, namun kehadiran tenda ceper telah menjadi cerita umum masyarakatnya bahwa tenda itu adalah tempat maksiat.
Menjadi rahasia umum, jika pengguna tenda ceper adalah kebanyakan pasangan muda-mudi. Jika malam mulai beranjak, banyak berjejeran motor-motor yang tak jauh dari tenda tersebut. Tenda ceper pun makin malam banyak dipadati. Jika pagi banyak ditemukan kondom di sepanjang bibir pantai. Hal ini pun seolah menjadi pemandangan biasa bagi penduduk sekitar.
Ironis memang, sebagai kota yang memiliki pepatah adat 'Adat basandi syara, syara basandi kitabullah' (Adat berdasarkan agama, agama berdasarkan Alqur'an) memiliki tempat lokalisasi yang lucunya terletak di tempat pariwisata yang terletak di pusat Kota.
Tak sampai Rp 30 ribu, bisa nikmati tenda ceper
Tarif sewa tenda ceper yang cukup murah, barangkali alasan banyak pasangan muda-mudi lebih memilih berduaan memadu kasih di sini. Dengan sewa kurang lebih tiga puluh ribu rupiah, penyewa mendapatkan 2 buah teh botol, dan tentu dapat menikmati 'kenikmatan' di bawah tenda ceper sembari ditemani dengan deburan ombak pantai.
Hal inilah yang mungkin membuat keberadaan tenda ceper ini laris manis. Suasana yang temaram membuat kondisi semakin mendukung untuk berbuat mesum di bawah tenda.
Di gusur, tumbuh lagi
Ibarat jamur, yang dicabut kemudian tumbuh lagi, begitu pula tenda ceper. Cerita mengenai penggusuran dan razia yang sering dilakukan Satpol PP Kota Padang terhadap tenda ceper, tak membuat tenda ini benar-benar lenyap. Setiap adanya penggusuran dan razia yang terkadang berakhir bentrok, setelah itu tenda ceper akan kembali beroperasi.
Seringkali saat Satpol PP melakukan razia terhadap tenda ceper tersebut, belasan pasangan ilegal tertangkap basah di bawah tenda sedang asyik memadu kasih. Ironisnya sebagian besar pasangan ilegal tersebut masih berstatus mahasiswa, bahkan tidak sedikit yang berjilbab.
Bibir pantai yang bersih dari tenda warna-warni tersebut hanya sering bertahan beberapa hari setelah penggusuran dan razia, selanjutnya tenda warna-warni yang dikenal dengan tenda ceper itu kembali muncul.
Tenda ceper punya teman yaitu tenda biru
Di Pantai Purus ini, tidak hanya kita menemui tenda ceper, tetapi juga ada tenda biru. Tenda biru bukanlah judul lagu, dia merupakan tenda yang berterpal warna biru.
Tenda ini lebih eksklusif dari tenda ceper, sebab hanya bukan di malam hari. Fungsi tenda biru sama dengan tenda ceper, sebagai tempat memadu kasih. Yah, mereka berteman.
Kegeraman dan keresahan masyarakat setempat
Masyarakat Kota Padang resah terhadap aktivitas maksiat yang dilakukan di balik tenda ceper. Hal ini membuat banyak masyarakatnya melakukan aksi mendesak keras agar wali kota maupun pemerintah kota benar-benar menutup tempat itu secara permanen.
Melalui akun Facebook, seseorang memanfaatkan pembuatan fanpage (Halaman yang disukai) dengan nama 'Padang Tanpa Tenda Ceper'. Tidak itu saja, Melalui website Change.org, sebuah website yang memfasilitasi platform petisi terbesar di dunia, membuat petisi yang untuk wali kota Padang, agar benar-benar menghapus tenda ceper tersebut.