Cerita tragis bocah SD di Surabaya dihamili bapak dan gurunya
Berikut ini cerita tragis bocah SD di Surabaya dihamili bapak dan gurunya, seperti dirangkum merdeka.com:
Kisah miris kembali mewarnai dunia pendidikan di Surabaya, Jawa Timur. Bocah berinisial M, usia 14 tahun yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) di salah satu sekolah di Surabaya, dikabarkan tengah hamil lima bulan.
Ironisnya, perbuatan cabul itu diduga dilakukan oleh orangtua kandungnya sendiri serta gurunya, yang mestinya bisa menjadi pelindung. Saat ini bocah perempuan malang itu ditangani oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur.
Ketua Divisi Data dan Riset, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, Isa Anshori saat dihubungi merdeka.com mengatakan, hingga Kamis malam tadi (23/10), kondisi psikologis M sudah mulai membaik.
Berikut ini cerita tragis bocah SD di Surabaya dihamili bapak dan gurunya, seperti dirangkum merdeka.com:
-
Apa bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh mahasiswa filsafat UGM? Dalam video itu, si pria mengaku ada delapan orang korbannya. Pria itu juga meminta maaf atas kekerasan seksual baik secara fisik maupun verbal yang telah dilakukannya.
-
Bagaimana cara Fakultas Filsafat UGM menangani kasus pelecehan seksual? Pada prinsipnya Fakultas Filsafat UGM konsisten untuk penanganan kasus-kasus kekerasan seksual. Laporan tentang adanya korban dan lain sebagainya belum ada," urai Iva.
-
Kenapa pendidikan seksual penting untuk remaja? Pendidikan seksual dapat membantu remaja mengembangkan sikap, nilai, dan keterampilan yang positif terkait dengan seksualitas, seperti rasa hormat, tanggung jawab, komunikasi, negosiasi, dan pengambilan keputusan.
-
Kenapa pendidikan seksual untuk anak menjadi penting? Maraknya pelecehan seksual terhadap anak, membuat orang tua menjadi was-was. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan Pendidikan seks kepada anak. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah anak dari pelecehan. Sehingga anak tahu bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan tidak.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
Siswa SD dicabuli ayah kandung sampai hamil 5 bulan
Ketua Divisi Data dan Riset, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim Isa Anshori, mengatakan latar belakang peristiwa itu bermula ketika kedua orangtua M bercerai. Dia kemudian tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah petak yang berada di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
"Latar belakang lingkungan ini yang menjadi pemicunya. Dia (korban) tinggal di lingkungan rentan. Sejak orang tuanya bercerai, dia tinggal berdua bersama ayahnya. Kondisi inilah yang membuat rentan bagi anak seusia dia."
"Dia sudah jarang masuk sekolah, dan mengalami pelecehan dari orang-orang yang seharusnya melindunginya. Terbukti, korban sekarang mengandung lima bulan. Diduga dia dicabuli ayahnya dan gurunya sendiri," kata Isa Anshari.
Prestasi anjlok, sekolah SD sampai umur 14 tahun
Menurut Isa Anshari, dari komunikasi intens yang dilakukan pihaknya dengan korban, M sebenarnya anak yang cerdas. "Jadi tidak benar jika dia anak yang kurang cerdas. Di usia yang menginjak 14 tahun dia masih duduk di bangku SD. Sebenarnya dia anak yang cerdas, karena lingkungan yang menyebabkan dia tetap tinggal di bangku sekolah dasar," katanya.
Setelah kedua orangtuanya bercerai, kemudian dia diduga menerima pelecehan seksual dari ayah kandungnya dan orang-orang yang seharusnya melindungi dia. Hingga akhirnya dia hamil.
"Dia sudah jarang masuk sekolah, dan mengalami pelecehan dari orang-orang yang seharusnya melindunginya. Terbukti, korban sekarang mengandung lima bulan. Diduga dia dicabuli ayahnya dan gurunya sendiri," terang Isa.
Sekolah tak tanggap, bahkan diduga ada guru ikut mencabuli
Isa Anshari juga mengkritik kebijakan sekolah tempat M, siswa SD yang hamil, belajar ternyata tidak tanggap. Hal itu diduga sebagai salah satu sebab merosotnya prestasi M sehingga tidak naik kelas dan lulus sekolah di usianya yang kini 14 tahun.
"Seharusnya, pihak sekolah lah yang berperan menyikapi kondisi korban. Tapi nyatanya lingkungan sekolah tidak tanggap. Terbukti, ketika M tidak masuk beberapa bulan, sekolah tidak berupaya ingin tahu persoalan anak didiknya, bahkan membiarkan M tidak bisa mengikuti ujian," katanya menyayangkan.
Di sisi lain, alih-alih melindungi, berdasar informasi yang dihimpun merdeka.com ternyata M tidak hanya diduga dicabuli orang tua kandungnya sendiri, namun juga oleh guru agamanya. Saat mengetahui M hamil, orang tua dan gurunya saling lempar tanggung jawab, kalau itu bukan perbuatannya.
Bahkan, dikabarkan pula, M tidak hanya menerima kekerasan seksual dari orang-orang yang mestinya melindungi dan menjamin keselamatannya, namun M juga kerap disulut rokok oleh orangtuanya.
Di sekolah M jadi pendiam tan tertutup
Nasib buruk bocah SD berinisial M di Surabaya itu juga mempengaruhi sikapnya. Dia dikenal sebagai siswi tertutup di lingkungan sekolah sejak kedua orang tuanya bercerai. Ironisnya, bocah malang yang tinggal di kawasan Surabaya Utara, Jawa Timur, ini kini hamil lima bulan dan diduga dicabuli orang tua dan guru agamanya.
Ketua Divisi Data dan Riset Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Isa Anshori mengatakan, kasus M yang kini ditangani Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya itu tergolong rumit.
Isa menuturkan, M adalah korban keretakan rumah tangga kedua orang tuanya. Sejak kedua orang tuanya berpisah, M tinggal di rumah petak bersama ayahnya. Lingkungan yang rentan inilah, kata Isa, yang menyebabkan korban menjadi anak tertutup dan pendiam. Di sisi lain, usia M yang kini 14 tahun seharusnya sudah masuk SMP.
Orang tua M kini ditangkap polisi
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, AKP Aldy Sulaiman mengatakan telah mengamankan orangtua M, yang tega mencabuli anaknya sendiri hingga hamil lima bulan. Sayang, Aldy masih enggan membeberkannya secara detail.
"Pelaku sudah kita amankan, untuk gurunya, masih kita buru. Masalah data, besok (25/10) akan kita rilis bersama-sama di Mako (Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak)," terang Aldy via telephone selulernya, Jumat sore (24/10).
Pun begitu dengan pihak Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, yang mengambil alih penanganan kasus kekerasan seksual anak tersebut, belum mau membeber seluruh identitas korban.
Dan dari komunikasi terakhir dengan korban pada Kamis malam (23/14), psikologis korban berangsur-angsur membaik. Korban sudah bisa diajak berkomunikasi, meski masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.