Curhat Kasat Reskrim Solok Selatan ke Ibunda Sebelum Tewas Ditembak Temannya Sendiri: Mau Keluar Polisi
Sepupu korban, Fery Mangin mengaku mengenal sosok Ryanto sebagai orang yang tulus, berprestasi, dan loyal kepada atasan.
Kematian Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Solok Selatan, Ajun Komisaris Ryanto Ulil Anshar menjadi duka bagi keluarga. Keluarga mengungkapkan, sebulan lalu Ryanto curhat kepada ibundanya, Cristina Yun Abu Bakar soal tugasnya sebagai Kasatreskrim.
Sepupu korban, Fery Mangin mengaku mengenal sosok Ryanto sebagai orang yang tulus, berprestasi, dan loyal kepada atasan. Tak hanya itu, Ryanto dikenal keluarga sebagai sosok yang taat beribadah.
- Motif AKP Dadang Tembak Kasat Reskrim AKP Ryanto Ulil Anshar: Tak Senang Rekannya Ditangkap
- Dikawal Ketat Tangan Diborgol, Ini Penampakan Kabagops Polres Solok yang Tembak Mati Temannya di Kantor Polisi
- Ditembak Mati Kabagops, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Disebut Polisi Berprestasi
- Rukun & Damai, Sosok Seorang Petani Sederhana Punya Istri Tiga dan 8 Anak Tinggal Satu Atap 'Dari Pada Selingkuh'
"Ryan (Ryanto) ini orangnya tulus, berprestasi, loyal pada pimpinan dan keluarga. Juga sangat perhatian, penyayang, hormat pada orang tua lalu tekun beribadah," ujarnya kepada wartawan, Jumat (22/11).
Fery mengungkapkan, tidak ada tanda-tanda didapatkan keluarga terkait kematian Ryanto. Meski demikian, Fery mengaku sebulan lalu Ryanto sempat curhat dengan ibundanya.
"Kita memang, tidak ada tanda-tanda (kematian). Itu saja dia bilang doakan saya, tugas saya berat. Jadi kalau ada informasi liar mohon diinformasikan. Curhatannya ini bulan lalu ke ibunya," ungkapnya.
Curhat Mau Keluar dari Polri
Bahkan, kata Fery, Ryanto sempat mengutarakan ingin berhenti sebagai anggota Polri. Hanya saja, ibundanya menguatkan dan terus memberikan dukungan.
"Bukan pindah, malah dia bilang bolehkah saya keluar dari polisi, tugas saya berat. Cuma ibunya kuatkan dan bilang jangan nak, kita dukung dengan doa," tutur Febry menirukan penyampaian ibunda Ryanto.
Fery kembali mengenang sosok Ryanto yang lurus dalam bekerja. Ia mengaku jika menurut Ryanto itu buruk, maka akan mengatakan buruk.
"Kalau Ryan itu lurus atau lambusuki, tidak bisa ditawar-tawar. Jadi itulah mungkin risiko, konsekuensi," tuturnya.
Fery berharap ada keadilan bagi sepupunya tersebut. Ia mengaku pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Semoga ada keadilan, ini adalah pembelajaran untuk negara," ucapnya.
Curahan Hati sang Ibunda
Sementara ibunda Ryanto, Cristina Yun Abu Bakar menambahkan, jenazah anaknya masih dalam perjalan dari Padang transit di Jakarta dan akan tiba malam ini diperkirakan pukul 00.00 Wita. Cristina mengaku jenazah Ryanto tidak langsung dikebumikan.
"Ini jenazahnya lagi dalam perjalanan ke Jakarta dari Padang dan terakhir ke Makassar. Rencana tidak langsung dikebumikan, karena kita masih mau ibadah, masih ada yang ditunggu, masih ada keluarga," tuturnya.
Cristina mengaku tidak memiliki firasat terkait kematian putranya. Ia pun berharap AKP Dadang Iskandar mendapatkan hukuman berat.
"Saya tidak ada firasat, karena ini sesuatu yang tiba-tiba terjadi. Harapan saya cuma bisa berharap yang melakukannya itu, yah dihukum seperti apa yang dia lakukan," kata dia.
"Karena tidak salah apa-apa, dia lagi memeriksa. Dia kan Kasatreskrim, jadi sampai jam 12 malam masih kerja," imbuhnya.
Dirinya pun syok mendapatkan kabar anaknya tewas ditembak oleh Kabag Ops Polrea Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar. Ia pun sedih kematian anaknya menjadi viral di medsos.
"Saya tidak pernah lihat medsos, saya tidak sanggup. Semua orang sudah bilang sudah viral, saya bilang ya Tuhan, kenapa anak saya masuk dalam berita viral dalam kondisi tidak ada lagi. Saya mau anak saya ada," ucapnya.