Curhatan Mahasiswi Kedokteran Undip yang Tewas: Apa Tuhanku Tidak Mengerti Aku Kesakitan?
Akun Instagram @FOLKSHIT menunggah isi buku Harian ARL yang diduga bunuh diri karena tekanan dari dokter senior.
Viral isi buku harian ARL (30), mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Universitas Diponegoro Semarang yang ditemukan meninggal dalam indekos.
Akun Instagram @FOLKSHIT menunggah isi buku Harian ARL yang diduga bunuh diri karena tekanan dari dokter senior.
- Menguak Fakta di Balik Kasus Bunuh Diri Dokter Muda Undip, Diduga Korban Perundungan hingga Sempat Curhat ke Ibunya
- Ini Sosok Dokter ARL Mahasiswi PPDS Undip Diduga Bunuh Diri karena Dibully Senior
- Mahasiswi Kedokteran Undip Diduga Bunuh Diri karena Dibully Senior, Pakar Kesehatan Minta Pelaku Dihukum
- Mahasiswi Kedokteran Undip Diduga Bunuh Diri di Kosan, Sempat Curhat Tak Kuat dengan Senioritas
Dalam surat tersebut ditemukan beberapa catatan, setidaknya sembilan lembar catatan yang ditulis korban.
Isinya terkait keluhan yang ditujukan Tuhan dan juga orang yang disayangi. Dimana keterangan yang didapat dari surat tersebut bahwa korban dalam keadaan sakit.
"Dapat kami sampaikan bahwa yang bersangkutan mengeluh kesakitan. Mengeluh kepada Tuhan, kesimpulan yang kami dapatkan. Kedua, kepada seseorang yang dia sayangi 'yang saya tidak kuat'. Kira-kira begitulah kurang lebih di catatannya," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar.
Fakta Perundungan
Kemudian pada beberapa baris tulisan korban yang menunjukkan kondisinya kepada Tuhan. Kemudian ada juga yang ditujukan diduga kepada kekasihnya.
"Apa Tuhanku tidak mengerti aku kesakitan? Kenapa setiap aku berharap tidak pernah ada jawabannya. Apa Tuhan membenciku?' Kira-kira gitu,” ujar Kapolres.
“Kemudian kedua. Kepada seolah ini kekasih. 'Yang, aku tidak kuat. Aku sudah berjuang tapi terlalu berat untukku'," tambah Kapolres.
Terkait korban menuliskan keluhan adanya perundungan kepadanya, pihaknya belum ada bukti yang mengarah pada korban perundungan.
Belum ada fakta atau bukti yang mengatakan korban ini meninggal bermotifkan perundungan.
Polisi Datangi Rumah Korban
Sebaliknya, tidak ada bukti atau keterangan yang mengarah kematian bukan karena perundungan.
"Masih kita dalami. Tapi berdasarkan catatan, mengeluhnya ke Tuhan, ke seolah kekasihnya," jelasnya.
Terkait penyelidikan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang termasuk rekan kerja korban. Selain itu penyidik menuju rumah korban di Tegal untuk mengumpulkan bukti lain.
"Polisi juga sudah ke Tegal cari catatan lain. Karena kita ingin menyandingkan apakah tulisan-tulisan di TKP itu betul tulisan korban sendiri. Akan lakukan forensik memastikan tulisan itu apakah tulisan korban atau bukan," tutupnya.
Isi Curhatan
Berikut surat yang viral pada slide pertama :
1 Semester aku berjuang di sini.
Terlalu berat untukku sakit sekali.
Beban fisiknya begitu besar.
Aku ingin berhenti.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Rasanya masih sama, aku ingin berhenti.
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.
Ada yang menolong saya?
Apa Tuhan tau saya tersiksa?
Apa Tuhan tau aku kesakitan?
Hingga kini polisi masih belum menemukan motif di balik tewasnya ARL di indekosnya. Korban diduga menyuntikkan obat berbahaya ke dalam tubuhnya yang membuat ARL meninggal dunia.