Dahlan ingin sampaikan hal penting saat sidang, hakim menolak
Dahlan ingin sampaikan hal penting saat sidang, hakim menolak. Hakim menolak karena Dahlan sudah diberikan kesempatan menanggapi saat eksepsi. "Saya ingin memberikan tanggapan atas jaksa satu saja, kalau itu bukan untuk kepentingan saya pribadi, tapi untuk mengatasi kebingungan seluruh Indonesia terutama di BUMN."
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, kembali menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor, Surabaya. Dahlan menjadi terdakwa kasus pelepasan aset PT Panca Wira Usaha (PWU) berupa tanah bangunan di Kediri dan Tulungagung, milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Di sela persidangan, Dahlan sempat meminta izin kepada hakim untuk bicara sesuatu yang penting. Hal yang akan dia sampaikan menyangkut tanggapan yang telah disampaikan jaksa usai mendengar eksepsi Dahlan.
Namun, Ketua Majelis Hakim, Tahsin, yang memimpin persidangan tidak memberikannya. Sebab, Dahlan sudah diberikan kesempatan saat menjalani sidang dengan eksepsi.
"Tidak bisa, sebelumnya kan sudah disampaikan di sidang eksepsi," ucap Tahsin, Surabaya, Selasa (20/12).
Lantaran tidak bisa disampaikan di persidangan, Dahlan mengutarakannya usai persidangan. Dikatakan dia, tanggapan jaksa hanya melihat dari satu aspek saja tak melihat kasus tersebut secara menyeluruh.
"Sebenarnya saya ingin memberikan tanggapan jaksa. Tapi tidak diperbolehkan. Ini perlu disampaikan, biar masyarakat luas mengerti dan paham," katanya.
"Saya ingin memberikan tanggapan atas jaksa satu saja, kalau itu bukan untuk kepentingan saya pribadi, tapi untuk mengatasi kebingungan seluruh Indonesia terutama di BUMN," tambah Dahlan Iskan.
Namun, Dahlan Iskan mengamini jaksa, terutama mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tahun 2014 tentang kekayaan BUMN atau BUMD yang masuk bagian kerugian negara. Meski begitu, Dahlan mengusulkan seharusnya jaksa tidak menggunakan satu aspek saja.
Sebab, masih banyak aspek lainnya yang menjadikan solusi. Seperti mengenai terkait kewenangan dan pola pemeriksaan keuangan oleh lembaga pemeriksa. Dalam hal ini adalah mengenai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Jaksa berpatokan pada Mahkamah Konstitusi itu betul. BUMN atau BUMD bagian dari keuangan negara. Tetapi Mahkamah Konstitusi memberikan jalan keluar yang sangat bagus, seperti ketika pemeriksa melakukan pemeriksaan keuangan BUMN atau BUMD harus menggunakan Business Judgement Rule, bukan government judgement rule," tandas Dahlan.
Perlu diketahui, kasus pelepasan di Kediri dan Tulungagung tahun 2003, mulai disidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur sejak tahun 2015. Dalam penanganan tersebut penyidik menetapkan Wisnu Wardhana sebagai tersangka pada 6 Oktober lalu.
Kemudian, menyusul Dahlan Iskan ditetapkan sebagai tersangka pada 27 Oktober. Dahlan Iskan dianggap mengetahui dan menyetujui mengenai pelepasan aset. Sebab, saat itu menjabat sebagai Direktur utama PT PWU.
Dahlan Iskan didakwa melanggar Pasal 2 dan 3 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Baca juga:
JPU tolak eksepsi Dahlan Iskan soal kasus pelepasan aset PT PWU
Effendi Gazali datang sidang Dahlan Iskan: Enggak mungkin ini Jokowi
Yusril sebut Dahlan Iskan dibidik dulu, baru jaksa cari bukti
Sidang eksepsi, Dahlan Iskan datang ditemani Abraham Samad
Bacakan eksepsi, Dahlan Iskan menangis
Ini isi eksepsi Dahlan Iskan yang dibacakan sambil menangis
Abraham Samad: Penegakan hukum tak boleh didasari kebencian & dendam
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.