Dalam semalam, 2 wanita kafe di Jembrana dipukuli kekasih
Kedua pelaku mengaku naik pitam lantaran dimarahi oleh sang perempuan.
Dua perempuan bekerja di sebuah kafe di Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, mengadu dianiaya ke Polsek Mendoyo. Sebabnya, kedua perempuan bekerja di tempat sama itu mengaku dipukuli kekasih masing-masing.
Informasi di kepolisian menyebutkan, laporan kedua wanita bekerja di kafe sama itu terjadi tidak bersamaan. "Keduanya melaporkan secara terpisah dalam waktu yang berbeda pula, tetapi keduanya dalam satu pekerjaan yang sama di kafe itu. Kasusnya sama, penganiayaan," kata anggota jaga di Polsek Mendoyo, Jembrana, Bali, Selasa (23/2).
Peristiwa pertama terjadi pukul 01.00 WIB di kafe Sari May. Korbannya Mistutik (39), asal Genteng, Banyuwangi. Pelakunya tidak lain adalah pacarnya, Kadek Antika (27), asal Banjar Dauh Pasar, Desa Pergung Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
Kejadian bermula saat pelaku mengajak beberapa temannya minum minuman keras di ruang belakang kafe Sari May, ditemani korban. Namun, beberapa saat kemudian Antika pergi meninggalkan teman-temannya. Selang beberapa menit, Antika kembali bergabung dengan rekannya dan melanjutkan minum di tempat semula.
Sesaat kemudian, Mistutik datang dan langsung memaki-maki menuding Astika pergi mencari banci. Lantaran emosi, dia langsung menghajar Mistutik.
"Waktu itu saya pergi tidak pamit kepada dia (korban). Saya dituduh mencari bencong di patung Putri Duyung. Makanya saya langsung emosi. Ya saat itu saya langsung pukul berulang-ulang," kata Antika di Polsek Mendoyo.
Antika mengaku memukul Mistutik menggunakan tangan kanan secara berulang-ulang. Tinju Antika mendarat di bibir, pipi, dan wajah Mistutik. Pelaku juga mengaku sempat mencekik leher korban sebanyak satu kali. Saat itu juga Mistutik langsung melapor ke kantor polisi terdekat.
Tidak lama berselang, kejadian serupa kembali terjadi. Sekitar pukul 03.15 WITA, Sideh alias Risma (23), asal Bondowoso, Jawa Timur, menjadi korban pemukulan pacarnya, yakni Gede Kodok (46), asal Dusun Munduk, Desa Pohsanten, Mendoyo.
Kodok yang bekerja sebagai sopir truk mengaku memukul Sideh yang bekerja di kafe sama dengan Mistuti. Pemukulan dilakukan berulang-ulang dengan tangan kanan, hingga wajah Sideh lebam. Alasan dia berlaku kasar, lantaran Sideh dianggap cemburu dan terus-terusan mengomel kepadanya.
"Saya kerjanya sopir. Capek baru datang malah diomelin. Syukur saya mau temui dia. Cemburu dikira saya cari cewek lain, terus saja ngomel, jadi emosi. Tidak tahan saya pak, saya pukuli," kata Kodok di Polsek Mendoyo.
Kapolsek Mendoyo, Kompol Gusti Agung Komang Sukasana, saat dikonfirmasi membenarkan dua kasus penganiayaan itu. Menurut dia, saat ini kasus itu masih diusut.
"Kedua pelaku yang mengaku kekasih korban sudah kita amankan. Saat ini sedang proses penyidikan," kata Komang.