Dedi Mulyadi bakal 'lahirkan' peternak baru dari kalangan pelajar
Dedi Mulyadi bakal 'lahirkan' peternak baru dari kalangan pelajar. Menurut Dedi, melalui program tersebut dapat terlahir banyak peternak baru. Implikasinya, generasi milenial bermental produktif, tidak konsumtif seperti kebanyakan.
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku siap mencetak 'Budak Angon' di Jawa Barat. Istilah tersebut merujuk pada seseorang yang berprofesi sebagai peternak.
Di Amerika, istilah itu populer dengan sebutan 'Cowboy'. Hal tersebut dia ungkapkan di sela kegiatan ngabuburit bareng warga Kabupaten Garut. Tepatnya, di Kampung Nangka Payung, Desa Sukamulya, Kecamatan Singajaya,
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Dimana pusat gempa bumi di Garut? Gempa bumi melanda sisi selatan Jawa Barat pada Sabtu (28/4) pukul 23:29 WIB. Getaran diketahui berpusat di Samudera Hindia Selatan, Kabupaten Garut, dengan besaran magnitudo hingga 6,2.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Andi Widjajanto melihat sentimen Ganjar-Mahfud pasca debat? "Melihat apa yang terjadi di debat empat, dengan melihat sentimen bahwa hanya Pak Mahfud dan Mas Ganjar yang terus menerus berada di sentimen positif, sementara Pak Prabowo dan Mas Gibran terus menerus ada di sentimen negatif," kata Andi, di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, dikutip Jumat (26/1).
Menurut Dedi, melalui program tersebut dapat terlahir banyak peternak baru. Implikasinya, generasi milenial bermental produktif, tidak konsumtif seperti kebanyakan.
"Ini pendidikan produktif untuk generasi masa kini, proyeksi ke depan tidak ada lagi warga bangsa kita yang bermental konsumtif," katanya.
Fenomena hari ini, karakter konsumtif telah menggerus mental generasi bangsa mulai dari usia sekolah. Pelajar lebih banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong, main gim dan jalan-jalan menggunakan kendaraan yang dibeli dengan uang orangtua.
Bahkan, banyak di antara kendaraan tersebut didapat dari modal kreditan akibat desakan anak-anak kepada orangtua mereka.
"Ini dinamika yang terjadi. Motor-motoran, main gim, main handphone itu tidak produktif untuk generasi kita. Energi mereka harus diarahkan agar berhasil guna. Karena itu, program budak angon dapat kita mulai dari anak usia sekolah," tuturnya.
Sejak Tahun 2003, saat Dedi Mulyadi menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta, program budak angon sudah mulai digalakan. Dia memulai program tersebut dengan sasaran para pelajar di Purwakarta.
Alhasil, berdasarkan data pada Dinas Peternakan dan Perikanan Purwakarta, jumlah domba kini melebih jumlah penduduk di kabupaten tersebut.
"Contohnya anak SD kalau kita berikan 5 ekor domba, saat lulus SMP nanti, berapa jumlah dombanya? Mereka bisa berdiri di atas kaki mereka sendiri tanpa harus menjadi buruh di perusahaan. Ini ikhtiar mengubah tukang menjadi tuan," ujarnya.
Nantinya, kesuksesan program ini bakal dia wujudkan di Jawa Barat jika terpilih dalam Pilgub Jabar 2018. Secara teknis, bisa dijalin kerjasama antara Pemprov Jawa Barat dengan pemerintah kabupaten/kota.
"Anak-anak Jawa Barat kelak menjadi para juragan," singkatnya.
Beternak domba juga merupakan profesi yang ditekuni Dedi Mulyadi sejak kecil. Dia membiayai sekolahnya sendiri dari hasil ternak tersebut hingga menjadi sarjana.
(mdk/eko)