Demi Keutuhan NKRI, Hindari Provokasi di Medsos yang Berujung Perpecahan
Para pengguna media sosial diminta banyak menebar konten positif yang dapat menciptakan perdamaian untuk memperkokoh persatuan. Informasi hoaks dan ujaran kebencian jelas menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa.
Para pengguna media sosial diminta banyak menebar konten positif yang dapat menciptakan perdamaian untuk memperkokoh persatuan. Informasi hoaks dan ujaran kebencian jelas menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa.
"Mari jaga negara tetap stabil di mana perbedaan itu adalah berkah. Kita boleh berbeda, tetapi kita selalu kembali ke dalam konteks NKRI dan Pancasila. Mari kita semua menggunakan medsos dengan hal-hal positif tanpa melakukan provokasi untuk menghindari perpecahan," kata Koordinator Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution di Jakarta, Kamis (27/6).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Siapa yang diharuskan bertanggung jawab atas konten hoax di media digital? Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa apabila ada konten hoaks, yang pertama kali bertanggung jawab adalah platformnya, bukan si pembuat konten tersebut.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Apa yang dikatakan Menteri AS tentang Kominfo dalam berita hoaks yang beredar? Judul berita itu mencatut situs berita Liputan6.com, berjudul; "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina."
Aktivis Media Sosial ini mengingatkan pengguna medsos dengan latar belakang apapun memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan persatuan. "Semua perdebatan dan perbedaan pendapat ini harus kita bungkus dalam sebuah konteks yang kuat, yaitu kembali kepada NKRI dan Pancasila," tuturnya.
Enda mengakui bahwa keberadaan medsos membuat seseorang memiliki kemampuan untuk mem-publish informasi ke ruang publik dengan cara mudah. Hal ini membuat jumlah informasi menjadi sangat banyak sehingga harus benar-benar diseleksi.
"Jadi media digital ini merupakan media yang lebih komplet sebenarnya dibandingkan dengan media mainstream," katanya.
Menurutnya, dengan adanya medsos para pengguna bisa berekpresi dan mengungkapkan pendapat. Dengan cara ini maka tidak ada lagi pembatasan. Semua orang bisa menyebarkan sesuatu yang dapat dilihat ataupun didengar oleh siapapun.
Dirinya berharap kepada para influencer atau figur di media sosial untuk mengecek berkali-kali kebenaran informasi yang didapat sebelum menyebarkan kembali informasi tersebut. Para influencer harus melengkapi dirinya dengan informasi yang paling akurat.
"Kalau ada kesalahan, maka harus cepat koreksi dan cepat minta maaf atau bahkan jika perlu menghapus informasi salah yang telah disampaikan sebelumnya. Jangan lalu membela diri atau jangan mengelak bahwa anda tidak tahu informasi yang anda sampaikan sendiri," tutur Ketua Jabar Saber Hoax ini.
Menurutnya, masyarakat harus sadar bahwa semua risiko kemungkinan kerugian materiil maupun jiwa di dunia nyata bisa timbul akibat ulah segelintir orang di dunia maya.
"Banyak sekali hal positif yang bisa kita dapat dari penggunaan teknologi digital terutama medsos ini sebagai upaya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan meski kadang ada perbedaan pendapat para pengguna medsos ini," tandasnya.
Baca juga:
Wiranto: Kalau Besok Aman-aman Saja, Ngapain Lemot-lemotin Medsos
Berkaca dari Kasus Vincent, IPI Minta Pilot Bijak Gunakan Medsos
Elon Musk Dihujat Karena Meme, Ini Sebabnya!
4 Tips Cermat Lawan Cyber Bully di Media Sosial, Yuk Jangan Takut!
Kebiasaan Main Media Sosial Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak
Terlalu Banyak, Polri Sulit Pantau Grup WhatsApp