Demo di kampus, aktivis mahasiswa UNY dipukuli satpam dan polisi
Mereka mengaku tidak merusak mobil kampus seperti yang dituduhkan.
28 mahasiswa dari GNP (Gerakan Nasional Pendidikan) melakukan aksi di Universitas Negeri Yogyakarta mengalami kekerasan, usai melakukan unjuk rasa, Sabtu (30/1) sore lalu. Saat itu, mereka dikejar polisi dan satpam kampus karena dituduh merusak sebuah mobil milik UNY.
Tidak hanya dipukuli, mereka juga mengaku dibawa paksa ke Polres Sleman dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan terkait kerusakan mobil milik kampus itu. Koordinator GNP, Ardi Syihab mengatakan, kejadian itu bermula ketika mereka selesai melakukan aksi di depan kampus UNY. Setelah itu, mereka berjalan ke Student Center UNY buat mengambil sepeda motor.
"Kami jalan kaki, bertemu dengan mobil rektor, lalu kami hentikan karena kami ingin menyampaikan aspirasi. Saat itu jalan jadi macet, lalu ada motor yang menabrak mobil itu," kata Ardi saat mengadu ke LBH Yogyakarta, Senin (1/2).
Menurut Ardi, saat itu polisi dan satpam kampus justru menduga mobil itu dirusak oleh mahasiswa. Akibatnya, lanjut dia, mereka dikejar polisi dan berlari ke kampus. Ada juga yang kabur ke asrama mahasiswa Gorontalo tak jauh dari lokasi.
"Kami bahkan tidak tahu yang menabrak itu siapa. Tahu-tahu kami yang dipukuli," ujar Ardi.
Ardi mengaku mereka kemudian dibawa ke Polres Sleman dan diperiksa. Mereka ditanyai mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB, setelah itu baru dipulangkan.
Dua mahasiswa mengalami luka parah yaitu Ahmad Rivaldi dan Restu. Rivaldi dipukuli enam polisi saat dikejar. Rivaldi mengalami luka memar di kepala, punggung, dan wajah.
"Saya dipukuli sampai jatuh, lalu diinjak-injak, berdiri lagi, lalu dipukul lagi. Karena dikejar polisi itu saya lari ke asrama Gorontalo, sembunyi di kamar mandi, tapi pintu kamar mandi didobrak, saya diseret keluar. Sepanjang perjalanan dari asrama Gorontalo ke UNY, saya dipukuli terus sampai mau pingsan," kata Rivaldi.
Sedangkan Restu mengalami luka memar di mata sebelah kiri setelah dipukuli satpam kampus. Dia dihajar satpam di depan mahasiswa dan polisi.
"Polisi lihat saya dipukuli satpam didiamkan saja. Kemarin saya sudah visum dan laporkan tiga satpam UNY ke polisi," ujar Restu.
Direktur LBH Yogyakarta, Hamzal Wahyudin, mengecam aksi represif aparat kepolisian dan keamanan kampus UNY. Menurut dia, mereka memukuli dan menangkap mahasiswa tanpa alasan jelas.
"Mereka itu mau menyampaikan aspirasi. Polisi justru harusnya mengamankan, bukan malah memukuli seperti itu. Kami akan dampingi proses hukum teman-teman mahasiswa ini," kata Hamzal.