Demo Pemilu, Ribuan Orang Geruduk DPRD Sumut
Massa yang berunjuk rasa mengusung nama Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR). Mereka menuntut agar Calon Presiden Nomor 01 didiskualifikasi karena telah melakukan banyak kecurangan.
Unjuk rasa yang menuding adanya kecurangan pada Pemilu 2019 terus berlangsung di Medan. Ribuan orang kembali berunjuk rasa menyuarakan sejumlah tuntutannya di depan kantor DPRD Sumut, Jumat (24/5).
Massa yang berunjuk rasa mengusung nama Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR). Mereka menuntut agar Calon Presiden Nomor 01 didiskualifikasi karena telah melakukan banyak kecurangan.
-
Kapan Mayjen Purn Sunarko ikut demo di KPU? Kedatangan Sunarko untuk menyampaikan protes terhadap hasil pemilu Pemilu 2024.Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko tidak ingin banyak bicara perihal salah mantan Danjen Kopassus ikut dalam barisan demo.
-
Kenapa Mayjen Purn Sunarko ikut demo di KPU? Soenarko menjelaskan, tuntutan yang akan disuarakan adalah mendesak agar KPU tidak mengumumkan hasil pemilu yang dianggapnya curang. Soenarko pun berharap, aksinya nanti bisa menjadi pengingat bagi penyelenggara pemilu.
-
Siapa yang ikut demo di KPU selain Mayjen Purn Sunarko? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang ikut dalam sidang Majelis KPPU pada 20 Juni 2024? Sidang Majelis pada 20 Juni 2024 itu dipimpin oleh Ketua Majelis Aru Armando, dengan Anggota Majelis Gopprera Panggabean dan Budi Joyo Santoso dan dihadiri oleh Kuasa Hukum Shopee.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
Massa tiba di Jalan Imam Bonjol, Medan, tepat di depan Gedung DPRD Sumut sekitar pukul 15.00 Wib. Ruas jalan itu pun ditutup.
Sementara aparat kepolisian berjaga di depan Gedung DPRD Sumut. Mereka memagari area itu dengan kawat berduri.
Saat tiba, massa mengelu-elukan TNI. Selanjutnya, mereka terus menyanyikan lagi yang menyindir aparat kepolisian yang dinilai tidak netral.
Tak lama berselang, pengunjuk rasa memulai orasi. "Ini merupakan bagian jihad besar untuk menyampaikan kebenaran di depan penguasa yang zalim. Diamnya kita pupuk yang subur munculnya kediktatoran negeri ini," kata Heriansyah, penasihat GNKR, dalam orasinya.
Orator mahasiswa sempat membacakan lima tuntutannya, yakni: batalkan putuskan KPU, diskualifikasi paslon capres 01, bebaskan tahanan politik, cabut semua laporan terkait UU ITE, UU Makar, dan UU pencucian uang, investigasi terhadap korban pemilu dan penembakan rakyat oleh aparat kepolisian; serta kembalikan kedaulatan rakyat.
"Jika tidak dituruti, kami rakyat Indonesia dan mahasiswa akan melakukan gerakan reformasi," teriak sang orator.
Usai berorasi, massa menjalankan Salat Ashar berjemaah. Mereka berencana menggelar aksi hingga selesai Salat Tarawih. Bahkan beredar informasi, massa ingin menginap di sana.
Baca juga:
TKN: Jika Sudah Ajukan Gugatan ke MK, Seharusnya Tak Ada Lagi Mobilisasi Massa
KPU Siapkan Tim Hukum Hadapi Gugatan Peserta Pemilu di MK
Xi Jinping Kirim Kawat Ucapan Selamat Kepada Jokowi karena Menang Pilpres 2019
Wiranto: Ada Perusuh Sengaja Buat Kekacauan, Pelaku Preman Bertato
KPU Ingatkan Keadilan Pemilu Tidak Bisa Diselesaikan dengan Aksi Jalanan
KPU Tetap Bekerja Selesaikan Berkas Pemilu Meski di Luar Gedung Ada Aksi Demo 22 Mei
Ada Demo 22 Mei, Bawaslu Tetap Gelar Rapat Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu