Deretan bentrokan TNI-Polri seakan tiada henti
Padahal TNI-Polri merupakan aparat negara, bukan preman yang kerap terlibat bentrok satu sama lain.
Bentrokan TNI dan Polri seakan tak pernah ada habisnya. Satu masalah selesai, datang lagi masalah yang lain, terus saja seperti itu.
Padahal TNI-Polri merupakan aparat negara, bukan preman yang kerap terlibat bentrok satu sama lain. Terhitung dalam setahun kiranya beberapa kasus bentrok dilakukan oleh mereka. Tak heran jika banyak tanggapan negatif atasnya.
TNI dan Polri seharusnya dapat kompak, sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat. Jangan sampai masyarakat justru mendapat contoh buruk dari keduanya.
Berikut deretan bentrok TNI-Polri seperti dirangkum merdeka.com;
-
Di mana terjadi baku tembak antara TNI-Polri dan KKB di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
-
Kapan baku tembak antara TNI-Polri dan KKB terjadi di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kapan Jokowi mengingatkan TNI-Polri untuk mewaspadai drone perang? Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri 2024 di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Bentrokan TNI dan Polri di Sumatera Selatan
Bentrokan antara anggota TNI dan Polri kembali terjadi di wilayah hukum Sumsel. Dua anggota TNIÂ mengalami luka tembak dan sejumlah anggota Polri dikabarkan mengalami luka-luka akibat insiden ini.
Peristiwa itu terjadi di depan Alfamart Jalan Lintas Timur Sumatera, Desa Megang, Kecamatan Lubuk Linggau Utara, Kota Lubuk Linggau, Sumsel, Jumat (13/11) sekitar pukul 23.30 WIB.
Korban dari anggota TNI adalah bernama Edi Sutrisno (43) dan Deden (33 tahun). Kedua anggota TNI ini berpangkat bintara dan perwira. Mereka dilarikan ke RRS AK Gani Palembang karena mengalami luka tembak di beberapa bagian.
Kapendam II Sriwijaya Kolonel ARH Syaeful Mukti Ginanjar mengatakan, kedua korban mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan. Kondisinya makin membaik dan sudah bisa dimintai keterangan.
"Untuk dari TNI sudah di RS AK Gani Palembang, sudah dirawat. Tidak benar ada kabar ada yang tewas," ungkap Syaeful saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (14/11).
Kapendam III Siliwangi Kolonel Robertson menyebut dua anggotanya yang terlibat baku tembak dengan anggota Polri di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, ada di daerah itu dalam rangka keperluan dinas. Keberangkatan mereka dipimpin satuannya Dan Tim III Siliwangi.
"Bisa saja kesalahpahaman terjadi saat berada di lokasi sehingga baku tembak tak terhindarkan. Saat melaksanakan tugas itu terjadi kesalahpahaman. Sekarang situasi kondusif, pimpinan Polri dan TNI di Sumsel sudah berkoordinasi menangani hal itu," katanya.
Sementara dari kubu Polri, yang terluka di antaranya Kasat Reskrim Polresta Lubuk Linggau AKP Arif Mansyur dan Kanit Intel Polresta Lubuk Linggau Ipda Asri. Keduanya mengalami luka dan dirawat di Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuk Linggau.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Iza Fadri mengimbau anggotanya tidak terprovokasi setelah terjadinya bentrok antara anggota TNI dan Polri di Lubuk Linggau. Seluruh jajaran harus tenang dan tidak mudah tersulut emosi.
"Jangan mudah terprovokasi, anggota sebaiknya menahan diri. Saya sudah koordinasi dengan Pangdam Sriwijaya. Ini karena ada salah paham, anggota dari Siliwangi masuk ke sini tanpa koordinasi. Jadi anggota Polri tidak mengetahui jika itu anggota TNI," tutup Iza, Sabtu (14/11).
Bentrokan TNI dan Polri di Sulawesi Barat
Bentrokan antara TNI dan Polri ini pecah, Minggu (30/8). Dalam insiden itu menewaskan satu anggota Yonif 721 Kompi Senapan B, Prada Yuliadi (21). Dia terkena tembak di bagian perutnya.
Bentrokan ini diawali keributan bersama anggota Kodim Majene dan anggota yonif 721 Kompi Senapan B di lintasan sirkuit road race stadion S Mengga, Manding, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat. Keributan kedua kubu keamanan ini disinyalir karena adanya kesalahpahaman antara keduanya.
Selain mengakibatkan satu orang tewas, peristiwa ini juga mengakibatkan luka beberapa anggota Polri. Bripda AM, salah satu dari tiga korban luka dalam bentrokan TNI dan Polri di Kabupaten Polman, Provinsi Sulawesi Barat, Minggu (30/8) sempat di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Lukanya parah di bagian kepala dan wajah akibat pukulan.
Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Kurniawan mengatakan, bahwa sejak pukul 10.00 WITA sudah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dua tempat, yakni di lintasan sirkuit road race dan di pos polisi Palippis, Kecamatan Balanipa, Polman.
"Adapun anggota polisi yang terindikasi sebagai pelaku masing-masing Briptu C dan Briptu H, keduanya sudah ada di Mapolda Sulsel. Secara detilnya tanyakan ke pihak Polda karena kasus ini sudah diambil alih Polda Sulsel," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Polisi Frans Barung Mangera menjelaskan, dua anggota polisi terindikasi sebagai pelaku penembakan tetapi statusnya masih terperiksa.
"Semuanya masih lidik, belum ada penetapan tersangka. Investigasi masih terus dilakukan dan hasilnya nanti akan diekspose langsung oleh Kapolda Sulsel dan Pangdam VII/Wirabuana," tambahnya.
Saksi yang diperiksa 10 orang masing-masing enam orang polisi dan empat warga. Semua penanganan kasus ini diawasi Inspektorat Pengawasan Umum (bukan Direktorat Pengawasan Umum) Mabes Polri.
Bentrokan TNI dan Polri di Kalimantan Timur
Empat anggota Brimob Polda Kaltim mengeroyok seorang anggota TNI yang sedang cuti, Prada Taufik Akbar di Tana Paser, Kabupaten Paser, 150 km barat daya Balikpapan. korban mengalami luka cukup serius di bagian wajahnya.
Pengeroyokan tersebut berlangsung Kamis (21/5) malam pukul 23.45 waktu setempat. Berdasarkan keterangan sejumlah pihak, Prada Akbar ditelepon oleh Bharada Rizky pada pukul 23.30. Mereka janjian bertemu di sebuah kafe.
Sebelum pergi ke kafe yang dijanjikan, Rizky mengajak Akbar bertemu di Jalan Syamsul Bahri, jalur 2, Tanah Grogot. Akbar pun mengajak seorang temannya dengan berboncengan naik motor ke tempat tersebut.
"Di situlah, setelah ngobrol sekitar tiga menit, akhirnya terjadi pengeroyokan," katanya.
Dari keterangan yang ada, sebelum kejadian Prada Akbar sempat bertanya kepada Bharada Rizky soal alasannya rencana pertemuan di kafe, namun dijawab Rizky tidak jadi. Tiba-tiba, Rizky dan tiga rekannya mengeroyok dan memukul Akbar menggunakan kayu.
Akibat pemukulan tersebut, Akbar mengalami luka di bagian kepala, gigi depan patah sebuah, telinga memar, dan kedua pipinya bengkak. Korban juga segera mendapat visum dari RS Panglima Sebaya di Grogot, kemudian dirujuk ke RST Tentara dr Harjanto di Balikpapan.
Meski begitu, tidak ada ekses lanjutan dari peristiwa ini, karena Komandan Kodim 0904 Tana Grogot Letkol Rimoko langsung bertemu dengan Kepala Polres Paser AKBP Anggie Yulianto Putro dan pimpinan Brimob Polda Kaltim untuk meluruskan permasalahan.
Bentrok TNI dan Polri di Jakarta Selatan
Dua perwira menengah Polri, Kompol Budi Hermanto dan Kompol Teuku Arsya Khadafi, babak belur dihajar puluhan personel POM TNI AL, di Bengkel Cafe SCBD, Jakarta, Sabtu (7/2) dini hari. Saat kejadian, personel POM TNI AL tengah melakukan razia gabungan di lokasi.
Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto menjelaskan, peristiwa itu berawal saat sekitar 30 anggota POM TNI AL pimpinan Kolonel POM Nazali Lempo merazia Kafe Bengkel SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (7/2) dini hari. Saat razia berlangsung, Kompol Budi dan Kompol Arsya tengah berada di salah satu ruangan kafe. Keduanya lantas langsung didatangi oleh personel POM TNI dan Provost Mabes Polri.
Dia mengatakan, Kompol Budi dan Kompol Arsya sudah menyampaikan kepada petugas POM AL, keberadaannya di lokasi dalam rangka tugas. Keduanya bahkan sempar menunjukkan Surat Perintah Tugas.
"Namun ternyata yang diterima kemudian adalah pengeroyokan, dilanjutkan dengan pemborgolan oleh para prajurit POM AL terhadap dua pamen Polri itu," kata Rikwanto.
Setelah itu, personel POM TNI AL kemudian mengangkut keduanya dengan menggunakan truk. Keduanya juga diajak berkeliling Jakarta untuk merazia lokasi lain.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto lantas mendatangi Markas POM TNI AL untuk mengklarifikasi dan menanyakan keberadaan dua perwira menengah Polri itu.
Dan pada Jumat (27/2), Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi menilai permasalahan keributan prajurit TNI AL dan polisi di Bengkel Cafe pada beberapa waktu lalu sudah selesai. Menurut Ade, pihaknya dan polisi sudah melakukan koordinasi dalam penyelesaian kasus itu.
"Sudah selesai kok. Kita kan sama-sama antara petugas. Koordinasi kerja sama dan sinergitas ditingkatkan," kata Ade Supandi di Mabes TNI AL, Jakarta, Jumat (27/2).