Derita Santri Akibat Ulah Herry Wirawan, Korban Eksploitasi Fisik Hingga Seksual
Mengaku sebagai guru, Herry seolah mempunyai relasi kuasa atas para korbannya. Itu sebabnya dia berani memperdaya korban-korbannya.
Perbuatan bejat Herry Wirawan pada murid-muridnya betul-betul membuat miris. Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Asep N. Mulyana, menilai korban yang mayoritas anak-anak mengalami penderitaan lengkap, baik secara fisik maupun ekonomi.
"Jadi lengkaplah sudah penderitaannya. Tidak hanya eksploitasi seks, tetapi eksploitasi fisik," kata Asep dalam diskusi virtual dengan tema 'Sanksi Pidana Kebiri Pada Kejahatan Seksual', Selasa (28/12).
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Apa saja tempat wisata ramah anak di Jakarta yang murah meriah? Banyak tempat wisata Jakarta ramah anak yang bisa dikunjungi saat libur lebaran. Tak perlu mengeluarkan banyak uang, ada berbagai tempat yang menyediakan hiburan dengan murah meriah.
-
Apa yang membuat anak-anak di Jakarta terpaksa main di pinggir kali? Minimnya ruang terbuka hijau, membuat anak-anak di Jakarta bermain di tempat tak semestinya.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
-
Kapan pepatah Jawa "Anak polah bapa kepradah" berlaku? Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
-
Siapa yang menyatakan kekagumannya terhadap kemajuan peternakan di Indonesia? Sementara itu, Wael W. M Halawa salah satu peserta pelatihan menyampaikan kekagumannya dengan kemajuan dunia peternakan di Indonesia.
Asep menjelaskan kepentingan-kepentingan ekonomi yang dimaksudnya. Ketika para korban atau keturunannya disuruh untuk membuat proposal bantuan. Hal ini terungkap dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Bandung Kelas I.
"Anak-anak digunakan kemudian untuk misalnya menerima kalau di Jabar program PIP (Program Indonesia Pintar) ya, ketika dia menerima kemudian diambil pelaku, kemudian digunakan kepentingan yang lain untuk menyewa hotel dan apartemen lain sebagainya untuk kemudian kebutuhan-kebutuhan pribadinya," jelasnya.
Selain diminta untuk membuat proposal, para korban juga disuruh untuk membangun sebuah bangunan yang diperintahkan oleh Herry Wirawan. Menurutnya, jelas sekali terjadi pembodohan terhadap korban.
"Mengapa saya katakan pembodohan, di dalamnya itu tidak ada semacam standar tentang kurikulum, tidak ada kemudian kelas-kelas yang kemudian dibuat secara berjenjang," ujarnya.
"Sebagaimana kita lakukan atau kemudian lihat dalam bentuk pendidikan yang umum misalnya kelas itu apakah Tsanwiyah, Aliyah dan sebagainya atau kelas kemudian SD, SMP, SMA enggak ada seperti itu," sambungnya.
Modus Pelaku
Mengaku sebagai guru, Herry seolah mempunyai relasi kuasa atas para korbannya. Itu sebabnya dia berani memperdaya korban-korbannya.
"Ketidakberdayaan antara anak-anak dan perempuan untuk kemudian melawan, kemudian melaporkan, untuk kemudian juga mengungkap kasus ini, juga kontrol yang sangat-sangat lemah," sambungnya.
Tak Ada Akses di Dalam Ponpes
Pondok Pesantren (Ponpes) TM yang dikelola Herry sangat tertutup. Buktinya, etua RT dan masyarakat sekitar tidak mengetahui jika di dalamnya ada aktivitas pengajian.
"Bahkan ketika misalkan anak-anak itu keluar daripada lingkungan pesantren, mereka sudah diinterogasi, sudah kemudian diberikan sebuah pemahaman," tuturnya.
"Jadi kemudian anak-anak itu juga anti sosial. Ada kemarin 100 saksi yang kemudian ingin katakanlah ingin misalnya memberikan sumbangan dalam bentuk makanan, santri itu pada lari ketika didekati oleh masyarakat itu, karena memang seperti itu. Stres, trauma, kesedihan dan kemudian hal lain yang menjadi penyebabnya," sambungnya.
(mdk/lia)