Dewan Masjid Indonesia berpesan jaga kebinekaan di Pilgub DKI
Dewan Masjid Indonesia berpesan jaga kebinekaan di Pilgub DKI. Menurut Masdhar, orang yang diperhitungkan akan jadi pemenang misalnya bisa saja malah enggak jadi. Begitu juga sebaliknya, orang yang disangka kalah bisa saja menjadi menang.
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Mashdar Farid Mas'udi mengatakan Indonesia merupakan bangsa yang paling plural di dunia. Ada ratusan suku dan bahasa di Indonesia. Pun dengan agama dan keyakinan meski hanya ada enam agama yang diakui secara sah oleh negara.
"Kebinekaan memang terdapat dalam salah satu ayat Allah. Beda warna, bahasa, budaya dan inilah yang membuat keindahan. Kalau keindahan unsurnya kebinekaan, maka selanjutnya kita rayakan kebinekaan ini," kata Mashdar dalam pidatonya di acara Peringatan Hari Santri Nasional dan Deklarasi Pilgub Damai di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Jumat (21/10) malam.
Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI, Kiai Mashdar mengingatkan bahwa pesta demokrasi ini merupakan salah satu ujian bagi warga Jakarta. Sebab pemilihan kepala daerah erat kaitannya dengan perebutan keukuasan yang sering kali diwarnai persaingan di antara para peserta. Persaingan inilah yang menurut Kiai Mashdar rentan akan perpecahan, terlebih isu-isu menjadi lebih sensitif dari biasanya.
"Tapi kita harus santai. Kekuasaan misterinya tampak. Orang yang diperhitungkan akan jadi pemenang misalnya bisa saja malah enggak jadi. Begitu juga sebaliknya, orang yang disangka kalah bisa saja menjadi menang," ujar kiai Mashdar di hadapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang juga menghadiri acara tersebut.
Kiai Mashdar mengingatkan segala bentuk kekuasaan pada akhirnya ditentukan oleh Allah SWT yang memiliki kekuasaan untuk menjadikan seseorang sebagai pemimpin. Dalam prosesnya setiap bakal pasangan calon bisa saja berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala pemikirannya untuk bisa menang dalam pemilihan. Namun ada baiknya hal itu tak harus dilakukan secara berlebihan.
"Ketika kekuasaan diperebutkan sebagai pemilihan, boleh kita serius tapi jangan berlebihan, jangan terlalu mutlak-mutlakan dan semua boleh berharap menang. Intervensi langit itu lebih besar dampaknya. Tapi harus terbuka juga kalau enggak jadi. Kalau kita saleh kita harus bisa menerima ini. Jadikanlah pilgub ini sebagai permaian ping pong, jangan terlalu tegang. Karena ada yang menentukan semuanya," tutur Mashdar.
Lebih lanjut dia berpesan kepada pemenang Pilgub DKI untuk menjadikan kekuasaan sebagai amanah. Siapa pun yang akan memenangkan ilgub DKI, haruslah berpegangan kepada agenda keadilan.
"Kekuasaan memang amanah. Satu agenda kekuasaan adalah keadilan. Keadaan ini tidak boleh didiskriminasi, sentimen kelompok enggak boleh mencederai komitmen kita untuk berlaku adil," ucapnya.
Kata Mashdar, pemenang pilgub DKI harus berlaku adil. Adil dalam memperdayakan masyarakat yang lemah. Sebab yang lemah sudah pasti kehilangan hak-haknya dari mereka yang memiliki kekuatan dalam hal apapun.
"Kalau yang menang itu harus menciptakan keadilan. Keadian agenda itu memberdayakan yang lemah, dan itu jadi tangung jawab pemerintah. Komitmen ini harus jadi yang paling kuat dari seluruh pemangku kekuasaan," ujarnya.
"Saya ingin menekankan, jangan hancurkan kebinekaan kita hanya karena soal kekuasaan. Dan ikhlaskan apa yang menjadi ketentuan Ilahi. Yang kalah harus legowo. Yang menang harus bisa berlaku adil," ujar Mashdar mengakhiri pidatonya.