Di balik eksistensi pecel lele dan soto Lamongan di Jakarta
Di Jakarta, warga Lamongan membuat perkumpulan Forum Silaturahmi Putra Lamongan (Pualam).
Eksistensi warga Lamongan di Jakarta sudah tak diragukan lagi. Seperti di sektor kuliner, keberadaan tenda-tenda pecel lele dan soto ayam milik 'cah' Lamongan, merupakan bukti otentiknya. Hampir di setiap penjuru ibu kota, kuliner khas tersebut selalu ada.
Forum Silaturahmi Putra Lamongan di Jakarta (Pualam) mencatat, sejak tahun 1952 warga Lamongan yang terkenal ulet mulai merantau ke Jakarta. Selain menjajaki bisnis kuliner, mereka juga banyak terserap di instansi pemerintah dan swasta.
Ketua Pualam, Soen'an Hadi Poernomo menceritakan, sekitar tahun 1974, para putra Lamongan yang sukses berinisiatif menggelar reuni temu kangen seluruh warga Lamongan di Jakarta.
"Tahun 74-an, kami yang muda-muda yang mengorganisir untuk mendukung seminar-seminar dan mengadakan reuni orang Lamongan di Jakarta. Ada yang dari (TNI) AD, anggota DPR. Kami membiayai fasilitas," kata Soen'an kepada merdeka.com, Jumat (14/6).
Hingga kini, sudah tercatat lebih dari 3.000 tenda warung pecel lele dan soto ayam milik warga Lamongan berdiri di Jakarta. Dan setiap bulan minggu ketiga, mereka berkumpul di kantor Pualam Jalan Cempaka Putih Raya Nomor A 17 Jakarta Pusat, menggelar acara seperti diskusi.
Banyaknya kuliner ala Lamongan di Jakarta, juga mendatangkan berkah bagi pebisnis ayam potong. Terhitung, setiap harinya warung pecel lele dan soto ayam Lamongan menghabiskan ayam sampai dua truk.
Selain agenda bulanan, paguyuban warga Lamongan juga selalu membuat agenda tahunan. Seperti mudik bareng dan halal bi halal.
"Tiap halal bi halal datang semua. Termasuk bupati, anggota DPR dan DPRD. Di anjungan Jatim Taman Mini," katanya.
Bangun koperasi paguyuban
Menurut Soen'an, paguyuban warga Lamongan yang berada di bawah struktur Pualam kebanyakan didasarkan pada kesamaan profesi seperti pedagang pecel lele dan soto ayam, serta berdasarkan kampung halaman di Lamongan.
Selain sebagai forum pertemuan sesama warga Lamongan di Jakarta, keberadaan Pualam juga mendatangkan manfaat lebih bagi anggotanya.
Contohnya koperasi paguyuban. Lembaga yang sudah dibentuk cukup lama itu menjadi salah satu bentuk kepedulian dan solidaritas sesama warga Lamongan di Jakarta. Keberadaan koperasi tersebut utamanya untuk mendukung bisnis kuliner para anggota.
"Ya untuk tambahan modal, arisan membantu anggota. Seperti koperasi pecel lele, yang diisi oleh para pedagang kaki lima," kata Soen'an yang juga dosen di IISIP Jakarta Selatan.