Di Balik Megahnya Masjid Sheikh Zayed Solo, Muncul Sederet Permasalahan
Kota Solo kini memiliki ikon baru, Masjid Raya Sheikh Zayed di Jalan Ahmad Yani, Gilligan, Banjarsari. Sejak dibuka untuk umum awal Maret lalu, ratusan ribu warga atau wisatawan telah berkunjung ke masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo itu.
Kota Solo kini memiliki ikon baru, Masjid Raya Sheikh Zayed di Jalan Ahmad Yani, Gilligan, Banjarsari. Sejak dibuka untuk umum awal Maret lalu, ratusan ribu warga atau wisatawan telah berkunjung ke masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo itu.
Menurut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dalam sehari masjid yang dibangun sejak awal Februari 2021 itu dikunjungi tak kurang dari 30.000 wisatawan dari berbagai daerah. Kemegahan masjid kebanggaan masyarakat Solo tersebut nyatanya tak bisa menutup kekurangan yang selalu muncul.
-
Mengapa masjid ini viral di media sosial? Masjid Pemuda Indonesia di Surabaya, Jawa Timur mendadak viral dan jadi perbincangan di media sosial. Hal ini dikarenakan masjid tersebut menawarkan berbagai fasilitas cuma-cuma untuk para jamaah setiap harinya. Mulai dari tempat ibadah, tempat istirahat, toilet dan kamar mandi umum, hingga makanan dan minuman gratis.
-
Apa yang membuat Masjid Sejuta Pemuda di Sukabumi menjadi viral? Masjid Sejuta Pemuda di Sukabumi viral lantaran ramah kucing dan memberikan servis bak hotel dan kafe kepada jemaah.
-
Di mana lokasi masjid yang viral di Surabaya? Masjid tersebut berlokasi di Jalan Kalikepiting Nomor 111, Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.
-
Bagaimana kerusakan pada masjid? Laporan dari Reuters menyebutkan sebagian dari Masjid Tinmel mengalami keruntuhan. Gambar-gambar yang beredar di internet menunjukkan dinding-dinding yang roboh, menara setengah roboh, dan tumpukan besar puing.
-
Apa saja yang menjadi ciri khas wisata Solo? Kota dengan julukan kota budaya ini menyimpan segudang panorama dan pesona alam yang menakjubkan. Wisata Solo memang sangatlah banyak. Namun ada beberapa yang memang menjadi ikon dan dijamin instagramable.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Permasalahan demi permasalahan kerap datang. Meski bukan berasal dari pengelola. Setelah masalah utang pekerja proyek yang mencapai Rp145 juta selesai. Kemudian muncul lagi masalah pembayaran gaji yang terlambat.
Terakhir permasalahan kembali muncul, yakni menyangkut pemecatan salah satu karyawan yang menimbulkan protes karyawan lainnya.
Pemecatan Satpam
Belum lama ini, salah seorang Satpam di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, berinisial ES diberhentikan usai menerima uang tip sebesar Rp5.000 dari pengunjung. Surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diterima ES sejak Rabu, (14/6) lalu.
Dikatakan ES, pemecatan secara sepihak dilakukan oleh perusahaan outsourcing setelah beredarnya potongan video yang memperlihatkan dirinya menerima tip dari pengunjung.
Video tersebut ternyata sampai ke tangan salah satu pimpinannya. Tak lama kemudian dirinya langsung dikeluarkan.
"Pengirim videonya siapa saya tidak tahu. Jadi setelah dapat video hari itu juga saya dikeluarkan," ujar saat dikonfirmasi wartawan.
Atas tindakan tersebut, ratusan karyawan Masjid Sheikh Zayed sempat melakukan mogok kerja sebagai bentuk solidaritas sesama karyawan PT. Arsha, (pihak ketiga yang membawahi karyawan), pada Sabtu (17/6) lalu.
Imam Besar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Anas Farkhani mengaku telah melakukan mediasi antara ES dengan perusahaan outsourcing PT Arsa. Pihaknya telah meminta PT Arsa untuk menindaklanjuti permasalahan ini.
"Kami sudah memediasi permasalahan ini. Ini dinamika setelah bulan Ramadan. Pengunjung di Masjid Raya Sheikh Zayed mengalami peningkatan hingga penuh dan sesak, setelah ramadhan itu crowded," katanya.
Ia menegaskan, meski tidak ada kebijakan khusus, namun praktek praktek tersebut tidak boleh diteruskan. "Wilayah di masjid kita tidak boleh meminta, tidak boleh menerima tip," tandasnya.
Namun demikian, mengingat besarnya animo pengunjung, pihaknya mengaku sedang membicarakan masalah tip atau sedekah dari para pengunjung pada pihak Kementerian Agama (Kemenag) dan juga Pemerintah Daerah.
"Animo masyarakat sangat tinggi untuk menyumbang sesuatu pada masjid. Untuk pengelolaan infaq dan zakat menunggu. Nanti bagaimana praktiknya, selama belum ada izin. Belum ada sertifikat dari Baznas ya kami belum berani," katanya.
Terkait masalah tersebut Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berjanji untuk segera menyelesaikannya. Putra sulung Presiden Joko Widodo yakin permasalahan tersebut segera rampung.
"Iya, nanti tak selesaikan. Takon (tanya) pak Munajat (pengurus masjid) dulu ya," ujar Gibran.
Utang ke pemilik warung Rp145 juta
Pada pertengahan Maret lalu, permasalahan hutang muncul. Kabar mengejutkan datang dari, Dian Ekasati (38), pemilik warung makan Restu Bunda di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Sejumlah mandor dan pekerja proyek masjid memiliki hutang padanya hingga Rp145 juta.
Dian mengaku dijanjikan oleh para mandor terkait sistem pembayaran biaya makan pekerja. Yakni dibayarkan setiap dua minggu sekali. Namun kenyataannya, pembayaran sering terlambat bahkan tidak dibayar sama sekali hingga proyek selesai.
"Dulu itu perjanjiannya dibayar tiap dua minggu sekali. Tapi malah nggak dibayar," kata Dian, Jumat (16/3).
Ditambahkan Dian, para mandor perusahaan juga tidak tepat waktu. Bahkan sampai 4 minggu baru dibayarkan. Ia menerangkan, para pekerja yang berutang di bawah tanggungan tiga mandor. Di antaranya mandor berinisial N yang memiliki utang Rp65 juta. Kemudian G yang berutang Rp50 juta.
Keduanya merupakan warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Selanjutnya mandor berinisial G asal Purwodadi yang masih memiliki utang Rp30 juta.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku kaget dengan kabar tersebut. Dia baru mengetahui informasi tersebut setelah awak media menanyakannya.
"Wis telpon mandore, mandore sing salah ya. Dari Waskita sudah menyelesaikan kewajibannya. Itu salahe mandore, golekono (cari) mandore besok," ucap Gibran geram.
Beruntung 3 orang mandor proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, segera melunasi utangnya. Pada Minggu (19/3) mereka bertemu pemilik warung di Swiss Belhotel. Mereka dipertemukan PT Waskita Karya selaku kontraktor proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Dalam pertemuan tersebut ketiga mandor membayarkan lunas utang utangnya. Yakni mandor berinisial N yang memiliki utang Rp65 juta, kemudian G yang berutang Rp50 juta. Keduanya merupakan warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dan selanjutnya mandor berinisial G asal Purwodadi yang memiliki utang Rp30 juta.
Pemotongan Gaji Karyawan
Pada awal Mei lalu, kabar kurang sedap kembali menerpa Masjid Raya Seikh Zayed, Solo. Sejumlah karyawan outsourcing mengeluhkan besaran gaji yang diterima tidak dibayarkan utuh oleh pengelola sesuai kesepakatan awal.
Meski telah menerima gaji sesuai jadwal, namun sejak pembayaran pertama, besaran gaji yang diterima tidak sesuai. Salah seorang karyawan yang enggan disebut identitasnya mengatakan, sesuai jadwal karyawan sudah menerima pembayaran gaji ke 3 mereka. Sesuai kesepakatan, gaji tersebut dibayarkan setiap tanggal 1.
"Karyawan Masjid Zayed tingkat terbawah digaji secara flat. Besarnya 2.174.000 atau setara dengan UMR Kota Solo dengan 8 jam kerja. Tapi praktiknya pada awal penggajian itu kurang. Proses itu sudah ditutupi, tapi prosesnya lama ada yang 5 hari, setengah bulan dan sebagainya," ujarnya, Selasa (2/5).
Lelaki paruh baya itu mengungkapkan bahwa pada 1 April kemarin banyak karyawan yang kaget karena gaji yang mereka terima kembali tidak utuh. Yakni berkisar Rp1,5 - 1,8 juta, bahkan beberapa ada yang hanya menerima Rp900 ribu.
"Ada yang cuma dapat Rp900 ribu. Hampir semua karyawan kurang," jelasnya.
Kepala Kemenag Solo, Hidayat Maskur membenarkan adanya aduan masuk ke Kantor Kemenag Solo terkait hal tersebut.
Permasalahan, dikatakannya segera teratasi. Rencananya akan ada pertemuan dari pihak karyawan dan pengelola pada hari Senin (8/5) pekan depan. Ia juga menjelaskan bahwa urusan gaji tersebut merupakan kewenangan UEA.
Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat tidak menampik adanya peristiwa tersebut. Pihaknya pun membuka dialog pihak penyedia jasa karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
"Yang membayar gaji itu bukan dari Kemenag. Pembayaran dari UEA, kami akan fasilitasi dalam waktu dekat akan teratasi," katanya.
Hidayat menegaskan kekurangan besaran gaji yang diterima para karyawan Masjid Zayed hanya masalah keterlambatan pembayaran saja.
"Ini hanya keterlambatan saja, tidak ada masalah lain. Aduan mulai masuk sebelum Lebaran tahun ini," pungkasnya.
PT Arsa selaku penanggung jawab karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed Solo membantah telah memotong gaji karyawan. Ketidakutuhan gaji yang diterima para karyawan dikarenakan sistem penggajian.
"Kasus yang terjadi kemarin sepenuhnya adalah masalah keterlambatan bukan pemotongan gaji karyawan," ujar Facility Manager PT Arsa Dhadang Setyohadi kepada wartawan, Rabu (3/5).