Dicurigai pembunuh, penjaga kos Akseyna bikin pengakuan mengejutkan
"Kami menemukan satu barang bukti yang mungkin bisa membuka tabir gelap ini," kata Kombes Krishna Murti.
5 Desember 2015 lalu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti menyebut bila jajarannya telah menemukan satu barang bukti baru terkait kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori alias Ace (18). Bukti ini diyakini menjadi pintu masuk membuka tabir gelap kematian Akseyna yang diduga kuat dibunuh.
"Kami menemukan satu barang bukti yang mungkin bisa membuka tabir gelap ini," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti kala itu.
Krishna mengatakan, penyidik menemukan barang bukti itu dari hasil penyelidikan mendalam yang dilakukan selama beberapa bulan.
"Barang bukti belum bisa disampaikan kepada publik," ungkap Krishna. Krishna menjelaskan penyidik kepolisian akan merangkai barang bukti itu dengan sejumlah petunjuk dan penelusuran jaringan lain.
Namun hingga kini belum ada perkembangan sejak pernyataan itu dilontarkan Krishna Murti. Kasus tewasnya Akseyna di Danau Kencana pada 26 Maret 2015 masih gelap.
Merdeka.com mewawancarai salah satu saksi yang sering dipanggil polisi terkait kasus ini. Saksi tersebut adalah Edi Sukardi, penjaga kos tempat Akseyna tinggal selama kuliah di UI.
Edi pun membuat pernyataan yang mengagetkan publik. Berikut pengakuannya itu:
-
Kenapa Kastil Ayanis hancur? Bukti tertulis menunjukkan, kastil tersebut hancur akibat gempa bumi besar dan kebakaran, sekitar 20 hingga 25 tahun setelah pembangunannya.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kapan Kesepian Kronis muncul? Peristiwa besar dalam hidup, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau pensiun, dapat menyebabkan kesepian.
Sering diperiksa polisi, penjaga kos Akseyna ngaku capek.
Hampir setahun kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Akseyna Ahad Dori alias Ace hingga kini belum juga terungkap. Aparat kepolisian pun sudah memanggil saksi-saksi juga para ahli untuk mengungkap kasus tersebut. Salah satunya Edi Sukardi, yang merupakan penjaga kos tempat Ace tinggal.
Edi mengungkapkan, dirinya sudah bolak-balik dipanggil oleh penyelidik Polda Metro Jaya. Sehingga dirinya menjadi tekanan batin.
"Wah mas saya sudah sering banget dipanggil, ditanya-tanya. Capek juga saya mas," ujarnya ketika ditemui di Wisma Widya, di Jalan Kabel, Beji, Depok, Selasa (1/3).
Penjaga kos ngaku HP-nya disadap polisi
Sejak kasus Akseyna mencuat, penjaga kos Edi Sukardi bersama istrinya merasa lelah karena sering diperiksa polisi. Setiap dirinya dan sang istri wawancara dengan wartawan atau para sahabat, dirinya langsung dipanggil.
Tak cuma itu, Edi mengaku jika dirinya seperti diawasi oleh polisi. Edi mengaku bila handphonenya telah disadap oleh polisi.
"Kemarin, saya lupa. Saya cerita sama kiai, eh besoknya, Selasa kemarin (23/2) diperiksa. Saya yakin saya masih diawasin, HP saya disadap mas," ujarnya.
Dicurigai sebagai pembunuh, penjaga kos siap sumpah pocong
Edi Sukardi, penjaga indekos tempat almarhum Akseyna Ahad Dori alias Ace, menolak dikaitkan dengan kematian mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI) itu. Bahkan Edi siap melakukan sumpah poncong.
Edi mengaku sejak kasus ini mencuat, dirinya sudah berulang kali dipanggil ke Mapolda Metro Jaya, untuk dimintai keterangan. Saking seringnya, dia sampai merasa bosan dan lelah.
"Kemarin saya tantang, waktu ada bapaknya (Akseyna), bukan nantang sie. Kalau masih curiga saya, saya bilang ayo pak kita sumpah pocong aja," ujarnya ketika ditemui merdeka.com di Wisma Widya, di Jalan Kabel, Beji, Depok, Selasa (1/3).
Dia menceritakan, kala itu reaksi keluarga Akseyna menanggapi sinis. Lucunya, meski berani sumpah pocong dia menolak disumpah Alquran.
"Bapaknya (Akseyna) jawab jangan begitu juga pak Edi. Kalau orang yang lain nuduh saya dia yang kena, kalau saya bohong saya yang kena. Polisinya bilang itu kalau orang salah suka begitu, saya nggak usah sumpah Al-quran, pocong ayu deh. Ini cobaan dari Allah," ujarnya.
"Kalau sumpah pocong, misal saya berbuat. Padahal saya ngaku nggak berbuat. Baru besok atau seminggu aja sudah bisa mati, jangan main-main kalau sumpah pocong," tegasnya
Penjaga kos minta teman-teman Akseyna juga diperiksa
Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat ditemukan tewas di Danau Kencana pada 26 Maret 2015 lalu. Awalnya Akseyna dikira bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri karena dalam tasnya ditemukan batu bata.
Selama kuliah di UI, Ace tinggal di kosan di Wisma Widya, di Jalan Kabel, Beji, Depok. Menurut penjaga kos, Edi Sukardi, Ace tahu tempat kos tersebut dari temannya yang sudah lama menghuni di kosan tersebut.
"Yang bawa Akseyna ke sini itu Yohanes," ujar Edi saat ditemui di lokasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Menurut Edi, Ace lebih dekat dengan temannya bernama Jibril. Jibril sering sekali datang untuk pergi kuliah bersama.
"Yang sering ke sini Jibril, karena dia tinggal di belakang. Dia nggak pernah lama di sini, bangunin Ace terus suka pergi bareng, nggak tahu kuliah atau ke mana tapi selalu bareng," ujarnya.
Awalnya, kata Edi, dirinya tidak menyangka mayat yang ditemukan di danau UI tersebut adalah salah satu penghuni kosannya.
"Itu waktu ditemuin saya nggak tahu itu dia (Ace). Saya tahu ada mayat, tapi saya nggak tahu itu dia. Tahunya polisi ke sini, kaget saya," ujarnya.
"Saya masih lihat dia minum di bawah, eh tahunya (ditemukan tewas). Perkiraan saya itu Selasa malam itu antara pukul 11.00 WIB setengah 12.00 WIB dia di bawah lagi minum di bawah," tambahnya.
Setelah Ace meninggal, Edi tidak pernah melihat lagi Jibril juga teman-temannya yang lain.
"Saya baru deket itu si Jibril, si Fras tinggi itu juga kenal pas kejadian ini. Yang lain-lainnya nggak tahu. Jibril itu yang sering ke sini, tempat kosnya belakang ini. Cuma dia sudah pindah, nggak tahu apa alasannya. Katanya capek dikejar-kejar wartawan terus. Ini masalahnya, kenapa nggak kontrol di sana," terangnya.