Disdik Pekanbaru Pastikan Tidak Ada Siswa SD Terlibat Grup LGBT
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, yang melakukan penelusuran, memastikan tidak siswa SD yang terlibat Grup WA LGBT. Grup itu ditemukan hanya pada murid SMA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menemukan indikasi grup WhatsApp Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) pada sejumlah siswa sekolah dasar di Riau. Kabar itu langsung menghebohkan, terutama warga Pekanbaru.
Namun, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, yang melakukan penelusuran, memastikan tidak siswa SD yang terlibat Grup WA LGBT. Grup itu ditemukan hanya pada murid SMA.
-
Apa yang dimaksud dengan LGBTQ? LGBTQ adalah singkatan dari Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer. Ini merupakan sebuah kelompok atau komunitas yang mengarah pada jenis identitas seksual selain heteroseksual.
-
Kenapa penting untuk memahami LGBTQ? Penting bagi masyarakat untuk mnegedukasi diri sendiri terkait isu LGBTQ yang ada di masyarakat. . Dengan pemahaman ini, diharapkan setiap masyarakat bisa bijak dalam bersikap terhadap kelompok LGBTQ.
-
Bagaimana istilah LGBTQ digunakan untuk mengakui dan menghormati keragaman? LGBTQ digunakan untuk mengakui dan menghormati keragaman identitas gender dan orientasi seksual, serta untuk memperjuangkan hak-hak, penerimaan, dan kesetaraan bagi individu-individu dalam kelompok ini.
-
Apa itu gender dysphoria? Gender dysphoria mengacu pada perasaan tertekan dan ketidaknyamanan yang dialami seseorang ketika jenis kelamin yang ditetapkan tidak sesuai dengan identitas gender yang mereka miliki.
-
Kenapa gender dysphoria muncul? Timbulnya disforia gender sering terjadi pada masa kanak-kanak. Meskipun mekanisme pastinya tidak jelas, kita tahu bahwa anak-anak sudah diberi jenis kelamin sejak lahir. Jenis kelamin yang diberikan sejak lahir seharusnya menjadi penentu bagaimana mereka dibesarkan dan bagaimana orang lain berinteraksi dengan mereka. Seiring bertambahnya usia, mereka mungkin mulai merasakan ketidakcocokan antara identitas gender dengan jenis kelamin yang diberikan kepada mereka. Dalam beberapa kasus, ketidaksesuaian ini dapat menyebabkan perasaan gender dysphoria.
-
Kenapa karmin kontroversial? Meskipun dibuat dari bahan alami, namun pewarna karmin tidak lepas dari kontroversi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal mengatakan kabar siswa SD terlibat dalam grup WA itu tidak benar. Menurut informasi yang didapat Jamal, ada kesalahan informasi yang didapat wartawan penulis pertama soal LGBT siswa SD itu.
"Pak Hendri pegawai PPPA Pemprov Riau menyampaikan ke saya, berita itu tidak benar. Saya tanya, di mana Pak Hendri menemukan kabar ini di Pekanbaru, biar saya turun ke lapangan kalau memang siswa SD. Pak Hendri bilang tidak ada (siswa SD), wartawan di awalnya salah kutip," kata Jamal saat dihubungi merdeka.com Senin (19/6).
Jamal mengaku sudah terlanjur berkoordinasi dengan Forkopimda Pekanbaru untuk menindaklanjuti isu LGBT sebelum adanya kabar grup LGBT siswa SD tersebut. Langkah itu merupakan antisipasi sesuai perintah Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun.
"Sudah saya tanya ke sekolah-sekolah, tidak ada. Lalu saya konfirmasi lah ke Pak Hendri, dan jawabannya itu, ada miskomunikasi dengan wartawan," katanya.
Ke depan, Jamal menginstruksikan ke sekolah-sekolah dan kepada orang tua murid untuk sama-sama mengantisipasi penyakit LGBT di Pekanbaru. Hal itu dilakukan agar seks menyimpang tersebut tidak merambah anak-anak.
"Yang pertama, kami undang narasumber, dari Dinas PPPA Pekanbaru, atau dari kepolisian. Tetapi khusus hari Jumat, kami instruksikan kepada sekolah, supaya memanggil ustaz melalui MUI, temanya kali ini tentang LGBT," kata Jamal.
Selain itu, Jamal juga meminta kerja sama orang tua siswa di rumah masing-masing agar memantau pergerakan anaknya, baik saat aktivitas di luar rumah atau dalam berkomunikasi melalui handphone.
"Orang tua juga harus sering-sering membuka HP anak itu. Karena memang sumbernya ini kan kita tidak tahu, sulit kita menentukan yang mana," ucap Jamal.
Sementara di lembaga pendidikan, Jamal meminta kepala sekolah untuk melakukan razia handphone para siswa. Hal itu sebagai langkah antisipasi kabar LGBT.
"Saya sudah mencari informasi kabar grup siswa SD itu, tapi ternyata tidak benar. Karena yang kita tahu, anak SD belum sampai kepada hal-hal begituan. Biasanya anak-anak SD sebagai korban pelecehan orang-orang dewasa, bukan kebutuhan mereka soal itu, makanya saya heran. Penikmat LGBT itu kan orang-orang dewasa," jelasnya.
Meski Jamal belum menemukan fakta LGBT pada siswa SD, pihaknya tetap mengantisipasi perilaku menyimpang tersebut agar tidak menjalar ke sekolah dasar. Disdik berkoordinasi dengan Badan Kesbangpol dan pihak terkait lainnya.
(mdk/yan)