Dokter Muda di Jambi Tewas Kecelakaan Usai Difitnah Diteraki Maling Dikejar Warga dan Polisi
Korban mengalami kecelakaan setelah menghindari pengendara lainnya.
Pihak keluarga tidak terima anaknya seorang dokter yang dituduhkan maling mobil.
Dokter Muda di Jambi Tewas Kecelakaan Usai Difitnah Diteraki Maling Dikejar Warga dan Polisi
- Merasa Tertipu, Dokter Hewan Nikah Siri dengan Jaksa Gadungan Lapor Polisi
- Tak Ada Perundungan, Ternyata Begini Isi Buku Harian Dokter Muda FK Undip yang Diduga Bunuh Diri
- Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan yang Tewaskan Dokter Pendamping Haji di Tol Indralaya-Prabumulih
- Dokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Viral di media sosial seorang dokter muda di Jambi meninggal dunia mengalami kecelakaan menabrak tiang listrik dan masuk pekarangan rumah warga di Jalan Lintas Jambi-Riau, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi.
Kecelakaan terjadi karena korban dikejar oleh warga dan patroli kepolisian usai dituduh maling mobil.
Diketahui dokter muda atas nama Dwi Fatimahyen (29) mengalami kecelakaan maut pada Jumat pukul 23.53 WIB. Video korban dikejar anggota mobil patroli polisi beredar di media sosial.
Pihak keluarga tidak terima anaknya seorang dokter yang dituduhkan maling mobil. Ayah korban Pasiman mengatakan bahwa dirinya tidak terima. Dirinya meminta agar pihak yang berwajib untuk mengusut tuntas atas peristiwa tersebut.
"Baik yang berbuat masalah awal yaitu orang yang berteriak-teriak maling atau pun bagi orang yang membuat anak saya hingga mengalami meninggal dunia tersebut," katanya, pada Selasa (02/4).
Menurut dia, anaknya dikejar mobil patroli polisi hingga mengalami kecelakaan dan menyebabkan kematian. Dirinya tidak terima atas hal ini dikarenakan mobil tersebut ada surat surat semua lengkap.
"Anak saya itu bukan maling melainkan anak saya ini dokter," tutupnya.
Disambung oleh pihak keluarga korban Erwin menceritakan bahwa korban sebelumnya pada 02.00 WIB siang beliau berpamitan dengan kedua orangtuanya karena ingin mengendarai mobil untuk mencari tempat usaha klinik kecantikan.
Lanjutnya, kebetulan korban sudah punya klinik kecantikan di dekat Masjid Seribu Tiang. Di Sengeti, Muaro Jambi, juga ada kliniknya.
"Terus beliau mau buka usaha lagi di daerah Sebapo. Singkat cerita, pas dekat SPM itu beliau sempat telepon dengan orang tuanya langsung. Beliau ketakutan. Beliau ngomong seperti ini Pak, Dwi takut Pak," katanya.
“Kenapa nak?” kata ayahnya.
“Dwi dibuntuti oleh orang,” sambungnya.
“Kalau kamu dibuntuti orang di tempat sepi, cepat anak. Ngebut dikit,” katanya.
Kata Erwin, korban itu ketika dalam kondisi ngebut karena ada tiga orang tadi mengejar beliau, sambil teriak maling. Kemudian ada juga polisi yang sedang patroli. Ketika itu juga aparat polisi mendengar teriakan maling dari orang yang mengejar tadi.
“Jadi korban ini orangnya cepat cemas. Kalau kondisi seperti itu, ia cemas, gugup, dan kagetan. Semakin dikejar oleh warga dan aparat, semakin ngebut dia membawa mobilnya,”jelasnya.
Sehingga tidak terkendali lagi terjadilah kecelakaan di Desa Sekernan. Keluarga korban, orang tua korban, sudah mengikhlaskan kepergiannya.”Cuma yang menjadi beban adalah kepergian beliau itu caranya difitnah telah melakukan pencurian mobil,”tegasnya.
“Itu tidak benar. Mobil yang ia bawa ialah mobilnya sendiri dari orang tuanya. Bukan mobil curian intinya. BPKB atau surat-surat mobil ini lengkap untuk membuktikan mobil ini milik beliau,”imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga mendapat informasi dari masyarakat beliau ini dikejar karena tabrak lari. Itu juga tidak benar. Jika benar beliau melakukan tabrak lari? Siapa korbannya? Kalau tidak bisa membuktikan tolong klarifikasi bahwa tuduhan itu tidak benar.
Lanjutnya, supaya nama baik beliau itu pulih lagi. Apalagi mengingat beliau sudah meninggal dunia untuk berkaitan proses hukum.
“Tentu kami butuh berunding terlebih dahulu. Terutama dalam hal ini akan komunikasi dengan ayah dan ibunya.
Cuma beberapa hari ini keluarga korban sangat syok. Saya belum bisa berkomunikasi terkait upaya hukum kedepannya. Tapi insya Allah beberapa hari lagi ada jawaban,”ujarnya.
“Tolong bersihkan nama anaknya. Tolong bersihkan dari tuduhan negatif yang bikin sedih di video itu, saat korban sudah kecelakaan, dia terpental keluar, masih ada juga orang meneriaki dengan kata binatang atau tidak pantas woi anjing, bangun. Sedangkan itu manusia. Nah saya minta tolong, siapa orangnya untuk klarifikasi," tutupnya.
Sementara itu, Kapolres Muaro Jambi AKBP Wahyu Bram mengatakan bahwa kejadian berawal saat korban keluar dari arah Perumahan Pondok Cipta atau di dekat kawasan Simpang SPN Polda Jambi, Desa Pondok Meja, Muaro Jambi. Korban dikejar warga karena melewati jalan kampung dengan kecepatan tinggi.
Lantas hal itu membuat warga mengejar korban dengan meneriaki maling. Sampai di jalan raya, saat itu ada petugas kepolisian yang sedang melakukan penyekatan patroli kamtibmas.
Melihat kejadian itu, polisi langsung mengambil tindakan karena sudah masuk ke jalan raya. Polisi mengejar korban karena mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi, ditambah ada tiga motor yang mengejarnya dengan meneriaki maling.
"Saat itu polisi sedang penyekatan di dekat situ. Yang bersangkutan ini dari arah SPN itu ngebut menuju arah Kota Jambi melewati anggota yang sedang tugas sampai ada tiga motor yang mengejar. Satu sisi karena ngebut, tidak mungkin polisi membiarkan saja,"katanya.
Bram mengatakan polisi yang mengejar korban menggunakan mobil polantas dilengkapi sirine. Saat dilakukan pengejaran, mobil korban berjenis LCGC Ayla warna hitam itu juga tak mau berhenti. Malah terus menancap gas.
Polisi terus berupaya untuk menghentikan mobil itu, karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengendara lainnya.
"Dikejar oleh anggota pakai sirine pakai mobil lalu lintas, diperingati pakai toa. Bahkan tembakan peringatan, juga tidak mau berhenti. Sehingga saat di jalan itu ya sudah berurusan dengan polisi," jelasnya.
Menurut dia, untuk jarak kejar-kejaran polisi dan korban sendiri cukup jauh, jika dihitung memakan perjalanan 1 jam. Kejar-kejaran terjadi mulai dari Simpang SPN masuk ke Kota Jambi dan sampai lagi di Sekernan, Muaro Jambi.
"Saat mengejar mobil itu, yang motor tadi 2 motor sudah tidak ada. Tapi kita tetap kejar karena sudah membahayakan di jalan," jelasnya.
"Penyebab kecelakaan itu dia menghindari orang sehingga kecelakaan tunggal. Karena kecepatan tinggi, fatalitasnya tinggi. Kalau dilihat lepas kendali," ujarnya.
Bram menjelaskan pihaknya menyesalkan tindakan korban yang tidak mau berhenti saat diperingati polisi. Padahal, pihaknya mengejar korban dengan mobil patroli yang notabene berstiker lengkap kepolisian.
"Tapi yang kami sesalkan kenapa ketika diminta berhenti tidak mau berhenti. Soalnya kalau ngebut pasti dikejar, karena pelanggaran batas kecepatan,"tegasnya.
"Kalau dia berhenti kami bisa tanyakan kenapa ngebut ini. Minimal ditilang karena batas kecepatan,”imbuhnya.
merdeka.com
Usai kecelakaan itu, korban sudah dalam keadaan sudah tak sadarkan diri Korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun, nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
"Dilihat pas di dalam mobil ada banyak kunci dan pisau, tapi korbannya wanita. Sehingga dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit,"tutupnya.
merdeka.com