Dokter: TBC Penyakit Menular, Bukan Keturunan
Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengungkapkan, tuberkulosis (TB) bukanlah penyakit keturunan. Dia menegaskan, TB atau TBC adalah penyakit menular.
Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengungkapkan, tuberkulosis (TB) bukanlah penyakit keturunan. Dia menegaskan, TB atau TBC adalah penyakit menular.
"Stigma di masyarakat banyak yang mengira kalau TB pada anak itu adalah penyakit keturunan. Padahal yang benar itu, TB adalah penyakit menular," ujar dr. Dani, panggilan akrabnya, saat diskusi melalui daring yang diikuti di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (24/3).
-
Siapa saja yang rentan terinfeksi TBC? Berikut ini adalah kelompok-kelompok yang rentan terinfeksi TBC: Orang dengan Imunitas Tubuh Rendah: Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi TBC. Ini termasuk orang dengan HIV/AIDS, pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, penderita diabetes, dan mereka yang mengalami malnutrisi.Anak-anak: Sistem imun anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, belum sepenuhnya berkembang. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi TBC. Lansia: Dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif, sehingga orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi TBC.Perokok Aktif dan Pasif: Merokok dapat merusak paru-paru dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko terkena TBC. Perokok pasif, terutama anak-anak yang tinggal dengan perokok, juga berisiko. Orang yang Tinggal atau Bekerja di Lingkungan Berisiko Tinggi: Ini termasuk penjara, rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, dan fasilitas perawatan jangka panjang, di mana penularan TBC lebih mungkin terjadi.Orang yang Memiliki Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Tinggal serumah atau memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi TBC meningkatkan risiko penularan.Pengguna Narkoba: Penggunaan narkoba, terutama melalui injeksi, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi TBC. Pekerja Kesehatan: Mereka yang bekerja di sektor kesehatan sering berinteraksi dengan pasien TBC, sehingga memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar.Penduduk atau Pendatang dari Area dengan Prevalensi TBC Tinggi: Orang-orang yang tinggal atau berasal dari negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi juga berisiko.
-
Apa saja gejala TBC pada anak? Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut: Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC. Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal.
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena TBC? Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
-
Kapan infeksi TBC pada anak bisa menjadi penyakit? Namun, meskipun anak Anda mengalami infeksi tanpa gejala, mereka tetap harus diobati. Hal ini untuk mengurangi risiko bahwa di masa depan infeksi akan memburuk menjadi penyakit.
-
Mengapa anak-anak mudah terkena TBC? Anak-anak juga termasuk kelompok rentan terkena penyakit TBC karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah.
Dani mengungkapkan, anak paling sering tertular TB dari kontak erat dengan orang terdekatnya. TB paling sering ditularkan dari orang dewasa melalui percikan ludah, batuk, atau bersin yang sudah mengandung kuman TB.
Anak dengan usia di bawah lima tahun (balita) paling rentan tertular TB dari orang dewasa. Untuk itu, penting bagi orang tua agar mengetahui gejala-gejala TB pada anak.
Berdasarkan data yang diungkap Dani, Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB terbanyak di dunia setelah India. Total keseluruhan kasus TB anak dan dewasa di Indonesia adalah 950 ribu, dengan persentase kasus TB pada anak sebesar 8-15 persen.
"Hingga saat ini, ada 88.000 anak yang menderita TB. Kasus ini meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan sebelum masa pandemi Covid-19," lanjut konsultan respirologi KSM Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo itu.
Gejala-gejala TB yang sering ditemui pada anak di antaranya, demam berkepanjangan selama dua pekan, berat badan sulit naik. Bahkan malah turun selama dua bulan berturut-turut, dan malaise (lesu, lelah, lemas, letih, lemah) atau kondisi dimana anak terlihat pasif dan tidak bergairah saat melakukan aktivitas.
Selama ini, upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui vaksinasi BCG (Baccille Calmette Guerin) untuk mencegah penyakit TB pada anak.
Sedangkan upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua di antaranya, mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi pada anak, juga disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum berinteraksi dengan anak, tidak meludah sembarangan, dan memakai masker utamanya saat sakit batuk.
(mdk/rnd)