Duduk Perkara Bentrok di Pulau Haruku Maluku Tewaskan Dua Warga
Akibat bentrok di Pulau Haruku Maluku, dua orang dari kedua belah pihak meninggal dunia. Dan salah satu personel Polri mengalami luka serius.
Suasana mencekam menyelimuti dua desa di Maluku Tengah. Adalah warga Desa Ori dan Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah terlibat bentrok di Pulau Haruku Maluku.
Akibat bentrok di Pulau Haruku Maluku, dua orang dari kedua belah pihak meninggal dunia. Dan salah satu personel Polri mengalami luka serius.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Muhammad Roem Ohoirat membeberkan duduk perkara hingga pecahnya bentrok warga.
Roem mengatakan kemarin ada salah satu warga yang tengah berkebun di lokasi. Kemudian, datang satu warga dari desa sebelah.
"Warga itu bertanya kenapa anda sampai berkebun di situ, sementara lahan tersebut masih sengketa," kata Roem saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (26/1).
Roem menambahkan sebelumnya juga pernah terjadi konflik antar dua desa tersebut. Konflik terkait lahan.
"Sehingga kemarin itu ada yang berkebun dan ada dari desa tetangganya datang melakukan peneguran, kemudian ini merembet," bebernya.
Peneguran berujung bentrok. Namun, berhasil diredam polisi. "Kemarin sore jam 5 sudah kami tempatkan satu pleton Brimob di sana, diperkuat dari Polsek dan Koramil dan situasi sudah kondusif," ungkapnya.
Bentrok Kembali Pecah
Namun, bentrokan kembali pecah pagi tadi. Secara tiba-tiba ada lagi penyerangan yang dilakukan massa. "Konsentrasi masyarakat sangat besar," katanya.
Tak ayal, polisi yang berjaga kewalahan menghalau massa. "Itu di Pulau Haruku. Sehingga pagi tadi kami geser lagi satu pasukan SSK atau berjumlah 100 personel Brimob ke sana, dipimpin langsung oleh Kapolresta dan Dandim, namun sampai di sana sejumlah rumah sudah terbakar."
Dua korban jiwa dari kedua belah pihak bersengketa sudah berjatuhan. Ditambah tiga orang korban luka-luka. "Termasuk ada anggota Polsek di Haruku mengalami luka cukup serius di rahang dan sudah dibawa ke Ambon untuk dilakukan pengobatan," katanya soal bentrok di Pulau Haruku Maluku.
Lahan Sengketa
Lebih jauh, Roem mengungkap lahan sudah menjadi sengketa cukup lama. "Di sana itu kan lahan ya istilahnya lahan desa, petuanan kalau namanya di sini. Lahan yang masih hutan, kan perkebunan."
Sebelumnya, lanjut Roem, lahan tersebut dikuasai satu desa tetangga. "Kemudian satu desa tetangga lainnya menggugat itu dan terjadi konflik terkait masalah ini berkepanjangan. Sampai kemarin ada yang mengolah tanah itu,' tuturnya.
Luas lahan yang cukup luas dan tidak adanya pembatas membuat konflik tak berkesudahan berujung bentrok di Pulau Haruku Maluku.
"Kondisi saat ini Kapolresta sudah di lapangan beserta pasukan TNI dan Polri, sudah di sana. Sudah kondusif, memang ada masyarakat yang melakukan menyelamatkan diri ke hutan. Tapi sampai saat ini kita masih berusaha untuk menyusulkan mereka," katanya.