Duduk Perkara Ucapan Plt Bupati Bogor Soal Injak Alquran Berujung Minta Maaf
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan beberapa waktu sempat mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya berani bersumpah dengan menginjak Alquran, untuk menegaskan tidak benarnya isu jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan beberapa waktu sempat mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya berani bersumpah dengan menginjak Alquran, untuk menegaskan tidak benarnya isu jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Pernyataan itu terlontar ketika salah satu wartawan harian lokal di Bogor, menanyakan perihal dugaan jual beli jabatan di bawah kepemimpinan Iwan Setiawan.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
"Yang jual siapa yang beli siapa. Gini, kalau ngomong jual beli jabatan, saya ngomongnya sambil nginjak Quran wani (berani). Tidak ada 1.000 perak yang saya dapat dari pelantikan (rotasi mutasi pegawai). Saya berani pertanggungjawabkan dunia akhirat. Bari nincak Quran ge wani lamun disumpah (sambil injak Quran juga berani kalau disumpah). Gitu aja," kata Iwan.
Pernyataan tersebut, kemudian menjadi bahan perbincangan di Kabupaten Bogor. Iwan pun buru-buru menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya tersebut. Bahwa dia tidak sedikitpun berniat merendahkan Alquran.
Klarifikasi tersebut disampaikan Iwan Setiawan di hadapan para ulama, kiai dan tokoh agama di Pondok Pesantren Darul Huda, Cisarua, Kabupaten Bogor, Minggu 26 Februari 2023.
Iwan Setiawan menceritakan, saat itu, selepas mengikuti peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) dan Konferensi MWC NU Cigombong, ia menghadiri rapat koordinasi dengan seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Bogor di Lido Cigombong, Selasa (21/2).
Setelah acara selesai, dia melayani wawancara langsung atau doorstop dengan waktu yang sangat cukup. Namun saat sudah dalam kendaraan dan akan meninggalkan lokasi, ada salah satu wartawan yang mengejarnya sambil mendesak menanyakan soal isu jual beli jabatan di lingkungan Pemkab Bogor.
"Setelah menghadiri peringatan Harlah 1 Abad NU, saya memberikan pengarahan ke seluruh kepala puskesmas, setelah itu ada doorstop dan saya pikir selesai karena waktunya juga cukup panjang. Tapi ada salah satu wartawan yang sudah doorstop itu bertanya ke saya yang sudah di dalam mobil, jadi kendaraan sudah mulai jalan, waktu itu saya menyampaikan soal penegasan tidak ada jual beli jabatan," terang Iwan.
Saking ingin menegaskan tidak ada jual beli di proses rotasi mutasi, Iwan bahkan mengeluarkan kalimat sumpah sebagai bentuk penegasan tertinggi. Namun dalam kondisinya yang terburu-buru, ada kalimatnya yang keliru soal sumpah Alquran.
"Sebagai muslim, karena imam saya Alquran, saya menjunjung betapa tingginya Alquran, saya sampai sumpah demi Allah, demi Rasulullah, demi Alquran. Tapi memang ada kalimat yang saya khilaf karena di luar jangkauan, itu posisinya ada lima kegiatan hari itu dan itu di kegiatan terakhir. Jadi dalam kondisi capek dan tiba-tiba diberi pertanyaan seperti itu, ada kalimat yang khilaf," ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta maaf jika ada kata-katanya yang keliru dan memunculkan polemik. Sebagai pribadi yang dibesarkan di lingkungan pesantren, ia menegaskan tak ada niat sedikitpun untuk merendahkan Alquran.
"Mohon maaf kalimat itu yang keluar, itu untuk menegaskan. Manusia itu tempatnya khilaf, kepada seluruh umat muslim saya mohon maaf jika merasa terganggu. Saya lahir di lingkungan ponpes, saya besar di Ponpes Nurul Haq Cisarua, masih satu keluarga. Saya banyak belajar di sana dan diajarkan bagaimana memuliakan Alquran. Jadi tidak ada sedikit pun niat ke arah sana," tegasnya.
Iwan Setiawan menjelaskan, ia diamanahkan Mendagri menjadi Plt Bupati Bogor untuk mengisi kekosongan.
Saat itu, ia diberi amanah, termasuk dari penegak hukum yang konsen menangani korupsi untuk menutup segala bentuk jual beli jabatan. Amanah tersebut yang ingin terus dipegang Iwan Setiawan.
"Ketika itu, saya mendapat arahan dari penegak hukum yang mengurusi korupsi jangan sampai ada jual beli jabatan. Itu amanah yang harus saya pegang dan saya hanya ingin meyakinkan itu. Saya juga menginstruksikan ke jajaran tidak boleh menerima sepeser pun uang dalam proses rotasi mutasi," ungkap Iwan Setiawan.
Di tempat yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Huda KH Rahmat mengaku sudah mendengar langsung klarifikasi dari Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan.
Ia memahami apa yang disampaikan Iwan Setiawan sama sekali tidak ada niat untuk merendahkan Alquran.
"Kami sudah mendengar klarifikasi Pak Iwan Setiawan, kami pahami beliau sama sekali tidak ada niat untuk menghinakan Alquran dan sebagaimananya. Karena saat itu beliau didesak oleh pertanyaan, saking sama sekalinya merasa tidak menerima uang, tidak menjual-belikan jabatan, sampai bila perlu bersumpah. Cuma ada yang salah ucap karena saking ingin menegaskan," jelas Rahmat.
Menurutnya, dalam kondisi seperti itu, sangat memungkinkan seseorang salah ucap. Mewakili para ulama di Cisarua dan sekitarnya, ia juga menyampaikan maaf jika kalimat salah ucap tersebut justru menjadi perdebatan.
"Beliau tidak sengaja, kepleset lidah, maksudnya Alquran di kepala, untuk itu ia memohon maaf dan menyesal. Saya pahami betul, saya kenal beliau. Masa saya menghinakan agama saya sendiri, logikanya seperti itu. Oleh karena itu, klarifikasi kami terhadap Plt Bupati sekarang berkumpul di sini untuk menjelaskan, beliau tidak sama sekali bermaksud seperti itu. Namanya manusia, tidak lepas dari kesalahan. Ada salah, ada benar. Kebenarannya kita terima, kesalahannya kita maafkan," tandas putra dari Abuya Cilember ini.
(mdk/cob)