Fadli Zon nilai tak penting Moeldoko ikut-ikutan SAR AirAsia
"Moeldoko lebih baik mengawasi yang lain karena masih banyak tugas lain yang harus dikerjakannya," kata Fadli.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyatakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak perlu terjun langsung mengikuti proses evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di sekitar perairan Selat Karimata. Karena, sudah ada Basarnas dan tim gabungan lain yang menangani proses evakuasi tersebut.
"Moeldoko lebih baik mengawasi yang lain karena masih banyak tugas lain yang harus dikerjakannya," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/1).
Menurut dia, tujuan Panglima TNI Jenderal Moeldoko melihat langsung proses evakuasi agar tidak tumpang tindih terhadap Basarnas. Karena, perlu adanya koordinasi yang jelas terhadap pihak TNI dan Basarnas. Namun hal tersebut tak perlu dilakukan Moeldoko dengan mendatangi langsung ke Pangkalabun, Kalimantan Tengah.
"Tapi Saya kira maksudnya baik dengan adanya Panglima langsung turun agar tidak tumpang tindih proses evakuasi. Namun sifat evakuasi ini teknis karena sudah masuk hari ke tiga belas," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan, bahwa total anggaran proses evakuasi pesawat milik CEO AirAsia Tony Fernandez ini harus transparan. Kendati demikian, dia mempertanyakan kapan selesainya proses evakuasi pesawat tersebut.
"Kalau kita lihat evakuasi ini memakan anggaran banyak. Ini juga harus diketahui masyarakat proses total anggaran baik dari dalam dan luar karena ini harus ada ukurannya sampai kapan," katanya.
Lebih lanjut, anggaran proses evakuasi pesawat ini membenani APBN. Oleh sebab itu, harus diselesaikan dengan segera proses pencarian jenazah dan pengangkatan Black Box pesawat AirAsia ini.
"Karena dalam bencana dalam tiga hari selesai seperti longsor di Banjarnegara, kalau tidak ini membebani APBN," pungkasnya.
Seperti diketahui, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memimpin langsung prajuritnya dalam proses evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Moeldoko langsung menuju KRI Banda Aceh dengan dijemput Helikopter SeaHawk milik Amerika Serikat di Pangkalabun pada Selasa (6/1) kemarin.
Baca juga:
Tim SAR gunakan floating balloon dan crane angkat ekor AirAsia
2 Korban ditemukan di dasar laut, masih pakai sabuk pengaman
KNKT belum pastikan black box terlempar dari ekor AirASia QZ8501
Pasca kecelakaan Airasia, penjualan tiket pesawat turun drastis
Ini skenario TNI AL angkat ekor pesawat AirAsia QZ8501
Siang ini dua jenazah penumpang AirAsia tiba di Pangkalanbun
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.