Fahri Hamzah: KPK itu bukan obat tapi suplemen lembaga penegak hukum
"Kalau KPK sekarang nampak sendiri adalah efek langsung dari kegagalan jalankan UU 30/2002," kata dia.
Selama ini masyarakat mengenal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga yang keras dalam menindak koruptor di Indonesia. Mereka disebut-sebut sebagai lembaga yang memiliki kewenangan berlebih atau superbodi dalam perang melawan korupsi.
Akibatnya, seolah-olah lembaga penegak hukum lain yaitu Polri dan Kejaksaan tersingkir. Padahal, KPK lahir untuk memperkuat Polri dan Kejaksaan sesuai Undang Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
"Kalau KPK sekarang nampak sendiri adalah efek langsung dari kegagalan jalankan UU 30/2002. Dalam UU itu KPK ditugaskan untuk 'Koordinasi, supervisi dan Monitoring' sebagai inti tugas KPK. #Kriminalisasi," tulis Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah lewat akun twitternya @Fahrihamzah, Senin (9/3).
Menurut wasekjen PKS ini, KPK harus sadar diri dan tidak boleh jumawa. Posisi KPK dalam penegakan hukum di Indonesia hanya sebagai pelengkap lembaga penegak hukum yang telah ada.
"Dan KPK itu bukan obat. Dia suplemen. Dalam bahasa naskah akademik UU adalah trigger mechanism. Agar lembaga penegakan hukum yang inti POLISI dan Kejaksaan serta HAKIM menjadi efektif. #Kriminalisasi," terang dia.
Lanjut dia, keberadaan KPK sampai saat ini membuat kepercayaan masyarakat kepada Polri dan Kejaksaan tidak kunjung membaik. Apalagi masyarakat banyak menolak kasus korupsi ditangani oleh kedua lembaga penegak hukum itu.
"Sekarang, bagaimana kalau KPK justru mengembangkan ketidakpercayaan kepada lembaga penegak hukum? Dan bagaimana jika armada aktivis anti korupsi menolak diperiksa proses hukum? Berarti sempurna-lah pengrusakan kepada negara dan institusi-nya. #Kriminalisasi," pungkas dia.
Baca juga:
Tumbang, Tontowi/Liliyana pulang tanpa gelar All England 2015
Mengintip cara hitung klaim asuransi motor korban begal
Tepat setahun MH370 hilang, jadi misteri terbesar abad 21
Kenapa #SaveHajiLulung bisa mendunia berhari-hari?
Melihat Festival Tato Ajaib di Thailand yang penuh mistis
Push Up, Cara Alami Memperindah Bentuk Dada
-
Apa yang diharapkan dari kolaborasi KPK dan Polri ini? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi “Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,” tambah Sahroni.
-
Siapa yang mengapresiasi kolaborasi KPK dan Polri? Terkait kegiatan ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Bagaimana KPK mengembangkan kasus suap dana hibah Pemprov Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. "Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti," ujar Alex.
-
Siapa yang melaporkan Dewan Pengawas KPK ke Mabes Polri? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara perihal Nurul Ghufron yang melaporkan Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Bareskrim Mabes Polri dengan dugaan pencemaran nama baik.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK terkait kasus Harun Masiku? Perburuan Harun Masiku kini menyasar ke Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Pemeriksaan Hasto setelah penyidik sempat memeriksa seorang mahasiswa Melita De Grave dan Simon Petrus yang berprofesi sebagai pengacara.
Jangan lewatkan:
Sindir orang kaya, tabung elpiji 3 kg ada tulisan buat orang miskin
Menghirup bau kentut bisa cegah kanker dan memperpanjang usia?
Mensos: Jika terima raskin buruk tukarkan di Divre Bulog
7 Wanita Indonesia yang 'meledak' di kancah dunia
Nafsu masih tinggi, kakek 70 tahun tewas saat 'main' dengan PSK
Ironi Tristan Alif, Tak Didukung Malah Dipersulit