Fakta Baru Kasus TPPO Jual Beli Ginjal: Korban Direkrut Lewat FB hingga Imigrasi Terlibat
Fakta Baru Kasus TPPO Jual Beli Ginjal, korban direkrut lewat Facebook
Polisi menjelaskan alur perjalanan korban TPPO hingga ginjalnya dijual di Kamboja
Fakta Baru Kasus TPPO Jual Beli Ginjal: Korban Direkrut Lewat FB hingga Imigrasi Terlibat
Polda Metro Jaya membeberkan alur perjalanan para korban tindak pidana penjualan orang (TPPO) dalam kasus jual organ ginjal. Hal ini terungkap setelah terbongkarnya kasus WNI yang menjadi korban TPPO di Kamboja.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan awal mulanya para korban ditawarkan lewat media sosial.
Ada dua akun facebook yang dijalankan para sindikat jual beli ginjal.
- CEK FAKTA: Tidak Benar Gibran Rakabuming Bagi-bagi Amplop Isi Uang Saat Kunjungan Ke Makassar
- Petugas Imigrasi Kembali Terseret Kasus Jual Beli Ginjal Jaringan Internasional, Ini Perannya
- Akal Bulus Sindikat Jual Beli Ginjal di Bekasi, Rekrut Korban Lewat Facebook dan Bayar Rp135 Juta
- Fakta Baru Dua Polisi Pengedar Narkoba di Madiun, Begini Nasibnya Sekarang
"Cara rekrutnya ini melalui facebook. Facebook ini ada dua akun grup akun ginjal Indonesia, dan akun ginjal negeri,"
kata Hengki kepada wartawan, Sabtu (29/7).
merdeka.com
Selain itu, kata Hengki, para korban yang telah menjalani operasi ginjal diminta untuk mempromosikan penjualan ginjal dari mulut ke mulut oleh para sindikat. "Dalam perkembangannya, yang tadinya direkrut menjadi perekrutan, ini dari mulut ke mulut," ujarnya.
Keterlibatan Pihak Imigrasi
Setelah itu, para korban yang siap untuk menjual ginjal akan ditampung lebih dulu. Selanjutnya, mereka diberangkatkan ke Kamboja. Mereka mayoritas melalui Bandara Ngurah Rai, Bali dengan bantuan oknum imigrasi. "Caranya pakai fast track atau fast lane," ungkap Hengki. Cara tersebut dilakukan oknum imigrasi untuk memperlonggar pemeriksaan kepada para calon penjual ginjal yang akan berangkat ke Kamboja.
"Ini kan harusnya pertama ada pengajuan diskresi orang hamil orang tua difabel dan sebagaimana. Ini dipercepat sama dia, berangkat lah ke Kamboja," jelasnya.
Setelah diberangkatkan ke Kamboja, para korban diobservasi terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu. Semua dicek di Preah Ket Mealea Hospital atau rumah sakit (RS) militer di kota Phnom Penh, Kamboja. "Di Kamboja ini diobservasi kurang lebih seminggu, berbeda-beda. Observasi beda beda ada yang seminggu, sambil di observasi di cek. Kadang ada yang gagal juga," imbuhnya.
Kemudian, para korban akan dipertemukan sosok Miss Huang yang diduga terlibat dalam kasus jual beli ginjal. Seorang yang mengatur segala keperluan para pendonor ketika berada di Kamboja. "Dia dipertemukan dengan receiver penerima donor. Kemudian koordinasi di sini, ini Miss Huang," tambahnya.
Hengki menjelaskan, proses operasi ditangani langsung oleh dokter bernama Prof Chen. Dia melakukan operasi transplantasi ginjal kurang lebih selama 3 jam.
"Dokternya siapa? Menurut keterangan tersangka ini Prof Chen. Miss Huang sekali minta kadang-kadang 20 orang (korban)," ungkap Hengki.
Setelah operasi selesai, korban selanjutnya kembali menjalani masa pemulihan sebelum dipulangkan kembali ke Indonesia yang dipantau langsung oleh pelaku. "Kemudian, dioperasi hanya 3 jam, observasi nya kurang lebih 10 hari pascaoperasi," jelasnya.15 Orang Tersangka
Sejauh ini, totalnya 15 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Hengki menyebut, 10 di antaranya merupakan bagian dari sindikat. Total korban tercatat sebanyak 122 orang dari sindikat ini. Para tersangka saling berbagi tugas. Tersangka inisial Hanif atau H atau Hanim misalnya. Dia menghubungkan antara Indonesia dengan Kamboja. Kemudian, tersangka atas nama Septian atau S yang juga koordinator Indonesia.
Tersangka atas nama Lukman atau L bertugas melayani pendonor selama di Kamboja. Dialah yang menghubungan dengan rumah sakit, menjemput calon pendonor. Sedangkan, tujuh orang lainnya bertugas sebagai perekrut yang mengurus paspor akomondasi dan sebagainya. Sementara, lima orang tersangka lainnya tidak termasuk bagian dari dalam sindikat yaitu satu orang oknum anggota polri Aipda M dan empat oknum imigrasi.