Fakta-fakta intel TNI AL dan polisi baku tembak di depan TMII
Akibat kejadian baku tembak ini, satu anggota polisi bernama Briptu Seno Aji mengalami luka tembak.
Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut melibatkan 4 anggota polisi dari Resnarkoba Polres Jakarta Timur dengan seorang anggota TNI AL, Kapten Laut Eko Wuryanto.
Akibat kejadian baku tembak ini, satu anggota polisi bernama Briptu Seno Aji terkena tembakan dari senapan Eko. Baku tembak terjadi ketika pihak kepolisian tengah melakukan operasi narkoba.
Menurut Kapten Eko, kejadian bermula pada saat dirinya mau pulang ke rumah dari kantor Denintel Jalan Kramat Raya Kemayoran Jakarta Pusat dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko kemudian berhenti istirahat di warung kopi depan gedung pencak silat TMII Jaktim lalu memesan segelas kopi dan sebungkus rokok.
Tidak beberapa lama Kapten Eko meninggalkan warung kopi itu. Namun saat hendak membuka pintu mobil, ia dihampiri seseorang sembari memaki-maki. Cekcok mulut berujung baku tembak itu pun akhirnya tak terhindarkan. Lantas bagaimana peristiwa itu sebetulnya terjadi? Berikut fakta-fakta intel TNI AL dan polisi baku tembak di depan TMII:
-
Di mana terjadi baku tembak antara TNI-Polri dan KKB di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
-
Kapan baku tembak antara TNI-Polri dan KKB terjadi di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Kenapa polisi dipecat karena narkoba? Jadi personel yang kita PTDH itu mayoritas kasus disersi. Ada juga kasus narkoba dua personel yang sudah kita sidangkan, " tuturnya.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Baku tembak terjadi karena miss komunikasi
Baku tembak antara anggota polisi dan TNI AL tersebut diduga akibat kesalahan komunikasi. Saat itu, polisi sedang melakukan penggerebekan narkoba di wilayah Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Intinya memang betul ada insiden anggota Polres Jaktim narkoba yang kakinya ditembak oleh oknum, nah kita melihat sekarang, mempelajari, apakah penembakan ini terjadi karena salah paham ataukah ada motif lain. Sampai saat ini kita masih menduga bahwa ini motifnya adalah salah pengertian," kata Kapolda Tito di sela-sela ground breaking pembangunan gedung parkir Polda Metro Jaya, Rabu (2/3).
Kesimpulan sementara ini, kata Tito, adalah salah pengertian. Tito pun mengungkapkan Polda Metro sudah melakukan kerja sama antara Polres Jaktim dengan Pomal untuk mendalami apakah itu murni seperti itu peristiwanya ataukah ada motif lain.
"Kalau ada keterangan lain itu nanti kita sampaikan. Sejauh ini motifnya kesalahpahaman," tuturnya.
Kapten Eko Wuryanto bukan target operasi narkoba
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Muhammad Agung Budijono memastikan anggota TNI AL Eko Wuryanto tidak terlibat narkoba. Dalam aksi tembak antara Eko dan anak buahnya tersebut, dipastikan karena salah paham.
"Iya enggak ada enggak ada (terlibat narkoba)," kata Agung saat dikonfirmasi, Rabu (2/3).
Dia menjelaskan, aksi tembak terjadi karena ada kesalahpahaman. Apalagi pihak kepolisian tengah melakukan operasi narkoba. Aksi baku tembak itu terjadi di depan gedung Pencak Silat TMII, Selasa (1/3) kemarin malam.
"Nah, karena yang melaksanakan operasi pakaian preman yakni anggota TNI dan yang di dalam mobil yakni anggota kami menggunakan pakaian preman juga, di situ lah terjadi miss komunikasi. Jadi enggak ada kaitan atau nggak terlibat narkoba," paparnya.
Polisi dan Kapten Eko sama-sama berbaju preman dan pegang senpi
Baku tembak terjadi antara 4 anggota polisi dari Resnarkoba Polres Jakarta Timur dengan seorang anggota TNI AL, Kapten Laut Eko Wuryanto. Baku tembak tersebut diduga akibat miss komunikasi di antara mereka.
"Nah, karena yang melaksanakan operasi pakaian preman yakni anggota TNI dan yang di dalam mobil yakni anggota kami menggunakan pakaian preman juga, di situ lah terjadi miss komunikasi. Jadi enggak ada kaitan atau enggak terlibat narkoba," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Muhammad Agung Budijono saat dikonfirmasi, Rabu (2/3).
Kejadian bermula pada saat Kapten Eko mau pulang ke rumah dari kantor Denintel Jalan Kramat Raya Kemayoran Jakarta Pusat dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko kemudian berhenti istirahat di TMII Jaktim. Saat itu, polisi sedang melakukan operasi narkoba.
Kaget pintu mobilnya dibuka, Kapten Eko berpikir begal
Kapten Eko mau pulang ke rumah dari kantor Denintel Jalan Kramat Raya Kemayoran Jakarta Pusat dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko kemudian berhenti istirahat di TMII Jaktim. Saat itu, polisi sedang melakukan operasi narkoba.
"Pukul 21.05 WIB, saya siap-siap pulang dan bayar kopi. Lalu pukul 21.10 WIB saya mau pulang menuju mobil, lalu saya masukin kunci mobil, tiba-tiba saya dikagetkan pintu mobil saya dibuka oleh seseorang dan berteriak tidak sopan," ujar Eko yang menjabat sebagai Dantim teknis Denintel Armabar.
Eko pun turun dari mobil lalu membalas membentak orang yang tidak dikenalnya itu. Namun ternyata bukan hanya satu orang yang dia lihat tetapi beberapa orang dan membawa senjata api.
"Saya lihat temannya banyak dan mereka memegang senpi, maka saya berpikir bahwa mereka adalah begal mobil. Lalu saya lari karena kalah jumlahnya banyak. Saya lari ke arah Tamini Square, dan sambil lari saya mendengar letusan senpi, lalu saya belok kanan dan menyiapkan senpi saya," jelas Eko.